Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mahasiswa Unpad Teliti Suplemen Pencegah Stunting dari Tulang Ikan Bandeng
12 Agustus 2024 9:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Joseph Fide Anggi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Stunting merupakan masalah kesehatan yang terjadi pada anak akibat kekurangan gizi kronis. Stunting ditandai dengan kegagalan tumbuh kembang pada anak. Apabila stunting terjadi pada masa Golden Period (usia 0-5 tahun), maka dapat berdampak pada sel otak anak yang tidak tumbuh dengan sempurna dan menyebabkan tidak optimalnya tumbuh kembang anak.
ADVERTISEMENT
Hasil riset terdahulu menunjukkan balita yang mengalami defisit protein adalah sebanyak 14,4% di perkotaan dan 23,0% di pedesaan. Hal ini menunjukkan asupan pangan yang dikonsumsi sehari-hari oleh balita tidak mencukupi kebutuhan kalsium dan protein yang menunjang tumbuh kembangnya, terutama pada pertumbuhan tinggi badannya.
Biasanya, sisa olahan ikan bandeng (Chanos chanos) dibuang ke lingkungan atau diolah kembali dan dijadikan pakan ternak. Tulang ikan bandeng tersusun atas komponen organik dan anorganik dengan kolagen, kalsium, dan fosfor sebagai komponen utamanya. Tingginya kalsium dan protein pada tulang ikan bandeng membuat tulang ikan bandeng berpotensi sebagai suplemen penanganan stunting.
Dari sisi bentuk sediaan suplemen, kapsul merupakan salah satu sediaan yang praktis dikarenakan lebih mudah ditelan. Apabila terdapat balita yang kesulitan dalam menelan kapsul, serbuk dalam kapsul pun dapat dilarutkan. Kapsul juga tidak berasa, mudah diberikan, dan mudah diisi, baik secara langsung maupun dalam jumlah besar secara komersial.
ADVERTISEMENT
Didasarkan pertimbangan tersebut, tim mahasiswa Universitas Padjadjaran dari Fakultas Farmasi melakukan riset untuk merancang formulasi kapsul suplemen kalsium-protein untuk balita stunting menggunakan sisa produksi tulang ikan bandeng. Kapsul suplemen kalsium-protein ini diberi nama Grow Kiddy. Sisa produksi tulang ikan bandeng dalam penelitian ini didapatkan dari pemasok tulang ikan bandeng di daerah Ujung Berung, Kota Bandung.
Tim riset terdiri atas Sarah Raisya Nurhaliza selaku ketua dan beranggotakan Mazaya Salwa Nadhira, Angel Christella, Aurelina Yunita Hess, dan Joseph Fide Anggi di bawah bimbingan dosen Fakultas Farmasi Prof. Dr. apt. Iyan Sopyan, M.Si. Tim ini berhasil mendapatkan pendanaan dalam Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta (PKM-RE) Kemdikbudristek Tahun 2024.
Rangkaian proses riset dimulai dengan persiapan bahan tulang ikan bandeng dengan mencuci dan merebus. Lalu, dilakukan presto pada sampel segar. Kemudian, dilakukan pengeringan, dihaluskan, dan diayak. Setelah itu, dicampurkan bahan-bahan yang terdapat dalam formulasi ke dalam tepung tulang ikan bandeng lalu digerus.
ADVERTISEMENT
Serbuk tulang ikan bandeng yang telah didapatkan selanjutnya diuji kandungan kalsium dan protein. Hasil pengujian juga akan ditinjau untuk dasar pertimbangan penetapan dosis yang tepat bagi pengguna suplemen.
Adapun pengujian lainnya berupa pengujian waktu hancur, sifat alir, dan keseragaman bobot kapsul. Seluruh pengujian ditujukan agar formulasi yang dirancang telah memenuhi syarat kebeterimaan sesuai pedoman yang ada.
“Kapsul suplemen kalsium-protein ini diharapkan dapat memiliki efektivitas yang baik dari sisi zat penyusunnya, sehingga kedepannya angka prevalensi stunting di Indonesia menurun hingga mencapai batas standar prevalensi yang ditetapkan oleh WHO, yaitu tidak melebihi 20%” ujar Sarah.
Penelitian ini diharapkan dapat menghadirkan suplemen yang dapat membantu mewujudkan usaha dalam mencapai target untuk menurunkan angka prevalensi stunting. Lebih-lebih, suplemen hasil riset ini dapat membantu perbaikan kesehatan balita dalam rangka mengurangi angka stunting.
ADVERTISEMENT