Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Melihat Kesamaan Tokoh Mat Dawuk dari Rumbuk Randu dan Kenshin Himura Samurai X
25 Agustus 2024 17:43 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Juli Prasetya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Novel Dawuk Kisah Kelabu dari Rumbuk Randu merupakan novel karangan Mahfud Ikhwan yang pernah memenangkan Kusala Sastra Khatulistiwa 2017. Mahfud Ikhwan juga pernah mendapatkan penghargaan Anugerah Sutasoma 2021 atas karyanya yang lain, Anwar Tohari Mencari Mati, dan baru-baru ini ia telah melangsungkan pernikahan dengan kekasih hatinya, alhamdulillah, selamat Mas. Novel Dawuk Kisah Kelabu dari Rumbuk Randu sebenarnya bermula dari Mustofa Abdul Wahab seorang wartawan yang mencoleng cerita-cerita dari Warto Kemplung untuk dijadikan sebagai cerita bersambung di koran tempat ia bekerja. Nah cerita-cerita Warto ini sendiri menceritakan tentang sejarah Dawuk, Sumur Jeru, Rumbuk Randu, Dulawi, cerita rakyat, legenda, sejarah kelam Indonesia, dan rentetan kisah yang saling jalin menjalin di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian saya ingin menjajarkan Novel Dawuk ini dengan cerita dari manga Jepang berjudul Samurai X dan telah diadaptasi menjadi film live action dengan judul Rurouni Kenshin, di mana Hitokiri Battousai atau Kenshin Himura ini saya telaah secara seksama ternyata memiliki kesamaan-kesamaan dengan Mat Dawuk, si pemuda buruk rupa dari Rumbuk Randu.
Untuk membuka cerita ini saya ingin mengupas sedikit kisah romansa Kenshin Himura- Tomoe, dan Mat Dawuk-Inayatun sebagai titik mula bagaimana mereka berubah dari seorang lelaki yang sama-sama berjalan sendirian di jalan darah tapi kemudian mereka berhenti untuk membunuh dengan sebuah alasan. Ini dibuktikan dengan adegan ketika Tomoe mati dan Kenshin mendapatkan luka X sempurna di pipi kirinya. Sedangkan Mat Dawuk tetap setia menjaga janjinya untuk berhenti membunuh ketika ia menikah dengan Ina, dan bahkan tidak menuntut balas kepada siapapun ketika Ina mati.
ADVERTISEMENT
Perbedaaan Dawuk dan Kenshin Himura mungkin hanya di tataran wajah saja, yang jika boleh diadu tentu Dawuk kalah telak, namun dalam hal beladiri dan silat boleh jadi Dawuk dapat mengalahkan Kenshin meskipun dengan bersusah payah. Jika Kenshin Himura memiliki ajian Hiten Mitsurugi Ryu (aliran berpedang Kenshin) maka Mat pun memiliki ajian Asma Gunting, atau Lembu Sekilan untuk menaklukan lawannya.
Nah untuk lebih mengenal kesamaan dari dua tokoh kita dari dunia yang berbeda ini, saya melihat bahwa Kenshin Himura tokoh yang dibuat oleh Nobuhiro Watsuki dan Mat Dawuk tokoh yang dikarang oleh Mahfud Ikhwan ini setidaknya memiliki 5 kesamaan.
1. Kesamaan Motif untuk Berhenti Membunuh.
Seperti yang sudah saya jelaskan di atas terkait dengan motivasinya untuk berhenti membunuh, bagaimana mereka berubah dari seorang lelaki yang sama-sama berjalan sendirian di jalan darah lalu kemudian mereka berhenti untuk membunuh setelah bertemu dengan orang yang mereka cintai. Baik Dawuk maupun Kenshin sebenarnya mereka berdua layaknya malaikat maut yang dapat mencabut nyawa musuh-musuhnya, maupun para targetnya dengan begitu mudahnya. Tentu saja dengan senjata andalan mereka masing-masing, Mat dengan ruyungnya dan Kenshin dengan katananya. Dan sekali lagi kesamaan pertama mereka adalah motivasi untuk berhenti membunuh ketika mereka bertemu dengan orang yang mereka cintai
ADVERTISEMENT
2. Sama-sama Dijuluki Pembantai dan Pembunuh Berdarah Dingin.
Terkait dengan julukan yang mereka sandang ini, saya melihat bahwa mereka memiliki kemiripan, yang dijuluki Battousai, sang pembantai. Coba saja tonton Samurai X yang sudah diadaptasi menjadi film live action. Dalam Rurouni Kenshin The Beginning, di situ kita akan melihat Kenshin dengan brutalnya membunuh para musuhnya hanya dengan menggunakan pedang di mulutnya, kita akan mengenal bagaimana sifatnya, karakternya, plotnya, pembangunan karakter awalnya yang begitu dingin, ganas, dan brutal. Begitu juga dengan Dawuk dari seorang remaja berdarah panas berubah menjadi pemuda buruk rupa berdarah dingin, di mana saat ia di Malaysia Mat Dawuk dikenal sebagai pembunuh bayaran berdarah dingin, bahkan ia sanggup membunuh tanpa upah sekalipun. Dan keduanya tentu saja memiliki kesamaan untuk hal ini, sama-sama pembantai dan pembunuh.
ADVERTISEMENT
3. Sama-sama Memiliki Kisah Cinta yang Tragis.
Dawuk ditinggal mati istri tercinta dengan cara begitu mengenaskan, Inayatun sang istri mati dengan pisau dapur tertancap di perutnya yang tengah hamil. Kenshin juga mengalami cerita semacam itu, di mana saat Kenshin ingin menebas musuhnya, tiba-tiba Tomoe datang menghalanginya, dan tanpa sengaja tebasan Kenshin malah mengenai Tomoe, dan agar Kenshin bisa berhenti membunuh maka Tomoe memberikan hadiah perpisahan goresan pelengkap tanda X di pipi kiri Kenshin sebelum kemudian Tomoe meregang nyawa. Kedua sobat ambyar kita ini sama-sama memiliki kisah cinta yang tragis, di mana kekasihnya mati secara mengenaskan di depan mata kepala mereka sendiri.
4. Sama-sama Berubah Setelah Mengenal Cinta.
Tentu ini adalah kesamaan yang begitu manis, romantis, sekaligus tragis, karena diceritakan bahwa si Kenshin ini berhijrah dan bertobat menjadi orang yang lebih baik dan bersumpah untuk tidak akan membunuh lagi, untuk menunaikan niat luhurnya itu Kenshin tidak main-main, ia bahkan sampai membalikkan mata pedangnya di mana sisi tumpul diletakkan di depan pedang sedangkan sisi yang tajam diarahkan ke arah tubuhnya, dan pedang aneh ini kemudian dikenal sebagai pedang Sakabato, pedang dengan mata pedang terbalik yang tak akan melukai dan membunuh musuhnya. Dawuk juga berubah setelah keluar dari penjara karena dituduh membunuh istrinya, kemudian setelah ia ditanya oleh Warto sang pembual apakah ia memiliki dendam? Enteng saja Dawuk menjawab “capek” kemudian Dawuk malah bermuhasabah diri, ia merasa bahwa apa yang menimpa Inayataun jangan-jangan adalah kesalahannya di masa lalu, bagaimana ia membunuh orang-orang brengsek dan yang mungkin saja ada sebagian dari mereka yang ternyata tidak sejahat seperti apa yang ia pikirkan. Mereka sama-sama berubah menjadi orang yang saleh (baca: menjadi orang yang lebih baik) ketika mengenal perempuan, mengenal cinta. Duh manisnya.
ADVERTISEMENT
5. Sama-sama Menjadi Pria Kesepian pada Mulanya.
Ini bisa kita lihat dari masa kecil mereka menuju remaja, Kenshin misalnya yang pada awalnya bernama Shinta ia sedang menguburkan mayat para korban perampok sendirian. Dia didatangi seorang samurai guru berpedang bernama Hiko Seijuro yang nantinya ia akan mengganti nama Shinta menjadi Kenshin, dan kemudian Kenshin diangkat sebagai murid dengan menyandang jurus Hiten Mitsurugi Ryu. Dan Mat Dawuk pun demikian, namun dari jenis yang jauh lebih parah karena Dawuk ditinggal mati ibunya, dibenci bapaknya dan orang-orang sekitarnya menjauhinya, dan kakek satu-satunya yang menyayanginya pergi ke hutan. Ia kemudian hidup seperti kucing liar yang kadangkala tinggal di kuburan, atau di pekarangan belakang sekolah atau ke hutan. Mereka bernasib sama, anak yatim piatu, tidak memiliki teman sama sekali, atau bisa dibilang sebagai seorang pria kesepian dengan inner child yang terluka pada mulanya.
ADVERTISEMENT