Ramai Karyawan Tuntut Gaji ke Perusahaan Fabelio, Ribuan Orang Teken Petisi

Showroom Fabelio dok Fabelio

Belakangan ini dunia maya ramai membahas topik terkait gaji karyawan. Yang terbaru datang dari karyawan perusahaan E-commerce di bidang furniture, PT Tiga Elora atau Fabelio yang belum mendapatkan gaji sejak September 2021 lalu.

Lewat petisi yang dibuat dari laman change.org, perwakilan karyawan Fabelio menuntut haknya sebagai karyawan dipenuhi dengan segera. Pasalnya, perusahaan ini diketahui belum membayar gaji karyawan hingga vendornya.

“Sudah dari bulan September, pihak Fabelio belum juga membayarkan gaji untuk pegawai dan vendor-vendornya,” tulis keterangan petisi itu, dikutip Rabu (15/12).

Karyawan yang menulis petisi berisi tuntutan tersebut mengaku sebagai karyawan yang berada di level 5 yang kisaran gajinya senilai Rp 2,5 juta sampai Rp 7 juta. Namun, terakhir kali ia mendapat gaji yaitu September lalu namun hanya dibayar 75 persen dari jumlah seharusnya.

Selain itu, ia menuntut hak gaji juga melihat dari status karyawan yang beragam. Ada yang sudah menikah dan harus menghidupi keluarga atau masih single namun menyokong ekonomi orang tua. Sehingga gaji tersebut sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan.

Fabelio menerapkan sistem belanja lewat live chat dan menyediakan konsultasi langsung dengan ahli furnitur secara real-time. Foto: Fabelio

“Sampai saat ini, juga belum ada klarifikasi kepada kami, kenapa gaji kami belum dibayarkan. Pihak perusahaan juga tidak pernah mengumumkan, perusahaan ini apakah akan bangkrut atau terus berjalan. Termasuk pengumuman kapan gaji dibayarkan,” tulisnya.

Karyawan Fabelio yang membuat petisi tersebut meminta bantuan masyarakat untuk ikut menekan petisi tersebut. Ia mengaku ragu untuk melakukan audiensi langsung dengan pihak Fabelio karena level karyawan yang masih di level 5.

“Teman-teman bantu saya dan kawan-kawan di Fabelio untuk mendapatkan hak kami ya. Kami butuh banget dukungan kalian,” tutup keterangan petisi itu.

Sebelumnya, karyawan Fabelio juga sempat dipaksa untuk resign oleh pihak atas dengan Ormas. Hingga berita ini ditulis, sebanyak 3.295 telah menandatangani petisi tersebut.