Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
250 Nama Anak Laki-Laki Jawa dan Tradisi Menyambut Bayi
16 April 2024 13:25 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menemukan nama anak laki-laki Jawa yang tepat untuk sang buah hati menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi orang tua. Alasannya, banyak masyarakat yang menggunakan nama yang asal nge-tren tanpa memperhatikan tujuan dari pemberian nama tersebut.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, artikel ini akan mengungkap ratusan rangkaian nama anak laki-laki Jawa yang bisa jadi referensi. Simaklah artikel ini sampai selesai untuk mengetahui daftar namanya.
Daftar Nama Anak Laki-Laki Jawa
Hadiah terbaik yang pertama kali diberikan oleh orang tua pada anak adalah nama yang indah. Salah satu cara membuat nama bayi laki-laki adalah menggunakan berbagai kata bahasa Jawa yang memiliki arti baik.
Menyadur buku Manunggaling Islam Jawa karya Rojikin, dalam perkembangannya nama anak laki-laki jawa saat ini sudah memiliki kecenderungan memadukan kosa kata Jawa dengan bahasa Arab atau diambil dari nama-nama dalam Al Quran.
Banyak dijumpai nama anak laki-laki Jawa yang diawali dengan kata Muhammad, Ahmad, Ali, Abdullah, Abdurahman, yang dipadukan dengan nama-nama Jawa seperti Sudiyono, Hadiyono, Agus, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Fenomena tersebut mencerminkan adanya multikulturalisme antara bahasa Jawa dan bahasa Arab sebagai perkembangan agama Islam di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dihimpun dari buku Rangkaian Nama Bayi Dunia Indah dan Bermakna karya Neyla Ulhaq Salsabila Nadhifah dan berbagai sumber lainnya, berikut daftar rangkaian nama anak laki-laki Jawa yang bisa jadi inspirasi.
ADVERTISEMENT
Tradisi Menyambut Kelahiran Bayi di Jawa
Kelahiran seorang anak merupakan kebahagiaan yang tak terkira bagi pasangan yang memang sangat mengharapkan kehadiran buah hati. Untuk menyambut kelahiran bayi, masyarakat Jawa memiliki beberapa tradisi yang masih dilakukan hingga turun temurun.
Berbagai upacara dan tradisi tersebut dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa berupa momongan.
Tradisi ini dilangsungkan sebagai salah satu bentuk doa agar si jabang bayi dan keluarga diberi kesehatan, keselamatan, kesejahteraan oleh Yang Maha Kuasa.
Menyadur jurnal Tradisi Jawa Dalam Menyambut Kelahiran Bayi di Desa Harapan Jaya Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan oleh Listyani Widyaningrum, berikut beberapa tradisi masyarakat Jawa yang masih dilakukan sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
1. Mengubur Ari-Ari
Ari-ari secara medis merupakan sebuah organ yang berfungsi untuk menyalurkan berbagai nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin di dalam Rahim. Bagi orang Jawa, ari-ari memiliki jasa yang cukup besar sebagai teman bayi saat dalam kandungan.
Meski fungsi utama ari-ari berakhir ketika bayi lahir, organ ini akan tetap dirawat dan dikubur sedemikian rupa agar tak dimakan binatang atau membusuk di tempat sampah.
Upacara mendhem ari-ari ini biasanya dilakukan oleh sang ayah dan dikubur berada di dekat pintu utama rumah. Tempat ari-ari tersebut diberikan penerangan berupa lampu minyak selama 35 hari atau dalam istilah Jawa disebut dengan selapan.
2. Brokohan
Brokohan merupakan salah satu upacara tradisi Jawa untuk menyambut kelahiran bayi yang dilaksanakan sehari setelah bayi lahir. Kata brokohan artinya memohon berkah dan keselamatan aats kelahiran bayi.
ADVERTISEMENT
Acara ini biasanya dilangsungkan dengan tetangga dekat dan sanak saudara yang berdatangan dan turut bahagia atas kelancaran proses persalinan. Selain itu, tak sedikit para tetangga yang membawa berbagai macam oleh-oleh berupa perlengkapan bayi dan makanan untuk keluarga yang melahirkan.
3. Sepasaran
Sepasaran menjadi salah satu upacara adat Jawa yang dilakukan setelah lima hari sejak kelahiran bayi. Dalam acara ini, pihak keluarga mengundang tetangga sekitar beserta keluarga besar untuk mendoakan bayi yang telah dilahirkan.
Biasanya acara ini dilakukan lengkap dengan acara kenduri seperti punya hajat. Adapun inti dari acara sepasaran tersebut ialah upacara selametan sekaligus mengumumkan nama bayi yang telah lahir.
4. Puputan
Puputan dilakukan ketika tali pusar yang menempel pada perut bayi sudah putus. Pelaksanaan upacara ini biasanya berupa kenduri memojon pada Tuhan Yang Maha Esa agar si anak yang telah puput puser selalu diberkahi, diberi keselamatan dan kesehatan.
ADVERTISEMENT
5. Aqiqah
Alkulturasi budaya Jawa-Islam sangat terlihat dalam upacara aqiqahan. Upacara yang dilakukan setelah tujuh hari kelahiran bayi ini biasanya dilaksanakan dengan penyembelihan hewan kurban berupa domba atau kambing.
Apabila melahirkan anak laki-laki, maka pihak keluarga akan menyembelih dua ekor kambing. Jika anak perempuan, keluarga akan menyembelih satu ekor kambing.
6. Selapanan
Selapanan dilakukan 35 hari setelah kelahiran bayi. Upacara ini dilangsungkan dengan rangkaian acara bancakan weton, pemotongan rambut bayi hingga gundul, dan pemotongan kuku yang bertujuan menjaga kesehatan kulit bayi.
Sementara bancakan selapanan dimaksudkan sebagai rasa syukur atas kelahiran bayi, sekaligus sebuah doa agar kedepannya anak tersebut selalu diberi kesehatan, cepat besar, dan berbagai doa kebaikan lainnya.
(IPT)