Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Contoh Otot Lurik, Ciri-Ciri, dan Cara Kerjanya
15 Maret 2022 19:38 WIB
·
waktu baca 8 menitDiperbarui 17 Juli 2023 11:34 WIB
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara kerja otot lurik yang terdapat dalam tubuh? Umumnya, ada berbagai bentuk dan jenis otot di dalam tubuh. Fungsi dari otot pada dasarnya adalah untuk bisa membuat tubuh bergerak dan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Otot adalah jaringan yang terdapat pada tubuh manusia maupun hewan. Jaringan kenyal ini diklasifikasikan menjadi tiga jenis, antara lain otot lurik, otot polos, dan otot jantung.
Pengertian Otot Lurik
Berdasarkan buku berjudul Pengantar Hidup Sehat Siram Jaman yang disusun oleh Gun Gun Gunansah, otot lurik adalah jaringan otot yang menempel pada rangka tubuh dan digerakkan sesuai keinginan, sehingga disebut otot motorik.
Otot-otot ini dapat menggerakkan tulang, karena dapat memendek (berkontraksi) ataupun memanjang (rileks). Otot lurik disebut juga dengan otot rangka. Otot ini timbul karena adanya pergantian bagian gelap (aktin) dan terang apabila dilihat di bawah mikroskop.
Fungsi Otot Lurik
Apa fungsi otot lurik bagi tubuh? Seperti otot lainnya, otot lurik memiliki peran khusus bagi kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
Menurut Buku Cerdas Biologi, Fisika, Kimia SMP Kelas 1, 2, dan 3: Ringkasan Materi, Pembahasan dan Rumus Lengkap karya Siti Nurhayati dan ‎Ikhsan Maulana, pada umumnya fungsi otot lurik adalah untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.
Kontraksi otot rangka berlangsung cepat jika menerima rangsangan, berkontraksi sesuai kehendak, dan di bawah pengaruh saraf sadar.
Mengutip buku Pedoman Cerdas Rangkuman Pengetahuan Alam Lengkap (RPAL) yang ditulis Tim Civitas Academica, berikut adalah lima fungsi jaringan otot lurik:
ADVERTISEMENT
Contoh Otot Lurik
Lalu, apa saja contoh otot lurik? Ada otot lurik yang bekerja secara mutual atau sinergis. Namun, ada juga otot yang bekerja dengan sifat berlawanan atau antagonis.
Berdasarkan buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas VII Sekolah Menengah Pertama karya Djoko Arisworo, dkk., gerakan otot yang bekerja secara sinergis terjadi ketika sekelompok otot berkontraksi atau berelaksasi dalam waktu yang bersamaan.
Contoh otot lurik yang bekerja secara sinergis adalah otot dada bagian atas dan otot dada bagian belakang. Kedua otot ini bekerja sama untuk menggerakkan bahu.
Kerja otot yang berlawanan terjadi ketika satu otot pada tulang berkontraksi, sedangkan otot yang lain berelaksasi. Contoh gerak antagonis adalah gerak siku.
Pada lengan atas terdapat dua otot yang bekerja berlawanan, yaitu bisep dan trisep. Bisep terletak di bagian depan lengan, sedangkan trisep berada di bagian belakang lengan.
ADVERTISEMENT
Saat seseorang mengangkat lengan ke atas, otot bisep mengencang (berkontraksi), sedangkan otot trisep berelaksasi (relaks).
Ciri-ciri Otot Lurik
Otot lurik memiliki tampilan warna yang gelap dan terang bergantian serta berserat atau silindris. Jumlah inti sel otot lurik atau otot rangka sangat banyak dan terletak di perifer. Reaksinya terhadap rangsangan cepat, tetapi resistensinya terhadap tindakan sangat rendah.
Menurut buku yang ditulis Djoko Arisworo, dkk., otot lurik bekerja atas perintah otak dan bukan berasal dari gerak refleks. Artinya, otot ini digerakkan secara sadar.
Ciri dan karakteristik otot lurik selengkapnya antara lain sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Cara Kerja Otot Lurik
Cara kerja otot lurik atau otot rangka dipengaruhi susunan saraf pusat, sehingga sering disebut otot volunter. Ada banyak inti sel otot ini dan terletak di perifer.
Mengapa otot ini disebut otot lurik juga dilihat dari serabut ototnya yang panjang dan keberadaan garis terang (isotropi) serta garis gelap (anisotropi) secara bergantian.
Mengutip buku Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA karya Faidah Rachmawati, dkk., serat otot lurik terdiri dari bundel serat halus yang disebut miofibril. Setiap miofilamen longitudinal terdiri dari sejumlah besar protein.
Terdapat dua macam miofilamen longitudinal, yaitu filamen tebal dan tipis. Filamen tipis terdiri dari monomer aktin globular yang terkait dengan kompleks tropomiosin dan troponin.
ADVERTISEMENT
Filamen tebal terdiri dari ekor molekul miosin yang memanjang. Kepala molekul miosin menonjol ke arah filamen tipis sebagai jembatan silang potensial untuk menghubungkan filamen.
Setiap kepala dan ekor tersebut disatukan oleh engsel. Filamen ini disusun sedemikian rupa sehingga satu filamen tebal dikelilingi oleh enam filamen tipis.
Filamen yang lebih tebal dan padat terhubung satu sama lain dan membentuk pita A yang lebih gelap. Kemudian, filamen yang lebih tipis membentuk pita I yang lebih terang.
Kedua jenis filamen sebagian tumpang tindih, sehingga ada bagian yang lebih padat dan kurang padat dari pita A. Garis Z, tempat filamen tipis bergabung, melintasi miofibril di pusat pita I.
Bagian miofibril yang terletak di antara dua garis Z disebut sarkomer. Ketika otot lurik berkontraksi, pita I menyempit dan zona H dapat menghilang saat garis Z saling mendekat. Derajat penyempitan pita I tergantung pada kekuatan kontraksi.
ADVERTISEMENT
Saat istirahat, tidak ada interaksi antara filamen. Sebab, situs aktif pada filamen aktin yang kepala miosinnya dapat mengikat diblokir oleh tropomiosin.
Ketika serat otot dirangsang (impuls saraf mencapai ujung neuron), asetilkolin dilepaskan oleh ujung neuron lalu menyebabkan ion Ca++ dilepaskan dan bergabung dengan troponin dan mengubah konfigurasinya.
Hal ini menyebabkan serat otot kepala miosin untuk mengikat ke situs aktif dari filamen aktin di tempat tropomiosin memblokir situs aktif.
Masalah Kesehatan yang Terkait Otot Lurik
Ada berbagai gangguan, penyakit, cedera, hingga efek obat-obatan yang dapat menyebabkan masalah pada fungsi otot lurik. Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut beberapa di antaranya:
1. Kram Otot
Kram otot adalah kontraksi jaringan otot yang umumnya terjadi secara tiba-tiba, kuat, dan tidak dapat dikendalikan. Pada saat kram, otot sudah tidak mampu berkontraksi lagi.
ADVERTISEMENT
Kram bisa berlangsung selama beberapa detik, atau dalam kasus yang langka, berlangsung selama beberapa jam dan bisa menimbulkan nyeri yang hebat.
Penyebab kram otot sangat beragam, seperti dehidrasi, kekurangan elektrolit, kekurangan mineral, hingga efek samping obat-obatan tertentu.
2. Sarkopenia
Sarkopenia adalah suatu kondisi ketika seseorang mengalami kehilangan massa dan kekuatan otot akibat dari bertambahnya usia. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang lanjut usia (lansia).
Ada beberapa penyebab sarkopenia, yaitu perubahan sintesis dan degradasi protein pada otot, reduksi sel saraf yang berkaitan dengan proses penuaan, gangguan hormon, hingga kekurangan asupan kalori dan protein untuk menjaga untuk fungsi otot.
Sarkopenia merupakan kondisi yang umum terjadi pada lansia, tetapi tidak boleh disepelekan. Sebab, kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya disabilitas, penurunan kualitas hidup, dan kematian.
ADVERTISEMENT
3. Distrofi Otot
Distrofi otot adalah suatu kelompok penyakit kronis yang merusak serat otot. Kondisi ini dapat menyebabkan otot menjadi lemah, kehilangan massa, dan kehilangan fungsinya.
Distrofi otot disebabkan oleh kelainan genetik atau mutasi pada gen yang berfungsi dalam pembuatan protein yang melindungi serat otot. Kondisi ini terjadi ketika salah satu gen tersebut rusak, sehingga pembuatan otot menjadi terganggu.
Distrofi otot merupakan penyakit langka. Pada kondisi yang parah, pengidap penyakit ini bisa kehilangan kemampuan untuk berjalan, berbicara, atau merawat diri.
4. Tendinitis
Tendinitis adalah peradangan pada tendon, yakni jaringan ikat yang menghubungkan otot ke tulang. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh gerakan otot yang berlebih atau infeksi tertentu.
Tendinitis dapat terjadi di semua bagian tubuh, tetapi paling sering ditemukan di bahu, lutut, pergelangan tangan, dan tumit. Sebagian besar kondisi ini hanya berlangsung selama beberapa hari.
ADVERTISEMENT
Namun, pada kasus yang lebih parah, tendinitis bisa menyebabkan nyeri kronis serta menghambat pergerakan dan fleksibilitas otot.
Tips Menjaga Kesehatan Otot Lurik
Otot lurik berperan penting agar tubuh bisa bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan lancar. Karenanya, menjaga kesehatan otot lurik sangat penting.
Dirangkum dari The Anatomy of Wellness dan Sun Health Communities, berikut adalah beberapa tips menjaga kesehatan otot lurik yang bisa dilakukan.
1. Lakukan Latihan untuk Meningkatkan Kekuatan Otot
Latihan kekuatan merupakan kunci utama dalam menjaga dan memperkuat otot lurik. Beberapa latihan yang bisa dilakukan, yaitu push-up, pull-up, dan squat.
Selain itu, Anda juga bisa menggunakan peralatan tambahan seperti dumbbell atau barbel untuk melatih kekuatan otot.
Latihan kekuatan sangat bermanfaat dalam membantu membangun massa otot, meningkatkan kekuatan, dan memperbaiki kepadatan tulang.
ADVERTISEMENT
2. Menjaga Pola Makan Sehat dan Seimbang
Nutrisi yang tepat penting untuk mempertahankan kesehatan otot lurik. Karenanya, Anda harus menjaga pola makan sehat dengan gizi seimbang.
Pastikan Anda mendapatkan asupan protein yang cukup, karena protein berperan dalam membangun dan memperbaiki otot. Sumber protein yang baik termasuk daging tanpa lemak, ikan, telur, produk susu rendah lemak, dan kacang-kacangan.
Selain itu, pastikan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks, serat, dan lemak sehat untuk menyediakan energi yang diperlukan untuk latihan dan pemulihan otot.
3. Lakukan Peregangan Sebelum dan Setelah Berolahraga
Peregangan sebelum dan setelah berolahraga sangat penting untuk mempersiapkan otot Anda dan mencegah cedera. Pastikan untuk melibatkan seluruh tubuh Anda dalam peregangan, termasuk otot-otot kaki, lengan, punggung, dan leher.
Sebelum berolahraga, peregangan dapat membantu meningkatkan fleksibilitas otot dan mengurangi risiko kram atau cedera. Sementara setelah berolahraga, peregangan berfungsi untuk mengurangi kekakuan otot dan mempercepat pemulihan.
ADVERTISEMENT
4. Menjaga Hidrasi Tubuh
Dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh bisa meningkatkan risiko kram dan ketegangan otot. Karenanya, selalu jaga hidrasi tubuh dengan minum air putih yang cukup (minimal delapan gelas sehari), terutama ketika cuaca sedang panas.
5. Istirahat yang Cukup
Setelah melakukan latihan atau aktivitas fisik yang intens, berikan waktu bagi otot untuk beristirahat dan memulihkan diri. Selain itu, pastikan untuk tidur yang cukup setiap malam untuk membantu mempercepat pemulihan otot dan memperkuat sistem imun.
(AMP & SFR)