Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Doa Menerima Zakat Fitrah yang Dianjurkan beserta Artinya
13 April 2024 18:42 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Doa menerima zakat fitrah penting untuk diketahui oleh umat Islam, karena doa ini merupakan bagian dari penunaian rukun Islam yang keempat. Bacaan doa ini dilakukan oleh golongan orang yang menerima zakat fitrah pada saat menerima zakat di momen Idulfitri.
ADVERTISEMENT
Menurut Jannati (Konsep Doa dalam Perspektif Islam: 40), doa merupakan suatu bentuk komunikasi hamba dengan Allah Swt, dimana manusia memohon, meminta, dan mengungkapkan atas semua keinginan dan harapannya.
Begitu pun dengan doa dalam menerima zakat fitrah, di dalamnya terdapat kalimat permohonan pada Allah Swt atas kebaikan pemberi. Doa ini juga menjadi sarana wujud syukur atas pemberian Allah melalui hamba-Nya.
Doa Menerima Zakat Fitrah
Sejatinya setiap rezeki yang diterima oleh manusia merupakan pemberian Allah Swt. Maka, sudah sepatutnya umat mengingat Allah atas rezeki yang diterima, yaitu dengan cara berdoa.
Simak teks bacaan doa menerima zakat fitrah selengkapnya, berikut ini:
1. Keharusan Berdoa saat Menerima Zakat
Dikutip dari laman nu.or.id, zakat fitrah dijuluki sebagai kebaikan dan pemberi zakat fitrah merupakan orang yang baik. Maka, orang-orang yang menerima zakat fitrah disebut dengan orang yang menerima kebaikan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan adab yang Rasulullah saw ajarkan, sudah sepatutnya seseorang yang menerima kebaikan untuk membalas kebaikan tersebut dengan kebaikan serupa, serta sekurang-kurangnya dengan mendoakan. Berikut merupakan dalilnya:
وينبغي للآخذ أن يدعو للمعطي لقوله صلى الله عليه وسلم من أسدى إليكم معروفا فكافئوه فإن لم تقدروا على مكافأته فادعوا له أي من أحسن إليكم أي إحسان فكافئوه بمثله فإن لم تجدوا فبالغوا في الدعاء له جهدكم حتى تحصل المثلية
Artinya: “Seyogianya orang yang menerima zakat mendoakan mereka yang menyerahkan zakatnya, sebagaimana hadis Rasulullah saw., ‘Siapa saja yang memberikan kebaikan kepadamu, maka balaslah kebaikannya. Jika kalian tidak sanggup membalasnya, doakanlah dia.’
Dengan kata lain, siapa saja yang berbuat kebaikan kepadamu, maka balaslah ia dengan kebaikan serupa. Jika kalian tidak sanggup, maka doakanlah ia dengan sungguh-sungguh hingga terwujud pembalasan kebaikan yang setara.” (Syekh M. Nawawi Al-Bantani)
ADVERTISEMENT
2. Teks Bacaan Doa saat Menerima Zakat Fitrah
Setiap golongan yang mendapatkan zakat fitrah sebagaimana haknya dianjurkan untuk membaca doa menerima zakat dengan lafal yang sama. Berikut adalah teks bacaan doa menerima zakat fitrah, dalam bahasa Arab, beserta teks latin dan artinya:
طَهَّرَ اللهُ قَلْبَكَ فِي قُلُوْبِ الأَبْرَارِ وَزَكَّى عَمَلَكَ فِي عَمَلِ الأَخْيَارِ وَصَلَّى عَلَى رُوْحِكَ فِي أَرْوَاحِ الشُّهَدَاءِ
(Thahharallahu qalbaka fi qulubil abrar, wa zakka amalaka fi amalil akhyar, wa shalla ‘ala ruhika fi arwahis-syuhada)
Artinya: “Semoga Allah menyucikan hatimu pada hati para hamba-Nya yang abrar. Semoga Allah bersihkan amalmu pada amal para hamba-Nya yang akhyar. Semoga Allah bersalawat untuk rohmu pada roh hamba-Nya yang syahid.” (nu.or.id)
Golongan yang Menerima Zakat Fitrah
Secara umum, penerima zakat fitrah terdiri dari delapan golongan, sebagaimana yang dijelaskan dalam Firdianingsih et.al., dalam jurnal yang berjudul “Delapan Golongan Penerima Zakat Analisis Teks dan Konteks” (hal. 322 – 329), berikut ini:
ADVERTISEMENT
1. Fakir dan Miskin
Dalam hal zakat, fakir diartikan sebagai orang-orang yang tidak memiliki barang berharga atau tidak memiliki kekayaan dan usaha apapun, sehingga memerlukan pertolongan untuk memenuhi kebutuhan pribadi serta keluarganya.
Sedangkan, golongan miskin adalah orang-orang yang memiliki barang berharga atau pekerjaan tertentu yang dapat mencukupi sebagian dari kebutuhannya (Firdaningsih et.al, Delapan Golongan Penerima Zakat Analisis Teks dan Konteks: 322).
Kedua golongan tersebut merupakan golongan yang disebutkan pertama secara berturut-turut dalam Al-Qur'an. Hal tersebut menunjukkan bahwa sasaran utama zakat yaitu menghapuskan kemiskinan dan kemelaratan dalam masyarakat.
Meskipun disebutkan dalam dua sebutan yang berbeda, terdapat beberapa pendapat yang menyatakan bahwa keduanya merupakan satu golongan. Namun, jumhur ulama berpendapat bahwa keduanya termasuk dua golongan yang semacam.
ADVERTISEMENT
Keduanya sama dalam hal kekurangan dan membutuhkan. Adapun penggambaran kekurangan pada dua golongan tersebut berdasarkan Al-Quran dan pendapat jumhur, yaitu bahwasannya golongan fakir lebih buruk kondisinya dibanding miskin.
2. Amil Zakat
Amil zakat merupakan golongan penerima zakat ke tiga setelah fakir dan miskin. Golongan ini merupakan orang-orang yang melaksanakan segala urusan zakat, dari pengumpul zakat hingga pada pembagian zakat pada penerima zakat (mustahik).
Selain itu, amil zakat juga melakukan perhitungan dan pembendaharaan keluar masuknya zakat, serta menjadi penjaga zakat, sehingga Allah menjanjikan upah dari harta zakat yang diamanahi kepada mereka, yang diambil dari harta zakat.
Para amil ditugaskan oleh pemerintah atau lembaga. Pemberian zakat kepada amil tidak dipandang kekayaannya, karena pemberian kepada orang kaya haram hukumnya. Sehingga, pemberian ini semata-mata merupakan upah atas kerja yang dilakukan.
ADVERTISEMENT
3. Mualaf
Golongan ke empat sebagai penerima zakat adalah mualaf, yaitu yang dilunakkan hatinya. Adapun deskripsi dari mualaf, ulama membaginya pada dua golongan lagi, yaitu mualaf yang masih kafir dan mualaf yang telah masuk Islam.
Fukaha menyebutkan bahwa definisi mualaf yang masih kafir yaitu, orang-orang yang diharapkan akan beriman dengan diberikan pertolongan dan ada pula kafir yang diberikan kepadanya hak mualaf untuk menolak kejahatan.
Sedangkan, mualaf yang telah masuk Islam meliputi empat kelompok di dalamnya, yaitu yang masih lemah imannya, para pemuka yang memiliki kerabat, orang Islam yang kediamannya di perbatasan, dan orang yang diperlukan untuk menarik zakat.
4. Riqab
Golongan riqab adalah orang-orang yang masih dalam perbudakan selayaknya zaman hidupnya nabi. Umumnya, definisi budak yaitu golongan yang terikat pada tuan yang membelinya, mempekerjakannya, serta memiliki hak atas kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan saat ini, definisi riqab sebagai golongan budak dikatakan sudah tidak relevan lagi, karena sudah adanya hukum positif nasional dan internasional yang menghapuskan tradisi perbudakan dan penyamarataan hak manusia.
Oleh karena itu, riqab yang dimaksud kali ini, yaitu orang-orang yang menderita secara budaya maupun politik. Beberapa contohnya ialah umat Islam yang mengalami penindasan, serta orang yang hukuman penjaranya diberatkan dan tidak sesuai.
5. Gharim
Golongan gharim atau Gharimin merupakan orang-orang yang berhak menerima zakat karena memiliki utang yang tidak mampu dibayarnya. Dalam pembahasan zakat fitrah, utang yang dimiliki gharim mempengaruhi kebutuhan pokok orang tersebut.
Terdapat beberapa syarat agar gharimin dapat menerima zakat, di antaranya berkaitan dengan tujuan seorang gharim berutang, di mana gharimin tidak melakukan pinjaman untuk tujuan maksiat atau keburukan, dan syarat-syarat lainnya.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, pemberian zakat pada golongan gharim bertujuan untuk membantu golongan tersebut dalam memenuhi kebutuhannya (kebutuhan pangan dalam zakat fitrah), keluar dari kemiskinan, meningkatkan kemampuan usaha, dan lain sebagainya.
6. Fisabilillah
Penerima zakat yang ke tujuh adalah golongan fisabilillah, yaitu orang-orang yang berada di jalan Allah. Ulama berbeda pendapat tentang fisabilillah. Menurut empat mazhab, sabilillah diartikan sebagai golongan yang sukarela berperang untuk membela Islam.
Sedangkan menurut para imam, seperti imam An-Nawawi dan Ibnu Atsir, sabilillah adalah golongan yang berada di jalan Allah secara menyeluruh, dari yang berperang, bekerja di sekolah atau rumah sakit, pengurus masjid, dan semua bentuk kemaslahatan.
Bila yang diberikan adalah zakat fitrah, maka pemberian itu dapat membantu golongan ini dalam memenuhi kebutuhan pangannya. Namun, bila zakat harta, maka pemberian itu dapat dimanfaatkan pada banyak hal, semisal pembangunan sekolah.
ADVERTISEMENT
7. Ibnu Sabil
Ibnu sabil menjadi golongan terakhir yang termasuk pada golongan orang yang berhak menerima zakat. Golongan ini dikiaskan oleh jumhur ulama sebagai musafir, yaitu orang yang bepergian dari satu daerah ke daerah lainnya.
Menurut imam Syafi’i, seseorang dikatakan sebagai ibnu sabil karena orang tersebut kehabisan bekal dalam perjalanannya atau bahkan orang itu tidak memiliki bekal dalam perjalanan. Golongan tersebut berhak menerima zakat, karena tidak bertujuan untuk maksiat.
Selain orang yang melakukan perjalanan, anak-anak yang terlantar di jalanan, serta orang yang tidak memiliki rumah dan menjadi gelandangan juga dikategorikan ke dalam golongan ibnu sabil, sehingga perlu diberikan haknya dari zakat.
Demikian ulasan mengenai doa menerima zakat fitrah beserta golongan penerima zakat tersebut yang dapat pembaca simak. Dalam berdoa, harus disertai dengan pemahaman makna dan ketulusan hati, agar doa tersebut diijabah oleh Allah Swt.(NF)
ADVERTISEMENT