Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Jadwal & Rangkaian Acara Hari Raya Galungan September 2024 Selengkapnya
27 September 2024 21:49 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jadwal & rangkaian acara Hari Raya Galungan September 2024 telah diatur oleh Pemerintah Provinsi Bali sejak jauh hari. Kali ini, 25 September resmi menjadi tanggal Galungan, berdasar pada Surat Edaran (SE) Gubernur Bali No. 7 Tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Secara umum, Hari Raya Galungan sendiri merupakan hari raya keagamaan umat Hindu yang dirayakan setiap 6 bulan sekali dalam kalender Bali, yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan, atau 2 kali dalam setahun kalender Masehi (djkn.kemenkeu.go.id).
Di tahun 2024, perayaan yang disebut mewakili kemenangan dharma (kebajikan) atas adharma (kejahatan) ini diperingati pada tanggal 28 Februari dan 25 September, meliputi berbagai jenis rangkaian acara, sebagaimana tertera pada ulasan di bawah ini.
Jadwal & Rangkaian Acara Hari Raya Galungan September 2024
Galungan terdiri dari rangkaian kegiatan yang biasanya dilaksanakan selama beberapa hari dalam waktu berdekatan. Pada kesempatan ini, simaklah jadwal & rangkaian acara Hari Raya Galungan September 2024 , sebagai berikut (p2k.stekom.ac.id):
1. Rangkaian Sebelum Memasuki Hari Raya Galungan
Sebagai umat yang penuh dengan jiwa penghargaan atas segala tradisi dan momen penting keagamaan, umat Hindu akan menyiapkan penyambutan Hari Raya Galungan sejak jauh-jauh hari, bahkan bulan, sebagaimana pada rangkaian, berikut:
ADVERTISEMENT
Peringatan ini jatuh pada 25 hari sebelum Galungan, tepatnya di hari Saniscara (Sabtu) Kliwon wuku Wariga. Memuja Sang Hyang Sangkara yang merupakan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam tugas beliau sebagai pencipta dan pelindung tumbuhan.
Sugihan Jawa adalah hari penyucian segala sesuatu yang berada di luar diri manusia (Bhuana Agung). Pada hari ini umat melaksanakan upacara yang disebut Mererebu atau Mererebon, dengan tujuan menetralisir segala sesuatu yang negatif.
Dilaksanakan setiap hari Jumat Kliwon wuku Sungsang, Sugihan Bali berarti pembersihan/ penyucian diri (Bhuana Alit), dengan cara mandi, pembersihan fisik dan memohon Tirta Gocara kepada Sulinggih sebagai simbolis penyucian jiwa raga.
ADVERTISEMENT
Hari Penyekeban memiliki makna filosofis, yaitu “nyekeb indriya” yang berarti mengekang diri agar tidak melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh agama. Hari Penyekeban ini dirayakan pada setiap Minggu Pahing wuku Dungulan.
Hari yang memiliki filosofis ‘memantapkan diri untuk merayakan Hari Raya Galungan' ini diperingati setiap Senin Pon wuku Dungulan. Dilakukan dengan berbagai cara, seperti tapa, persiapan sarana pemujaan, hingga persiapan Galungan.
2. Hari Penampahan Galungan: 24 September 2024
Penampahan atau Penampan mempunyai arti Nampa yang berarti 'Menyambut.' Kegiatan ini dilaksanakan sehari sebelum Galungan, tepatnya pada hari Selasa Wage wuku Dungulan, untuk menyambut Hari Raya Suci umat Hindu Bali, yakni Galungan.
Pada Galungan ke dua di tahun Masehi 2024, Penampahan Galungan diadakan di tanggal 24 September. Pada momen ini, umat Hindu Bali akan disibukkan dengan pembuatan penjor, berupa batang bambu melengkung yang diisi hiasan sedemikian rupa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, umat juga akan menyembelih babi sebagai pelengkap upacara sekaligus simbolis membunuh semua hawa nafsu binatang dalam diri manusia, serta menyediakan suguhan atas dasar kepercayaan bahwa para leluhur akan datang di hari suci.
3. Hari Raya Suci Galungan: 25 September 2024
Hari Raya Suci Galungan diperingati setiap 6 bulan sekali kalender Bali, atau dalam jangka 210 hari sekali. Hari raya tersebut kini diperingati pada tanggal 25 September, dengan serangkaian kegiatan ibadat, seperti sembahyang dan Mamunjung ka Setra.
Kegiatan Galungan dimulai sejak pagi hari, di mana umat akan bersembahyang di rumah masing-masing, sebelum sembahyang di pura sekitar lingkungan. Setelahnya, ada juga tradisi ‘Mudik,’ untuk melakukan sembahyang di daerah kelahiran masing-masing.
Setelah sembahyang, umat Hindu yang memiliki anggota keluarga ‘mekingsan di Pertiwi’ (meninggal atau dikubur di Indonesia) wajib membawakan banten, berupa punjung atau suguhan disertai tigasan/kain saperadeg dan air kumkuman; Mamunjung ka Setra.
4. Hari Umanis Galungan: 26 September 2024
ADVERTISEMENT
Hari Raya Suci Umanis Galungan jatuh pada hari Kamis Umanis wuku Dungulan, atau lazimnya sehari setelah Hari Raya Galungan. Maka dari itu, pada momen rangkaian Galungan ini pun, hari Umanis diperingati pada tanggal 26 September 2024.
Dalam rangkaian ini, umat akan melaksanakan persembahyangan dan dilanjutkan dengan Dharma Santi, yakni tradisi nyepi sebagai ajang untuk saling memaafkan. Karenanya, hari ini juga diisi dengan tradisi saling mengunjungi sanak saudara/tempat rekreasi.
Tak hanya itu, anak-anak akan melakukan tradisi ngelawang di hari ini, yaitu tradisi menarikan barong disertai gamelan dari pintu rumah penduduk satu ke yang lainnya, lalu penduduk keluar sambil membawa canang dan sesari/uang; mengusir aura negatif.
5. Hari Pemaridan Guru: 28 September 2024
Hari Pemaridan Guru dilaksanakan pada Sabtu Pon wuku Galungan, karenanya terdapat jeda sehari dari rangkaian hari Umanis. Kali ini, rangkaian Pemaridan yang berasal dari kata Marid/ngelungsur atau memohon ini diadakan pada tanggal 28 September 2024.
ADVERTISEMENT
Permohonan itu ditujukan pada Sang Guru, yakni tiada lain adalah Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Maka dari itu, Hari Pemaridan Guru dapat diartikan sebagai hari untuk ngelungsur waranugraha dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Dalam bahasa Indonesia berarti, memohon akan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Umat Hindu meresapi momen ini sebagai jalan untuk mendekatkan diri dan meminta pada Yang Kuasa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Siwa Guru.
6. Hari Raya Ulihan: 29 September 2024
Dirayakan pada Minggu Wage wuku Kuningan, Hari Raya Ulihan dipercaya umat Hindu sebagai hari kembalinya dewata dan dewati atau para leluhur ke kahyangan, dengan meninggalkan berkat dan anugerah panjang umur serta kesejahteraan lainnya.
Pada tanggal 29 September 2024 mendatang, umat Hindu di Indonesia akan merayakan hari Ulihan sebagai bentuk meneruskan kembali tugas, kewajiban yang diwariskan oleh leluhur, serta mengadakan upacara bebantenan untuk memperingatinya.
ADVERTISEMENT
Bebantenan berupa rempah, panganan, lauk pauk, beras, dan sebagainya disajikan sebagai simbolis oleh-oleh bagi para leluhur. Hal ini dilakukan guna mengenang jasa serta berbalas budi atas perjuangan baik dan berkat yang diberikan pada umat semua.
7. Hari Pemacekan Agung: 30 September 2024
Hari Raya Pemacekan Agung diperingati pada Senin Kliwon wuku Kuningan. Adapun kata Pemacekan di sini berasal dari kata pacek yang berarti tekek dalam bahasa Bali, yakni bermakna tegar, sehingga rangkaian ini menjadi simbol keteguhan iman.
Pada jadwal & rangkaian acara Hari Raya Galungan September 2024, hari Pemacekan bertepatan dengan 30 September; memiliki tujuan memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi dan mengajak Sang Bhuta Galungan serta pengikutnya kembali ke asalnya.
Dalam praktiknya, hari Pemacekan Agung diperingati dengan upacara yang dilakukan pada sore hari di pekarangan atau lebuh. Upacara ini dilakukan oleh umat Hindu Bali dengan menyembelih ayam salulung sebagai suguhan ke hadapan Sang Kala Galungan.
8. Hari Penampahan Kuningan: 4 Oktober 2024
ADVERTISEMENT
Sama dengan Penampahan Galungan yang berarti penyambutan, maka Hari Penampahan Kuningan juga bermakna bahwa hari tersebut merupakan waktunya umat Hindu untuk menyambut Hari Raya Kuningan sebagai akhir dari rangkaian Galungan.
Rangkaian ini dilaksanakan pada Sukra Wage wuku Kuningan, yakni bertepatan dengan tanggal 4 Oktober 2024, dengan tradisi penyembelihan hewan ternak dan pemotongan atau pengolahan daging menjadi makanan sebagai kegiatannya.
Adapun tujuan yang terkandung pada hari Penampahan Kuningan ini, di antaranya adalah untuk membuat umat Hindu lebih mawas diri dan introspeksi. Juga bermakna, memotong atau memangkas sifat-sifat buruk dan egois yang ada pada diri manusia.
9. Hari Raya Suci Kuningan: 5 Oktober 2024
Hari Raya Suci Kuningan dilaksanakan dengan jarak sepuluh hari setelah Galungan, tepatnya pada hari Saniscara (Sabtu), Kliwon, wuku Kuningan. Jika disambungkan dengan momen kali ini, maka, Hari Raya Kuningan bertepatan dengan tanggal 5 Oktober.
ADVERTISEMENT
Beberapa cara memperingatinya, yaitu dengan memasang tamiang (simbol senjata Dewa Wisnu karena menyerupai Cakra), kolem (simbol senjata Dewa Mahadewa), dan endong (simbol kantong perbekalan yang dipakai saat berperang melawan adharma).
Selain itu, tentunya juga umat Hindu akan melakukan bebantenan dan sembahyang. Uniknya, nasi pada banten tumpeng yang asalnya putih diganti kuning, serta sembahyang dilaksanakan hanya sampai jam 12 siang; waktu para Dewata kembali ke kahyangan.
10. Hari Pegat Wakan: 1 Bulan Setelah Galungan
Hari Pegat Wakan menjadi runtutan terakhir dari perayaan Galungan dan Kuningan. Rangkaian ini dilaksanakan pada hari Rabu Kliwon wuku Pahang, tepatnya berjarak sebulan setelah pelaksanaan Hari Raya Galungan (1 bulan dari 25 September 2024).
Pada praktiknya, Hari Pegat Wakan diperingati dengan cara melakukan persembahyangan dan mencabut penjor yang telah dibuat di hari Penampahan. Penjor tersebut kemudian dibakar dan abunya ditanam di pekarangan rumah (dpdhpibali.org).
ADVERTISEMENT
Demikian ulasan mengenai jadwal & rangkaian acara Hari Raya Galungan September 2024 selengkapnya yang dapat pembaca simak. Untuk mengetahui info lain terkait hari raya umat Hindu Bali ini, simaklah berbagai kajian dari platform terpercaya.