Konten dari Pengguna

Kisah Keteladanan Nabi Yahya dan Mukjizatnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
30 April 2024 23:05 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kisah keteladanan Nabi Yahya, Foto: Unsplash/MATAQ Darul Ulum
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kisah keteladanan Nabi Yahya, Foto: Unsplash/MATAQ Darul Ulum
ADVERTISEMENT
Kisah keteladanan Nabi Yahya a.s. menjadi contoh berharga bagi umat Islam masa kini. Sifatnya yang bijaksana dan pola pikir beliau yang begitu cerdas tak jarang membuat umat mendamba untuk dapat menjadi sosok sepertinya.
ADVERTISEMENT
Nabi Yahya a.s. merupakan nabi dan rasul ke-23 dalam agama Islam. Kisahnya tercantum dalam kitab Al-Quran, dari masa sebelum kelahiran, hingga kisah keutamaannya (Yuningsih, Pesan Moral dari Kisah Nabi Yahya a.s. dalam Al-Quran: 32).
Selayaknya seorang nabi, yaitu utusan Allah, Nabi Yahya a.s. memiliki beberapa sifat terpuji, yang menjadi teladan bagi umatnya, hingga umat di akhir zaman. Meskipun tak bisa sesempurna nabi, umat Islam memang sudah sepatutnya berusaha meneladani.

Kisah Keteladanan Nabi Yahya a.s.

Simak kisah keteladanan Nabi Yahya a.s., lengkap beserta mukjizatnya, berdasarkan pada beberapa sumber, dengan sumber utama yaitu video bertema “Kisah Nabi Yahya” dalam akun Youtube: KABI – Kisah Teladan Nabi, berikut:

1. Kisah di Balik Kelahiran Nabi Yahya a.s.

Nabi Yahya a.s. merupakan keturunan Nabi Zakaria bersama istrinya. Kisah pengharapan atas kelahiran beliau begitu terkenal di kalangan umat, karena ceritanya tercantum dalam Al-Quran, dimulai dari keresahan dan perjuangan Nabi Zakaria a.s.
ADVERTISEMENT
Nabi Zakaria adalah nabi yang diutus bagi kaum bani Israil. Beliau hidup dan memimpin di masa-masa sulit, yaitu masa di mana kebaikan dan kejahatan terus beriringan. Banyak golongan munafik di masanya, yang mengaku takut akan Tuhan tapi terus bermaksiat.
Hal tersebut membuat ia resah, karena di masa tuanya, Nabi Zakaria belum juga dikaruniai keturunan. Ia sibuk memikirkan tentang masa depan kaumnya jika ia wafat nanti, memikirkan tentang siapa yang akan mengingatkan kaumnya dalam kebaikan.
Suatu ketika, ia berteguh hati untuk memohon pada Allah setelah melihat karunia-Nya pada Maryam. Ia berdoa, “Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau maha mendengar doa.” (QS. Ali-Imran: 38).
Hingga tak lama setelahnya, Allah Swt. menjawab doa Nabi Zakaria melalui perantara malaikatnya, “Hei, Zakaria! Sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu, kamu akan memperoleh seorang anak yang bernama Yahya. Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” (QS. Maryam: 7 dalam quran.nu.or.id).
ADVERTISEMENT
Meski nabi sempat terperangah, karena keadaan ia dan istrinya sudah sangat tua. Namun, ia tak kuasa untuk bersujud syukur atas karunia tersebut.

2. Kebiasaan Belajar Nabi Yahya a.s.

Nabi Zakaria a.s. dan istrinya merupakan hamba Allah yang sangat taat dan mulia. Sehingga Allah memberikan mereka keturunan yang begitu terpelihara perilaku dan kebiasaannya, sejak anaknya itu baru saja lahir ke dunia.
Nabi Yahya a.s. terlahir dengan nama istimewa yang langsung diberikan oleh Allah Swt. Selain itu, Nabi Yahya juga terlahir dengan banyak keistimewaan lainnya. Di masa kecil, Nabi Yahya dikenal sebagai anak yang rajin belajar.
Tak sampai di sana, Nabi Yahya pun memiliki lisan dan perbuatan yang baik, pemikiran yang cerdas, serta rajin beribadah. Sehingga tak heran, disaat anak-anak sebayanya senang bermain, Nabi Yahya justru lebih memilih belajar ilmu agama.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa kisah, Nabi Yahya kecil seringkali mendapatkan ajakan bermain dari teman-teman sebayanya. Namun, ia selalu menjawab dengan tenang kendati tegas bahwa ia tidak ingin bermain, nabi berkata "aku tidak diciptakan untuk bermain."
Photo illustration by Wynand van Poortvliet on Unsplash

3. Belas Kasih Nabi Yahya a.s.

Selain gemar belajar, Nabi Yahya a.s. juga dikaruniai sifat belas kasih terhadap alam dan sekitarnya. Salah satu sikap belas kasihnya adalah kebiasaan beliau dalam merelakan makanan miliknya untuk burung-burung liar dan hewan lain yang ia temui.
Hal itu disebabkan keteguhan hati Nabi Yahya a.s., di mana bagi nabi, memberi makan batinnya dengan zikir lebih nikmat daripada memberi makan tubuhnya sendiri. Sifatnya itulah yang menjadikan banyak hewan menyayangi Nabi Yahya a.s.
Kisah keteladanan Nabi Yahya lainnya, yaitu ketika nabi melihat teman-temannya bersikap usil pada seekor unta, karena dengan sengaja mereka melempar batu-batuan ke arah unta tersebut. Nabi Yahya kecil pun menghampiri dan menegur teman-temannya:
ADVERTISEMENT
“Wahai kawanku, unta ini adalah makhluk ciptaan Allah. Janganlah sekali-kali kita menyakiti binatang, apalagi unta yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita.” Begitulah kiranya arti ucapan Nabi Yahya a.s. berdasarkan beberapa sumber.

4. Keutamaan dan Mukjizat Nabi Yahya a.s.

Mampu Menghafal Kitab Taurat Sejak Kecil
Di usianya yang masih belia, Allah Swt. menurunkan perintah secara langsung pada Nabi Yahya a.s. untuk mempelajari kitab taurat dengan sungguh-sungguh (QS. Maryam: 12-13). Nabi Yahya pun menjalankannya tanpa ada keraguan dan dengan niat yang tulus.
Hingga dalam waktu singkat, nabi menguasai ilmu syariat secara menyeluruh dan sempurna. Dengan kemampuan tersebut, nabi menjadi sosok yang dapat menyelesaikan segala persoalan yang terjadi di antara manusia, dalam artian kaumnya.
Memiliki Ilmu yang Luas
Sebagaimana yang telah dikisahkan, Nabi Yahya terlahir dengan banyak karunia, di antaranya adalah kecerdasan dan sikap rajin belajar. Karunia tersebut merupakan sebuah mukjizat dari Allah, karena dengannya, ia menjadi sosok yang paling luas ilmunya.
ADVERTISEMENT
Terlindung dari Dosa
Allah Swt. dalam firman-Nya, QS. Maryam ayat 13 – 14, menyebutkan bahwa Ia memberi rasa kasih sayang pada sesama, pada hati Nabi Yahya a.s., membersihkannya dari dosa, menjadikannya orang yang bertakwa dan berbakti pada orang tua.
Beberapa riwayat juga menyebutkan bahwa Nabi Yahya dikaruniai sifat suci, yang artinya beliau terbebas dari nafsu yang mampu menjerumuskannya pada dosa. Hal itu semata-mata karena Allah memberikan mukjizat perlindungannya pada Nabi Yahya a.s.
Disegani Hewan Buas
Semakin bertambah usia, ilmu dan kasih sayang yang dimiliki Nabi Yahya semakin bertambah dan meningkat. Dengannya, ia menjadi orang yang sangat dihormati, baik oleh sesama manusia maupun sesama makhluk hidup lain, seperti hewan.
Suatu kali, Nabi Yahya pernah datang ke gua untuk beribadah dan berzikir. Karena nabi terlalu khusyuk dalam menjalankan ibadah tersebut, Nabi Yahya menjadi tidak memperhatikan sekeliling gua, yang ternyata dihuni oleh binatang buas.
ADVERTISEMENT
Seekor serigala hendak menghampirinya dengan mengeluarkan geraman pelan. Namun, begitu Nabi Yahya berzikir, serigala itu terdiam. Semua hewan itu pun tahu, bahwa manusia di hadapannya adalah utusan Allah yang sangat menyayangi binatang.
Pada akhirnya, hewan buas yang berada di sekitar Nabi Yahya itu memilih untuk menundukkan kepala dan keluar dari gua tersebut dengan tenang. Diceritakan bahwa hewan-hewan itu tidak ingin mengganggu ibadah sang nabi.
Photo illustration by Rade Šaptović on Unsplash

5. Wahyu Allah pada Nabi Yahya a.s.

Satu waktu, Nabi Yahya a.s. mendapat wahyu dari Allah yang harus disampaikan kepada kaumnya, namun, nabi belum juga menyampaikannya. Nabi pun mendapat teguran dari Nabi Isa a.s. yang datang ke kediamannya, untuk menyampaikan wahyu tersebut.
Setelah mendapatkan teguran itu, Nabi Yahya mengumpulkan kaumnya di Baitul Maqdis. Saat itu, semua orang saling bertanya tentang hal apa yang kiranya akan disampaikan oleh sang nabi, sehingga suasana menjadi begitu riuh.
ADVERTISEMENT
Keriuhan pun dengan segera berhenti ketika sang nabi hadir dan berdiri di hadapan mereka. Nabi Yahya a.s. kemudian menyampaikan wahyu yang Allah berikan untuk ia amalkan dan sampaikan kepada kaumnya.
Terdapat lima hal yang disampaikan nabi, yaitu larangan mempersekutukan Allah Swt., perintah untuk mendirikan salat dan larangan menoleh saat mengerjakannya, perintah untuk menjalankan ibadah puasa, banyak bersedekah, dan banyak berzikir.

6. Pertentangan Nabi Yahya dan Raja Herodes

Kedudukan Nabi Yahya a.s. semakin kuat di setiap waktunya. Namun, hal itu juga diiringi dengan semakin banyak pula orang yang membencinya, salah satunya adalah Raja Herodes. Puncaknya terjadi ketika bani Israil menentang pernikahan Raja Herodes.
Saat itu, Raja Herodes berniat untuk menikahi keponakannya sendiri. Keputusan itu memancing tentangan kaum bani Israil, sehingga sang raja marah besar dan memerintahkan prajuritnya untuk memanggil pemimpin bani Israil.
ADVERTISEMENT
Sang pemimpin, Nabi Yahya a.s., dipanggil dan datang ke istana. Ia berdiri tanpa rasa takut, meski posisinya berada di tengah kepungan pasukan Raja Herodes. Raja bertanya, mengapa nabi menentang keputusan raja yang sejatinya ia bebas melakukannya.
Tanpa gentar nabi menegaskan pertentangannya. Ia tak akan pernah menyetujui sesuatu yang diharamkan oleh Allah, yaitu menikahi wanita atau pasangan yang masih termasuk mahram bagi orang tersebut.
Karena tidak ingin memancing kemarahan bani Israil, Raja Herodes dengan kesal menunda pernikahannya. Sampai suatu ketika, ia mendapatkan bujuk rayu serta hasutan dari sang calon istri untuk melanjutkan pernikahannya dan memandang remeh nabi.
Raja pun terhasut, ia mengumpulkan pasukannya dan memberi perintah untuk mencari nabi dan menangkapnya. Pasukan itu kemudian bergegas melaksanakan perintah, bergerak ke seluruh penjuru wilayah untuk mencari sang nabi.
ADVERTISEMENT
Meski sudah ditemukan, Nabi Yahya tak pernah takut dengan hal itu. Ia tetap tegas menyatakan penolakan atas pernikahan raja, dan itu menyulut kemarahan Raja Herodes yang lebih besar, sehingga pada akhirnya memerintah pasukan untuk membunuh nabi.
Menurut beberapa riwayat, kisah tersebut menjadi alasan di mana Nabi Yahya a.s. wafat, yaitu ketika prajurit Raja Herodes berhasil menemukan sang nabi dalam keadaan sedang melaksanakan salat dan mereka pun membunuhnya.
Demikian ulasan mengenai kisah keteladanan Nabi Yahya a.s. beserta mukjizatnya yang dapat pembaca simak dan renungkan. Sejatinya, semua nabi dan rasul diutus Allah untuk menjadi teladan umat, maka teladanilah sifat terpuji nabi-nabi Allah tersebut.