Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Struktur Teks Editorial, Pengertian, dan Contohnya
16 November 2023 8:01 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Teks editorial/opini sendiri merupakan salah satu ragam bahasa jurnalistik. Teks editorial mengandung unsur-unsur bahasa yang dapat mengekspresikan sikap eksposisi.
Teks eksposisi adalah teks ini berfungsi untuk memaparkan dan menjelaskan suatu informasi. Adanya jenis teks ini dalam teks editorial menunjukkan bahwa teks editorial merupakan teks yang bergenre makro. Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Pengertian Teks Editorial
Imam Taufik dalam buku Explore Bahasa Indonesia Jilid 3 menjelaskan bahwa pengertian teks editorial adalah artikel atau teks dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar atau majalah tersebut mengenai beberapa pokok masalah.
Isu yang dimuat dalam teks editorial bisa meliputi masalah politik, masalah sosial, juga masalah ekonomi. Perlu dicatat dengan baik bahwa meski teks editorial disebut opini, tapi opini dalam teks editorial berisi pendapat pribadi redaksi, bukan pendapat si penulis teks.
ADVERTISEMENT
Fungsi teks editorial adalah untuk memberikan sudut pandang atau pendapat dari pihak yang menulis mengenai suatu isu tertentu.
Teks editorial juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan kritik, saran, atau solusi terhadap suatu masalah yang sedang terjadi di masyarakat.
Ciri-ciri Teks Editorial
Teks editorial memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan teks jenis lainnya. Berikut penjelasannya.
ADVERTISEMENT
Struktur Teks Editorial
Mengutip Modul Struktur dan Kebahasaan Teks Editorial Bahasa Indonesia Kelas XII yang disusun Foy Ario, M.Pd., struktur umum teks editorial meliputi pengenalan isu (tesis), argumentasi, dan penegasan. Berikut penjelasannya.
1. Pengenalan isu
Pengenalan isu merupakan bagian pendahuluan teks editorial. Fungsinya adalah mengenalkan isu atau permasalahan yang akan dibahas dalam bagian berikutnya.
Pada bagian pengenalan isu disajikan peristiwa persoalan aktual, fenomenal, dan kontrovesial. Pernyataan pendapat/tesis yang berisi sudut pandang penulis tentang masalah yang dibahas. Biasanya tesis merupakan teori yang diperkuat dengan argumen.
2. Penyampaian pendapat/argumen
Bagian ini merupakan bagian pembahasan yang berisi tanggapan redaksi terhadap isu yang sudah diperkenalkan sebelumnya.
Argumentasi, berupa alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan umum atau data hasil penelitian, pernyataan para ahli, maupun fakta-fakta berdasarkan referensi yang dapat dipercaya.
ADVERTISEMENT
3. Penegasan
Penegasan dalam teks editorial berupa simpulan, saran atau rekomendasi. Di dalamnya juga terselip harapan redaksi kepada para pihak terkait dalam menghadapi atau mengatasi persoalan yang terjadi dalam isu tersebut.
Pernyataan/penegasan ulang pendapat, berisi penegasan ulang pendapat yang didukung oleh fakta untuk memperkuat atau menegaskan keseluruhan isi teks editorial.
Kaidah Kebahasaan Teks Editorial
Ada banyak kaidah kebahasaan yang digunakan dalam membuat teks editorial. Berikut beberapa di antaranya.
1. Adverbia frekuentatif dan Modalitas
Adverbia frekuentatif adalah adverbia yang mempertegas ekspresi kepastian. Dalam tradisi struktur fungsional linguistik (SFL), hal ini sering juga disebut modalitas.
Contoh adverbia frekuentatif adalah selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, jarang, dan kerap.
2. Konjungsi
Konjungsi yang digunakan pada teks editorial adalah konjungsi eksternal temporal, konjungsi internal penegasan, dan konjungsi kausalitas/sebab-akibat. Berikut adalah contoh ketiga konjungsi tersebut.
ADVERTISEMENT
3. Verba/kata kerja
Verba dalam linguistik struktural harus dianalisis berdasarkan struktur klausa. Alasannya, skema informasi diterapkan pada tataran klausa.
Kita tidak bisa menerapkan verba hanya pada tataran jenis kata semata. Verba terbagi menjadi enam jenis proses: material, tingkah laku (behavioural), verbal, mental, relasional, dan eksistensional.
Dalam teks editorial, terdapat tiga jenis proses verba, yaitu material, mental, dan relasional.
a. Verba material
Verba ini menekankan adanya proses dalam melakukan sesuatu. Proses material membutuhkan dua partisipan yang disebut (1) pelaku dan (2) yang dikenai pelaku. Contohnya adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
b. Verba mental
Verba mental adalah verba yang menjelaskan proses dalam merasakan. Ada tiga hal yang dijelaskan dalam proses ini, yaitu
Dalam proses mental terdapat dua partisipan yang disebut yang merasakan (perasaan sadar untuk melihat, merasakan, atau berpikir) dan fenomena (hal yang dirasakan atau dipikirkan). Beriku contohnya:
c. Proses relasional
Verba relasional adalah proses untuk menjadi sesuatu. Terdapat tiga tipe proses relasional, yaitu:
ADVERTISEMENT
Setiap tipe proses di atas menciptakan dua model:
4. Modalitas
Salah satu ciri kebahasaan teks editorial adalah adanya penggunaan kalimat pendapat dan pandangan seorang penulis terhadap suatu permasalahan (tesis).
Untuk menunjukkan hal ini, teks editorial membutuhkan ciri kebahasaan yang lain, yaitu modalitas. Modalitas adalah cara penulis menyatakan sikap dalam sebuah komunikasi.
Beberapa bentuk modalitas di antaranya adalah memang, niscaya, pasti, sungguh, sangat, tentu, tidak, bukan (untuk menyatakan kepastian), agaknya, barangkali, mungkin, rasanya, rupanya (untuk menyatakan kesangsian), semoga, mudah-mudahan (menyatakan keinginan), jangan (larangan), mustahil (keheranan).
ADVERTISEMENT
Contoh Teks Editorial dan Strukturnya
Dikutip dari buku Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan oleh Taufiqur Rahman, berikut contoh teks editorial beserta strukturnya.
Judul: Menjual Sembari Menjaga Nirwana
ADVERTISEMENT
(DEL)