Konten dari Pengguna

Tawaf Wada: Pengertian, Tata Cara, dan Doanya saat Meninggalkan Mekkah

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
24 Mei 2024 10:18 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tawaf wada, Foto: Unsplash/Haidan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tawaf wada, Foto: Unsplash/Haidan
ADVERTISEMENT
Tawaf wada atau tawaf shadr merupakan istilah dalam agama Islam yang berkaitan erat dengan ibadah haji dan umrah. Jenis tawaf yang satu ini dikerjakan ketika hendak keluar dari Mekkah, dalam artian berpamitan dengan Baitullah (Kakbah).
ADVERTISEMENT
Pada hakikatnya, kaum muslimin melakukan tawaf dengan cara mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh kali dengan syarat tertentu dan niat karena Allah, mulai dari Hajar Aswad dan berakhir di tempat yang sama (Sabry, Hadis-Hadis tentang Tawaf: 133).
Tawaf menjadi lambang dari perjuangan untuk mencapai suatu tujuan, yaitu untuk dekat dengan Tuhan. Selain ketika datang, orang yang hendak meninggalkan Mekkah pun sepatutnya ingat dengan tujuan itu, salah satu caranya dengan tawaf shadr.

Pengertian Tawaf Wada

Photo illustration by طفاف ابوماجدالسويدي on Unsplash
Sebelum menelaah lebih jauh mengenai tata cara maupun doa yang dipakai ketika melaksanakan salah satu jenis tawaf tersebut, umat muslim perlu mengetahui pengertiannya terlebih dahulu. Simak pengertian tawaf wada, berikut ini:

1. Definisi

Tawaf wada, disebut juga dengan tawaf ash-shadar (keluar) atau tawaf perpisahan adalah tawaf yang dilakukan ketika orang-orang akan keluar dari Mekkah. Jenis tawaf ini merupakan amaliah terakhir saat melaksanakan ibadah haji dan umrah.
ADVERTISEMENT
Mengenai hal ini, Imam Malik dalam al-Muwatha menyatakan bahwa Umar r.a. berkata, “Akhir dari ibadah haji adalah mengelilingi Kakbah untuk berpisah (tawaf wada),” (Kamel, Pelaksanaan Tawaf Wada Menurut Imam Malik dan Imam Asy-Syafi’i: 169).
Tawaf ash-shadar hanya dilakukan oleh orang-orang yang hendak keluar dari Mekkah, sehingga bagi orang-orang yang menetap di sana tidak perlu melaksanakan tawaf ini, begitu pun bagi para perempuan yang haid, tapi wajib membayar fidyah.

2. Dasar Hukum

Sebagian besar ulama sepakat bahwa tawaf ash-shadar merupakan ibadah yang disyariatkan, dalam artian wajib dilaksanakan. Namun, tidak dengan Imam Malik yang menganggapnya sebagai sunah. Adapun dalil wajibnya adalah sebagai berikut:
لَا يَنْفِرَنَّ أَحَدٌ حَتَّى يَكُونَ آخِرُ عَهْدِهِ بِالْبَيْتِ
Artinya: “Janganlah salah seorang di antara kalian keluar (meninggalkan Mekkah) kecuali akhir keberadaannya ada di Baitullah (melakukan tawaf).” (sabda Rasulullah dalam HR. Muslim dan Abu Daud)
ADVERTISEMENT
Imam an-Nawawi r.a. (Kitab al-I’dah fi Manasik al-Umrah, Al-Maktabah al-Imdadiyah: 408) mengatakan bahwa, pendapat yang paling shahih ada dalam mazhab Syafi’i, yaitu tawaf ini wajib dilakukan, sebagai wujud penghormatan atas Tanah Haram.
Pada dasarnya, jenis tawaf ini bukanlah sebagian dari manasik haji, melainkan ibadah tersendiri yang menurut pendapat yang lebih shahih, harus dilakukan bagi siapa saja yang hendak meninggalkan (pergi atau keluar) Baitullah. Berikut dalilnya:
ليسا طواف الوداع من المناسك بل هو عبادة مستقلة يؤمر بها كل من اراد مفارقة مكة الى مسافة القصر ...
Artinya: “Tawaf wada bukanlah sebagian dari manasik, bahkan ia adalah ibadah tersendiri yang diperintahkan pada siapa saja yang hendak meninggalkan Mekkah ke tempat yang boleh mengqasar salat. . .“ (Pendapat al-Baghawi, al-Mutawalli, dan lainnya).
ADVERTISEMENT

Tata Cara Pelaksanaannya

Photo illustration by tasnim umar on Unsplash
Dalam melaksanakan rangkaian ibadah, umat muslim tentu dituntun untuk memenuhi syarat dan ketentuan agar mencapai kata sah dalam ibadah.
Simak tata cara pelaksanaan tawaf ash-shadar berdasarkan anjuran, berikut ini:

1. Memenuhi Syarat Tawaf

Sebelum masuk pada pelaksanaan, pastikan memenuhi syarat. Terdapat dua syarat utama dalam melaksanakan tawaf shadr, yaitu orang yang melaksanakannya merupakan afaqi (orang yang tinggal di luar Mekkah) dan orang tersebut suci dari haid serta nifas.

2. Memposisikan Kakbah di Samping Kiri

Ketika hendak melaksanakan tawaf, mengelilingi Kakbah, seorang muslim dituntun untuk memposisikan Kakbah di samping kirinya, kemudian berjalan ke depan setelah memposisikan, yaitu ke arah yang berlawanan arah dengan jarum jam.

3. Memulai Tawaf dari Hajar Aswad

Pada Kakbah terdapat batu hitam (Hajar Aswad) yang menjadi titik awal umat Islam memulai tawaf. Bagi orang-orang yang tidak mendapat tempat di dekatnya, maka lakukan tawaf mulai dari titik yang sejajar dengan posisi Hajar Aswad tersebut.
ADVERTISEMENT

4. Memulai dengan Lari-Lari Kecil

Sebagaimana tawaf umumnya, tawaf yang satu ini juga dilakukan dengan berlari-lari kecil di putaran awal, yaitu sebanyak tiga putaran dari tujuh. Hal ini menjadi anjuran yang lebih baik dilaksanakan sebagaimana sunah memposisikan diri di dekat Kakbah.

5. Berjalan Biasa di Putaran Ke Empat dan seterusnya

Berbeda dengan tiga putaran awal, pada putaran ke empat dan seterusnya, tawaf dilakukan dengan cara berjalan biasa sambil terus memanjatkan doa kepada Allah Swt. Hal ini juga dapat mewakili sikap istikamah seseorang untuk dekat dengan Allah.

6. Memperbanyak Doa dan Zikir

Berdoa dan berzikir sepanjang tawaf adalah wujud dari usaha seorang hamba untuk mendekatkan diri pada Tuhannya. Berzikir adalah mengingat Allah dalam, sedangkan berdoa memiliki banyak makna, salah satunya komunikasi vertikal.

Doa dalam Melakukan Tawaf Shadr

Photo illustration by Masjid Pogung Dalangan on Unsplash
Berikut merupakan bacaan doa tawaf shadr berdasarkan buku doa dan dzikir oleh Kemenag, yang berjudul “Doa dan Dzikir Manasik Haji dan Umrah” (hal. 135 - 141):
ADVERTISEMENT

1. Doa Ash-Shadar

بِسْمِ اللهِ اللَّهُ أَكْبَرُ 1 سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إله إلا الله وَاللهُ أَكْبَرُ وَلاَحَوْلَ وَلا قُوَّةَ إلا بالله الْعَلِيَّ الْعَظِيم. 2 وَالصَّلاَةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ إِيْمَانَا بِكَ وَتَصْدِيْقًا بِكِتَابِكَ وَاتَّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. 3 إِنَّ الَّذِي فَرَضْ عَلَيْكَ القُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ. 4
يَامُعِيْدُ أَعِدْنِي يَاسَمِيْعُ أَسْمِعْنِي يَاجَبَّارُ اجْبُرْنِي يَاسَتَارُ اسْتُرْنِي يَارَحْمَنُ ارْحَمْنِي يَارَدَّادُ ارْدُدْنِي إِلَى بَيْتِكَ هَذَا وَارْزُقْنِيَ العَوْدَ ثُمَّ العَوْدَ كَرَّاتِ بَعْدَ مَرَّاتٍ تَآئِبُوْنَ عَابِدُونَ سَآئِحُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ. صَدَقَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. 5
اللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ عَنْ يَمِيْنِي وَعَنْ يَسَارِي وَمِنْ قُدَّامِي وَمِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي وَمِنْ فَوْقِيَّ وَمِنْ تَحْتِي حَتَّى تُوَصَلَنِي إِلَى أهْلِي وَبَلَدِي، 6 اَللَّهُمَّ هَوّنْ عَلَيْنَا السَّفَرَ وَأَطُو لَنَا الْأَرْضِ، اللهم أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي الْأَهْلِ اللَّهُمُ أَصْحِبْنَا فِي سَفَرِنَا فَاخْلُفْنَافِي أَهْلِنَا، 7 يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَيَارَبَّ العَالَمِينَ.
ADVERTISEMENT
Artinya: “Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, Maha Suci Allah dan segala puji hanya kepada Allah, tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Besar, tiada daya (untuk meraih manfaat) dan tiada kekuatan (untuk menolak bahaya);
Kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lahi Maha Besar. Salawat dan salam bagi junjungan Rasulullah saw. Ya Allah, aku datang kemari karena iman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu dan karena mengikuti sunah Nabi-Mu, Muhammad saw.
Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan Engkau (Muhammad) untuk (melaksanakan hukum-hukum) Al-Quran, benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali. Wahai Tuhan Yang Maha Kuasa mengembalikan, kembalikan aku ke tempatku.
Wahai Tuhan Yang Maha Mendengar, kabulkanlah permohonanku. Wahai Tuhan Yang Maha Memperbaiki, perbaikilah aku. Wahai Tuhan Yang Maha Pelindung, tutuplah aibku. Wahai Tuhan Yang Maha Kasih Sayang, sayangilah aku.
ADVERTISEMENT
Wahai Tuhan Yang Maha Kuasa Mengembalikan, kembalikan aku ke Kakbah ini dan berilah aku rezeki untuk kembali lagi berkali-kali dalam keadaan bertaubat, beribadat, dan berpuasa sambil memuji. Maha benar Allah dengan janji-Nya;
Menolong hamba-Nya, yang menghancurkan sendiri musuh-musuh-Nya. Ya Allah, peliharalah aku dari sisi kanan dan kiri, depan dan belakang, dari sebelah atas dan bawah, sampai Engkau mengembalikan aku kepada keluarga dan tanah airku.
Ya Allah, Permudahkanlah perjalanan kami, lipatlah bumi untuk kami. Ya Allah, Engkau Pengiring perjalanan dan Pengganti dalam keluarga. Ya Allah, sertailah perjalanan kami dan gantilah kedudukan kami dalam keluarga yang ditinggal;
Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih melebihi segala pengasih, wahai Tuhan Yang Memelihara seluruh alam.”
Photo illustration by GR Stocks on Unsplash

2. Doa Setelah Melakukan Tawaf Shadr

اللَّهُمَّ إِنَّ الْبَيْتَ بَيْتُكَ وَالْعَبْدَ عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أُمَتِكَ حَمَلْتَنِيْ عَلَى مَا سَخَّرْتَ لِيْ مِنْ خَلْقِكَ حَتَّى سَيَّرْتُنِي فِي بِلَادِكَ وَبَلَغْتَنِيْ بِنِعْمَتِكَ حَتَّى أَعَنْتَنِيْ عَلَى قَضَاءِ مَنَاسِكِكَ، فَإِنْ كُنْتَ رَضِيْتَ عَنِّيْ فَازْدَدْ عَنِّيْ رِضًا وَإِلَّا فَمِنَ الْآنَ عَلَى قَبْلَ تَبَاعُدِيْ عَنْ بَيْتِكَ وَهُدًا أَوَانُ انْصِرَافِيٌّ إِنْ أَذِنْتَ لِي غَيْرَ مُسْتَبْدَلٍ بِكَ وَلَا بِبَيْتِكَ وَلَا رَاغِبَ عَنْكَ وَلَا عَنْ بَيْتِكَ.
ADVERTISEMENT
اللَّهُمَّ فَأَصْحِبْنِي العَافِيَة فِي بَدَنِي وَالعِصْمَةَ فِي دِيْنِي وَأَحْسِنْ مُنْقَلَبِيْ وَارْزُقْنِي طَاعَتَكَ مَا أَحْيَيْتَنِيْ 8 مَا أَبْقَيْتَنِي وَاجْمَعْ لِيْ خَيْرَي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. 9 اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ هَذَا أُخِرَ عَهْدِي بَيْتِكَ الْحَرَامِ وَإِنْ جَعَلْتَهُ أُخِرَ عَهْدِى فَعَوِّضْنِي عَنْهُ الْجَنَّةَ 10 بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، أَمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.
Artinya: “Ya Allah, rumah ini adalah rumah-Mu, aku ini hamba-Mu, anak hamba-Mu yang laki-laki dan anak hamba-Mu yang perempuan. Engkau telah membawa aku di atas kendaraan ciptaan-Mu (unta) yang Engkau tundukkan untukku;
Dan Engkau sendiri memudahkan perjalananku, serta mengantarkan aku sampai ke negeri-Mu ini dan menolongku dengan nikmat-Mu sehingga dapat menunaikan ibadah haji. Kalau Engkau rida padaku, maka tambahkanlah keridaan itu padaku.
ADVERTISEMENT
Jika tidak, maka karuniailah aku sekarang sebelum aku jauh dari rumah-Mu. Sekarang sudah waktunya aku pulang, jika Engkau izinkan aku tidak menukar sesuatu dengan-Mu atau pun rumah-Mu, tidak benci pada-Mu dan tidak juga benci pada rumah-Mu.
Ya Allah, maka bekalilah aku dengan kesehatan pada tubuhku dan pemeliharaan pada agamaku, perbaikilah tempat kembaliku dan bantulah aku untuk taat pada-Mu selama hidupku dan kumpulkanlah bagiku dua kebajikan dunia dan akhirat.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, jangan jadikan ini masa terakhirku bertemu dengan rumah-Mu. Namin kalau memang menjadi masa terakhirku, maka gantilah dengan surga, berkat rahmat-Mu;
Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih, aamiin. Wahai Tuhan Maha Pemelihara seluruh alam.
ADVERTISEMENT
Demikian ulasan mengenai tawaf wada, mulai dari pengertian, tata cara, hingga doa yang dapat pembaca simak. Jangan lupa untuk memperhatikan syarat dasar melakukan tawaf, di antaranya adalah niat hati yang tulus untuk mendekatkan diri pada Allah Swt.