Konten Media Partner

Aksi Heroik Polisi di Wajo Evakuasi Seorang Lansia yang Terjebak Banjir

22 Desember 2024 20:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Personel Polsek Sabbangparu dan Brimob mengevakuasi nenek Hayati yang terdampak banjir di Desa Wage, Kabupaten Wajo. Foto: Dok. Polres Wajo
zoom-in-whitePerbesar
Personel Polsek Sabbangparu dan Brimob mengevakuasi nenek Hayati yang terdampak banjir di Desa Wage, Kabupaten Wajo. Foto: Dok. Polres Wajo
ADVERTISEMENT
Banjir merendam beberapa titik di wilayah Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, pada Minggu (22/12).
ADVERTISEMENT
Banjir ini dipicu curah hujan yang tinggi serta meluapnya air Sungai Walennae dan Danau Tempe. Salah satu wilayah terdampak yakni di Desa Wage, Kecamatan Sabbangparu.
Imbas banjir, jembatan gantung di desa tersebut rusak berat akibat dihantam pohon tumbang yang terbawa arus banjir Sungai Walennae.
Kapolsek Sabbangparu Iptu Alfian Muhajir mengatakan, personel Polsek Sabbangparu bersama 12 personel Brimob yang dipimpin Wadanki Brimob Yon C Pelopor Ipda Irvan dan personel BPBD Wajo membantu warga memperbaiki jembatan gantung yang rusak itu.
"Giat ini dilaksanakan dengan menyambung atau mengikat kembali tali jembatan gantung yang terputus agar bisa digunakan kembali oleh masyarakat serta menghanyutkan pohon besar penyebab rusaknya jembatan," ungkap Alfian.
Personel Polsek Sabbangparu dan Brimob mengevakuasi nenek Hayati yang terdampak banjir di Desa Wage, Kabupaten Wajo. Foto: Dok. Polres Wajo
Menurut dia, jembatan gantung tersebut merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan Desa Wage dengan Desa Ujung Pero, Mallusesalo, dan Benteng Lompoe.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah, jembatan bisa diperbaiki. Bisa digunakan oleh pejalan kaki walaupun belum bisa dilalui oleh roda dua," ujar Alfian.
Dia menambahkan, dirinya bersama personel Polsek Sabbangparu dan Brimob kemudian menuju Dusun Orai Salo untuk mengevakuasi seorang perempuan lanjut usia yang terjebak banjir di rumahnya.
"Hayati, 90 tahun, dievakuasi ke rumah keluarganya di Dusun Alau Salo dikarenakan rumahnya terdampak banjir akibat tanggul yang jebol di Desa Wage," kata Alfian.
"Mengingat intensitas debit air Sungai Walennae terus mengalami peningkatan maka rumah Hayati dianggap rawan (terendam banjir) oleh personel," pungkas dia.