Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Sang Emas Hitam Kembali Terjun Bebas, Ada Apa?
27 Mei 2018 21:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Kajian Energi HMTM "PATRA" ITB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sang Emas Hitam kembali terjun bebas pada hari Jumat (25/5/2018) dengan penurunan harga mencapai 4% dari kontrak harga Juli 2018. Tercatat pada tanggal 25 Mei 2018, harga minyak WTI turun 4.2% menjadi USD 67.74 sementara harga minyak Brent turun 3.20% menjadi USD 76.31. Penurunan drastis ini terjadi karena harga minyak mendapatkan tekanan hebat dari Rusia dan Arab Saudi yang berencana melakukan pelonggaran pada program pembatasan produksi minyak.
ADVERTISEMENT
Sejak awal 2017 lalu, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang dipimpin oleh Arab Saudi telah melakukan kesepakatan program pembatasan produksi dengan negara produsen non-OPEC yang dimotori oleh negara Rusia. Dalam kesepakatan ini, OPEC dan Rusia setuju melanjutkan pemotongan produksi sebesar 1.8 juta bph hingga akhir tahun. Langkah tersebut diambil untuk menggerek harga minyak yang rendah pada beberapa tahun terakhir dengan menguras kelimpahan minyak global.
Namun pada pertemuan yang dilaksanakan hari kamis kemarin antara Menteri Energi Rusia, Alexander Novak dengan Menteri Energi Arab Saudi, Khalid Al-Falih di St. Petersburg, keduanya saat ini sedang mempertimbangkan rencana untuk mengakhiri kesepakatan tersebut secara bertahap. Menurut sumber Reuters, langkah yang akan diambil Rusia adalah dengan menaikkan produksi minyak secara bertahap sekitar 1 juta barel per hari, Hal ini dilakukan untuk mendinginkan pasar setelah harga minyak menyentuh USD 80 per barel. Keputusan final akan terjadi pada pertemuan selanjutnya antara menteri OPEC maupun non-OPEC pada tanggal 22-23 Juni di Vienna, Austria.
Keputusan pelonggaran ini bukanlah tanpa alasan, melainkan karena kekhawatiran terhadap berkurangnya pasokan minyak global secara drastis walaupun hal ini dapat menguatkan harga minyak beberapa waktu terakhir. Setidaknya ada 3 hal yang menyebabkan Supply Outages (kekurangan supply), yaitu
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Melihat production drop diatas, tentu sangatlah wajar ketika negara-negara OPEC dan non-OPEC memilih untuk meningkatkan produksi minyak dalam arti melonggarkan pembatasan produksi minyak. “Supply problems usually mean higher oil prices”, ketika supply minyak membaik, mungkin harga minyak tidak akan menyentuh USD 80 per barel untuk beberapa saat.
Referensi:
https://oilprice.com/Energy/Oil-Prices/Oil-Prices-Fall-Despite-Iran-Venezuela-Libyan-Supply-OutagesOil-Prices-Fall-De.html
https://www.cnbc.com/2018/05/25/oil-prices-are-plunging-as-russians-and-saudis-rethink-output-caps.html
https://www.cnbcindonesia.com/market/20180526080253-17-16668/harga-minyak-terjun-bebas-respons-pertemuan-saudi-rusia
Oleh: Gerry Adam Alwyn Syah (Staff Divisi Kajian Energi Taktis HMTM “PATRA” ITB)