Konten Media Partner

11 Jenazah Telantar di RSUP Prof Ngoerah Bali Dikremasi

19 Juni 2024 10:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses kremasi jenazah yang telantar di RSUP Prof Ngoerah Bali - IST
zoom-in-whitePerbesar
Proses kremasi jenazah yang telantar di RSUP Prof Ngoerah Bali - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Jenazah telantar yang tak dikenal di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah,Bali, akhirnya menjalani kremasi di Perabuan Darma Kerti Pura Dalem, Desa Adat Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Bali.
ADVERTISEMENT
" Dari 2022 masih tertunda sampai tahun ini itu ada sekitar 11 jenazah, kita akan lakukan kremasi," kata Direktur Pelayanan Operasional RSUP Prof Ngoerah, Dr I.Gusti Ngurah Ketut Sukadarma m Sukadarma, di RSUP Prof Ngoerah, Rabu (19/6).
Kremasi berlangsung selama dua hari yakni pada Rabu (19/6) hingga Kamis (20/6) esok. Para peti jenazah tersebut, dibawa oleh mobil ambulans dari kamar jenazah RSUP Prof Ngoerah, pada Rabu (19/6).
Kegiatan digelar bekerjasama dengan Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Bali. "Sebenarnya ada beberapa jenazah yang sudah diambil oleh beberapa yayasan dari Agama Islam, mereka juga berpartisipasi untuk ikut serta merawat dan mengubur jenazah," imbuhnya.
Pembiayaan untuk perawatan 11 jenazah terlantar tersebut mencapai Rp 1,9 miliar dan biaya untuk kremasi bersinergi dengan Dinsos Provinsi Bali.
ADVERTISEMENT
Kegiatan kremasi untuk para jenazah terlantar rutin dilakukan setiap tahunnya dengan tujuan memanusiakan manusia kepada jenazah terlantar. Tujuannya, untuk keseimbangan tempat jenazah yang ada di RSUP Prof Ngoerah.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali DR. drh. Luh Ayu Aryani mengatakan, pada tahun 2024 kremasi jenazah terlantar dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBN) Provinsi Bali untuk 14 paket atau peti.
"Prosesi selanjutnya “Nganyut” dilaksanakan di hari kedua tanggal 20 Juni 2024 di tempat penganyutan Desa Adat Kerobokan,” imbuhnya.
Menurut Aryani, dengan dilaksanakannya kremasi secara Hindu ini, maka diharapkan dapat menyempurnakan jenazah kembali ke sang pencipta, menyucikan roh atau atma yang telah meninggal dunia dan mempercepat kembalinya jasad ke alam asalnya.
ADVERTISEMENT
“Selain itu dapat mengembalikan unsur-unsur pembentuk badan kasar manusia yang disebut Panca Maha Butha kembali ke asalnya,” ujarnya.
Menurutnya, setiap orang yang beragama Hindu meninggal dunia, wajib dijadikan kembali sebagai abu agar atma atau roh bisa mencapai surga atau moksa. (kanalbali/KAD)