Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Berlatar Budaya Bali, Ini Dia Karya Terbaru Garin Nugroho
17 Mei 2024 12:50 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Gemuruh standing ovation lebih dari 1000 penonton dan undangan yang memenuhi Esplanade Concert Hall, Singapura mengiringi berakhirnya pertunjukan perdana Cine-Concert Samsara pada Jumat pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Setelah tujuh tahun, Garin Nugroho kembali menampilkan karyanya di Esplanade Concert Hall. “Setelah Setan Jawa sukses di Esplanade, saya memutuskan dalam hati akan datang kembali ke Esplanade. Esplanade selalu memberi energi, membawa Indonesia ke Asia dan dunia,” ujar Garin Nugroho dalam rilisnya.
Samsara merupakan film bisu hitam putih terbaru karya Garinyang dibintangi aktor Ario Bayu dan penari keturunan Indonesia-Australia, Juliet Widyasari Burnett.
Samsara diproduseri oleh Gita Fara dan Aldo Swastia, dan dipersembahkan oleh Cineria Films, Garin Workshop, dan Lynx Films, yang dibuat bersama dengan Esplanade-Theatres on the Bay Singapura, bekerja sama dengan Silurbarong.co, United Communication serta didukung oleh Kementerian Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dan Yayasan Puri Kauhan Ubud.
ADVERTISEMENT
Samsara berkisah tentang seorang pria dari keluarga miskin di Bali pada tahun 30-an yang ditolak lamarannya oleh orang tua kaya dari perempuan yang dicintainya.
Dia melakukan perjanjian gaib dengan Raja Monyet dan melakukan ritual gelap untuk mendapatkan kekayaan. Namun, dalam prosesnya, ritual ini justru mengutuk istri dan anaknya hingga menderita. Samsara menyajikan karya kreatif dan kolaboratif dengan para seniman yang telah berpengalaman di bidangnya, di antaranya Gus Bang Sada, Siko Setyanto, Maestro tari I Ketut Arini, Cok Sawitri, Aryani Willems, dan penari-penari dari Komunitas Bumi Bajra, Bali.
Adapun dalam pentas di Singapura, iringan live paduan musik gamelan Bali dan musik elektronik yang dinamis disajikan di bawah pimpinan Komposer Wayan Sudirana dan Kasimyn. Keduanya secara piawai mengawinkan musik gamelan dari Gamelan Yuganada dan musik elektronik Gabber Modus Operandi berhasil memukau penonton.
ADVERTISEMENT
Turut memberikan warna dalam komposisi musik adalah vokalis dengan beragam genre dan cengkoknya, dari black metal, kontemporer sampai tradisional, yaitu Ican Harem, Gusti Putu Sudarta, Dinar Rizkianti, dan Thaly Titi Kasih.
“Dalam Samsara kami mencoba untuk kembali ke akar pertama kali sinema muncul, yaitu film bisu dengan iringan musik live," kata Gita Fara.
Bentuk itu diharapkan memberikan pengalaman sinematik yang luar biasa untuk menikmati karya sinema Samsara. Kembali ke masa lalu, tetapi juga merasakan masa depan dengan kolaborasi yang avant garde antara sinema, musik tradisi Gamelan Yuganada, dan musik elektronik Gabber Modus Operandi.
"Kami juga berkolaborasi dengan talenta-talenta terbaik di Bali, baik dari tari, film maupun musik. Harapan kami, karya ini setelah Esplanade bisa kembali menemui penontonnya, baik di dalam maupun luar negeri,” tutur Gita Fara menanggapi harapan dan rencana pertunjukan Samsara selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Samsara akan melanjutkan perjalanannya ke festival-festival dan panggung seni budaya lainnya, baik di dalam maupun luar negeri. Pantau terus informasi terkini cine-concert dan film Samsara di akun media sosial Samsara. ( kanalbali/ RLS )