Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
JEMBRANA, kanalbali.com - Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, Kota Negara diserbu gelenadangan dan pengemis (gepeng). Mereka berkeliaran di pasar umum Negara, terminal dan tempat-tempat keramaian lainnya.
ADVERTISEMENT
Dalam melakukan aksinya mereka cendrung memaksa, sehingga meresahkan warga. Warga yang 'ditodong' para pengemis ini dibuat kesal. Sehingga keberadaan mereka dilaporkan ke aparat Pol PP Pemkab Jembrana. Berharap petugas Pol PP menertibkan mereka.
Alhasil aparat Pol PP berhasil menciduk sejumlah pengemis. Parahnya sebagian pengemis yang berhasil diamankan kebanyakan wanita dan mengajak serta anak-anak kecil dengan tujuan belas kasihan dari warga yang dijumpainya. Pengemis yang berhasil diciduk dipulangkan ke daerah asalnya yang sebagian besar asal Karangasem.
Kabid Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat (Tibum Tranmas) Satpol PP Jembrana, I Kadek Agus Arianta dikonfirmasi Senin (15/7) mengatakan, gerombolan gepeng ini dilaporkan meresahkan masyarakat dan memang kucing-kucingan dengan petugas.
Menurutnya dari operasi penertiban yang dilakukan pagi hingga siang tadi berhasil menjaring 11 gepeng, terdiri dari 2 orang mengaku dari Munti Gunung, Karangasem dan 9 lainnya dari Pedahan, Kecamatan Kubu, Karangasem.
ADVERTISEMENT
“Mereka tidak satupun ada membawa indetitas. Mereka mengajak 4 anak-anak, seorang balita dan dua orang bayi berusia baru 8 bulan. Kami harus kejar-kejaran di pasar untuk bisa mengamankannya,” ujarnya.
Bahkan pihaknya mengaku kesulitan meminta keterangan kepada mereka. “Mereka seperti didoktrin, tutup mulut saat diamankan. Hanya anak-anak yang ngomong,” jelasnya.
Selain menyasar pengunjung pasar, mereka juga mengemis hingga kepermukiman warga. Menurutnya mereka ini merupakan gepeng yang membandel lantaran sebelumnya sudah sering diamankan. Sebelas gepeng ini selanjutnya diserahkan ke Dinas Sosial Jembrana untuk dipulangkan. (kanalbali/KR7)