Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Lewat Koperasi, Dayu Puspa Antarkan Arak Bali ke Hotel Berbintang
29 Januari 2023 12:09 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
""Dulunya saya meracik arak hanya untuk konsumsi keluarga. Karena waktu kecil saat saya sakit juga sering menggunakan arak sebagai obat," tutur Ida Ayu Puspa Eni, pemilik brand arak Iwak yang berlokasi di Kota Denpasar, Sabtu (28/1/2023).
Meski secara resmi baru 7 bulan memasarkan arak, Sebelum ditetapkan legalisasi arak Bali, Dayu Puspa hanya menggunakan arak untuk memfermentasikan daging-dagingnya.
Ia juga merupakan pengusaha daging yang biasanya menggunakan minuman alkohol yang diimpor dengan harga tinggi untuk mengawetkan daging. Namun karena melihat potensi minuman alkohol tradisional yang dimiliki Bali, ia mencoba bereksperimen menggunakan campuran arak sebagai bahan pengawet.
Meski awalnya sempat gagal, tapi setelah beberapa kali percobaan dan dengan perlakuan yang berbeda, akhirnya ia menemukan formulasi yang tepat.
"Saya pernah lama bekerja di Eropa, ilmu yang saya dapatkan di negara orang dan memori masa kecil saya yang menggunakan arak sebagai obat. Menjadi bekal saya meracik arak yang sekarang dikenal dengan brand Iwak Arak," kata perempuan yang juga sebagai Ketua Koperasi Arak Bali ini.
ADVERTISEMENT
Pengrajin arak berusia 65 tahun itu bekerjasama dengan 20 orang petani dari Kabupaten Karangasem, Buleleng, dan Jembrana, untuk memperoleh bahan-bahan pembuatan arak. Seperti dari pohon aren, kelapa, dan lontar.
Arak yang dibuatnya menempuh perjalanan panjang hingga bisa tembus ke restoran, dan hotel berbintang di berbagai penjuru Indonesia. Mulai dari Bali, Surabaya, Jakarta, dan Sumatera. Bahkan saat perhelatan KTT G20 di Bali pada November 2022, Iwak menjadi satu-satunya brand arak yang berhasil dipilih menjadi souvenir untuk para delegasi internasional.
Sebelum dapat dikonsumsi, tiga jenis arak yang dikumpulkan dari para petani akan dicampur dalam satu wadah dengan komposisi yang berbeda. Kemudian difermentasi selama enam bulan. Agar arak memiliki rasa yang sesuai dengan lidah konsumen dari dalam maupun luar negeri, proses fermentasi dilanjutkan dengan menambahkan buah-buahan, rempah, dan madu untuk didiamkan kembali selama enam bulan.
ADVERTISEMENT
Arak yang sudah berusia satu tahun akan disaring dan mulai dipasarkan. Namun agar memperoleh arak yang lebih berkualitas, seringkali arak yang telah disaring didiamkan sampai bertahun-tahun.
Menurutnya, semakin tua umur arak, rasa dan kualitasnya akan semakin menyerupai minuman beralkohol yang diimpor dari luar negeri. Untuk proses produksinya itu dilakukan oleh UD Partha Jaya dan UD Nikki Sake.
Pengrajin arak Bali yang juga mantan wartawan ini menuturkan bahwa masih banyak orang yang memandang rendah arak Bali. Hal ini dipicu karena belum adanya standarisasi yang mutlak dalam proses produksi arak Bali.
"Kalau beli di hotel juga namanya arak, di warung pinggir jalan juga arak. Jadi sama saja, harus ada standarisasi yang mutlak untuk meningkatkan nama arak Bali," kata dia.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, jika seluruh pengrajin maupun petani arak di Bali membuat arak dengan cara yang sama seperti yang dilakukannya, akan dapat memperoleh arak yang berkualitas tinggi. Hanya saja kondisi di lapangan menunjukan hal yang berbeda. Sebab bagi petani, arak yang diproduksi harus segera terjual untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Petani sulit untuk memproduksi arak sama seperti yang saya lakukan, karena butuh waktu minimal satu setengah tahun. Sedangkan bagi petani arak, itu jadi sumber pendapatan sehari-hari. Dari mengambil bahan di kebun, difermentasi selama 3 hari dan kemudian didestilasi itu harus cepat menghasilkan uang untuk makan mereka," kata dia.
Ia memiliki keinginan agar arak Bali bisa dipandang sebagai minuman kelas atas, yang selalu disajikan dalam acara-acara besar. Meski perjalanan arak masih panjang hingga bisa sampai hotel, ia optimistis hal itu bisa tercapai. (Kanalbali/LSU)
ADVERTISEMENT