Konten Media Partner

Pembuatan Seawall Terkait Penyelamatan Tebing Pura Uluwatu Mulai Disiapkan

15 Oktober 2024 8:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tebing retak di Pura Uluwatu yang juga terancam abrasi di bagian bawah - IST
zoom-in-whitePerbesar
Tebing retak di Pura Uluwatu yang juga terancam abrasi di bagian bawah - IST
ADVERTISEMENT
BADUNG, kanalbali.com – Setelah melakukan pembuatan jalan inspeksi menuju area pantai, proyek penyelamatan keretakan tebing Pura Uluwatu terus berlanjut. Yakni dengan penyiapan pembangunan seawall yang akan berfungsi melindungi tebing dari ancaman abrasi.
ADVERTISEMENT
“Jalan inspeksinya masih kita tata karena nantinya menjadi akses untuk penurunan material,” kata Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Badung, Anak Agung Rama Putra, Senin (14/10).
Setelah itu ada pemasangan geotextile, yaitu bahan yang digunakan untuk memperbaiki struktur tanah. Langkah selanjutnya adalah penurunan dan penataan bolder atau bongkahan batu besar dan baru dilakukan pemasangan silt protector di laut yang berfungsi untuk mengurangi pencemaran air laut
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Badung, Anak Agung Rama Putra - IST
Selanjutnya adalah pembuatan struktur fisik pelindung atau revetment di sepanjang tebing pantai sehigga ombak tak langsung menghantam tebing dan menimbulkan abrasi.
Saat ini kondisi cekungan sudah terlihat sangat jelas di bagian bawah tebing Pura Uluwatu dan setiap saat terus bertambah.
Pemasangan silt protector baru dapat dilakukan setelah tanggal 18 Oktober 2024 saat ini sedang berlangsung kegiatan keagaaman di Pura Uluwatu sejak Senin, 14 Oktober.
ADVERTISEMENT
Bila dihitung dari rencana keseluruhan, progres proyek ini baru mencapai 20 persen saja. Namun Gung Rama optimis proyek akan berjalan lancar terutama setelah jalan inspeksi bisa digunakan sepenuhnya.
Ilustrasi pemasangan silt protector - IST
Dia menegaskan Kembali, proyek itu benar-benar hanya untuk penanganan keretakan tebing dan jalan inspeksi nantinya akan ditutup karena hanya untuk kepentingan pemeliharaan atau upacara keagamaan.
Hal itu sudah menjadi kesepakatan dengan pihak pengemong (pemilik kewenangan) dan pengempon (pengurus) Pura dan Desa Adat. “Jadi tidak mungkin ada alih fungsi lahan, apalagi di sebelah jalan Sudah berupa jurang,” katanya.
Metode dengan pembuatan jalan yang mengeruk tebing dilakukan karena pilihan lain sulit dilakukan. Seperti misalnya dengan pengangkutan batu-batu besar serta tetrapod dengan menggunakan kapal.
“Karena itu kami mohon permakluman dan dukungan semua pihak. Disini tujuannya benar-benar hanya untuk penyelamatan Pura,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Bila nantinya pembangunan seawall udah selesai, proyek akan dilanjutkan dengan penanganan keretakan tebing dengan mengecor bagian-bagian yang retak diisi dengan semen yang tak terpengaruh oleh cuaca dan rembesan air. (kanalbali/RFH)