Konten Media Partner

Pemotongan Paus Terdampar di Bali: Warga Gunakan untuk Membuat Minyak Obat

19 Juni 2020 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Daging  paus yang telah dimasukkan ke dalam botol untuk kemudian diproses menjadi minyak obat - ACH
zoom-in-whitePerbesar
Daging paus yang telah dimasukkan ke dalam botol untuk kemudian diproses menjadi minyak obat - ACH
ADVERTISEMENT
Sejumlah Warga di pesisir Pantai Lembeng Desa Ketewel, Gianyar, Bali melakukan pemotongan terhadap paus mati yang terdampar di wilayahnya. Daging yang sudah dipotong itu bukan untuk dikonsumsi, melainkan untuk diambil minyaknya sebagai obat.
ADVERTISEMENT
"Bukan dikonsumsi, karena masyarakat semua tahu kalau daging paus itu banyak racunnya. Mereka melakukan itu hanya untuk diambil minyaknya untuk dijadikan obat," kata Perbekel Desa Ketewel, I Putu Gede Widya Kusuma Negara, Jumat (19/6).
Gede menyampaikan, pemotongan terhadap paus terdampar disebabkan karena dasar ketidaktahuan bahwa paus termasuk satwa yang dlindungi. Oleh karana itu, ia mewakili masyarakatnya meminta maaf kepada semua pihak atas kejadian pemotongan itu.
"Masyarakat kita ini kurang tahu dengan jenis-jenis ikan yang dilindungi dan lainnnya. Atas dasar itu, kami mewakili masyarakat meminta maaf kepada semua pihak," jelasnya.
Pihak Desan kata Gede akan melakukan sosialisasi secara menyeluruh kepada seluruh warganya untuk tak melakukan hal serupa di kemudian hari. Selain itu, ia juga berharap instansi terkait untuk rajin turun ke masyarakat memberikan sosialisasi.
Pertemuan warga dengan instansi terkait pelestarian satwa - ACH
"Kedepan mungkin kan lebih baik kita diberikan himbauan atau laporan jenis-jenis ikan apa saja yang dilindungi, karena masyarat kita kan juga minim sosialasisi. Jadi pengetahuan masyarakat kan jadi bertambah kalau ada sosialiasi jadi pihak terkait," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Perihal sanksi yang kemungkinan akan menimpa warganya, Gede sangat berharap pihak yang berwenang agar melakukan pembinaa karena masyarkat melakukan itu atas dasar ketidaktahuan.
"Kalau dari kami kan lebih baik dibina dulu, karena ini terjadi karena pengetahun masyarakat saja yang kurang. Jadi sekarang dibina dulu, kalau selanjutnya masih ada kejadian seperti ini ya kami akan serahkan ke pihak yang berwenang," tuturnya.
( kanalbali/ACH )