Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Single Macet Menggelora Suarakan Protes Musisi pada Situasi Bali Terkini
19 Februari 2024 7:17 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Bali memang populer akan wisata alam dan budaya namun di sisi lain pembangunan fisik nir kontrol kian masif berdiri. Wajah Bali kini yang katanya paradise island serupa Ibukota, Jakarta," kata mereka dalam rilisnya, Senin (19/2/2024).
Menciptakan sistem angkutan umum yang baik hanya janji penguasa, lantaran keuntungan pajak kendaraan pribadi lebih menggiurkan. Sehingga kemacetan menjadi makanan sehari- hari, akses instan memecah macet dari aparat menjadi sarana yang punya kuasa dan mampu membayar, sekolah ambrol diacuhkan dan maraknya alih fungsi lahan.
Made Mawut menuturkan, ide membuat lagu ini muncul saat nongkrong sembari bertukar cerita tentang Bali di Taman Bermain Nosstress.
Dalam proses pengerjaan lagu ini, kata Made Mawut, ada peran buah hatinya yang kerap melontarkan komentar saat mendengarkan draf lagu. Dari komentar sang anak muncul ide baru dan kian memperkaya arti lagu.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ide artwork single juga muncul dari putrinya itu. "Putri kecil saya menyelipkan ide lucu buat artwork lagu ini. Untuk mewakili situasi Bali terkini, pose berdesak-desakan saling serobot tanpa ada yang mau mengalah, entah mau kemana," katanya.
Dalam proses aransemen musik, Made Mawut dibantu additional player Nosstress, yaitu Noriz Kiki mengisi drum, Gede Yudis mengisi keyboard dan Fendy Rizk mengisi bass yang sekaligus mengoperatori proses rekaman hingga mixing dan mastering.
Untuk lebih memperkaya musik dan memperkuat pesan lagu, Made Mawut mengajak teman-teman disabilitas dari grup perkusi Yayasan Cahaya Mutiara, Gianyar. Adalah I Komang Gede Karisma Jembawan, I Wayan Sukarmen, Ni Putu Suarmi, I Komang Sukatriadnyana, I Wayan Gde Kartika Putra, I Nyoman Master dan Ni Nengah Nuriati mengisi jimbe di lagu.
ADVERTISEMENT
"Ada hal yang perlu kami sisipkan dalam lagu ini untuk menjadi pesan, bahwa pembangunan nfrastruktur di negeri ini bisa dikatakan mengabaikan pandangan disabilitas dalam perencanaannya sehingga infrastruktur menjadi sulit diakses oleh mereka secara mandiri," katanya. (kanalbali/RLS)