Konten Media Partner

Ciri-Ciri Terjadi Infeksi Setelah Kuret yang Perlu Diwaspadai

3 Agustus 2022 19:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi persiapan pembedahan kuret. Foto: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi persiapan pembedahan kuret. Foto: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Pada sebagian kasus, terdapat infeksi yang timbul setelah operasi kuret dilakukan, bahkan infeksinya bisa bersifat membahayakan nyawa. Oleh sebab itu, penting bagi pasien untuk memahami ciri-ciri terjadi infeksi setelah kuret.
ADVERTISEMENT
Artikel ini secara khusus akan membahas ciri-ciri terjadi infeksi setelah kuret. Berikut penjelasannya.

Apa Itu Kuret?

Kuret adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut prosedur pengangkatan jaringan pada rahim. Namun, kuret sebenarnya merupakan nama alat yang digunakan saat prosedur tersebut dilakukan.
Prosedur pembersihan jaringan pada dinding rahim dalam dunia medis dikenal sebagai kuretase. Kuretase merupakan bagian dari prosedur bedah D&C (Dilation and Curettage).
Menurut Danielle B Cooper dan Gary W. Menfee dalam artikel ilmiah yang berjudul Dilation and Curettage, bedah D&C dilakukan untuk mengeluarkan jaringan-jaringan tertentu yang ada dalam rahim, contohnya pada kasus keguguran berupa sisa-sisa kehamilan.
Proses bedah ini diawali dengan dilatasi, yakni prosedur yang dilakukan untuk melebarkan leher rahim. Setelah itu, dilanjutkan dengan proses kuretase yang dilakukan dengan cara memotong jaringan yang berada di sekitar rahim menggunakan kuret.
ADVERTISEMENT

Ciri-Ciri Terjadinya Infeksi Setelah Kuret

Dilatasi dan kuretase adalah prosedur yang umum dan biasanya sangat aman. Dalam jurnal ilmiah yang berjudul Second-Trimester Abortion terbitan The American College of Obstetricians and Gynecologists, tingkat kematian yang disebabkan oleh D&C sangatlah rendah. Hal tersebut ditunjukkan oleh angka 0,6 kasus kematian akibat D&C per 100.000 proses bedah yang dilakukan.
Dilatasi dan kuretase biasanya akan menimbulkan efek ringan, seperti kram dan pendarahan ringan. Akan tetapi, pada beberapa kasus, dilatasi dan kuretase juga berkemungkinan memunculkan komplikasi. Salah satu bentuk komplikasinya adalah infeksi.
Salah satu ciri-ciri infeksi terjadi setelah kuret adalah demam. Foto: Unsplash.com
Secara umum, infeksi setelah kuret muncul dalam dua tahap. Pada tahap pertama, berikut ciri-ciri terjadi infeksi setelah kuret:
ADVERTISEMENT
Infeksi pada tahap pertama biasanya akan reda apabila segera diatasi. Jika tidak segera ditangani, infeksi lanjutan mungkin akan terjadi dan menunjukkan ciri-ciri:
Apabila mengalami ciri-ciri terjadi infeksi setelah kuret, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan medis secara tepat. Hal ini penting untuk menghindari berbagai macam komplikasi dan munculnya gangguan kesehatan yang tidak diinginkan.
Penggunaan antiseptik khusus untuk vagina juga perlu dilakukan oleh tenaga medis untuk mengurangi risiko timbulnya infeksi setelah proses dilatasi dan kuretase dilakukan. Selain itu, bagi pasien yang baru saja melakukan prosedur bedah dilatasi dan kuretase diharapkan untuk tidak memasukkan benda asing di area vagina atau melakukan aktivitas seksual.
ADVERTISEMENT
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)