Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Circuit of Wales: Jadi Apa Tidak, Nih?
27 Agustus 2017 20:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penampakan Circuit of Wales dari atas (foto: situs resmi Circuit of Wales)
ADVERTISEMENT
Wales, negara yang menjadi bagian dari Britania Raya itu bermimpi menyelenggarakan ajang balapan berkelas internasional. MotoGP adalah incaran utama mereka. Untuk merealisasikan niatan tersebut, direncanakanlah pembangunan arena balapan yang bernama "Circuit of Wales" (CoW).
Namun, nampaknya pembangunan sirkuit yang terletak di kawasan Ebbw Vale, Blaenau Gwent, Wales tengah menemui sejumlah kendala, utamanya adalah kendala finansial.
Pada bulan Agustus 2014, pihak CoW telah menandatangani kesepakatan kontrak dengan Dorna, selaku pihak penyelenggara MotoGP untuk menjadikan CoW tempat terselenggaranya GP Inggris, hingga tahun 2024. Ya, isi kontraknya adalah deal hingga tahun 2019 dengan opsi perpanjangan hingga 5 tahun ke depan. Akan tetapi, hingga tahun 2017 ini, belum ada tanda-tanda langit Wales akan dipenuhi oleh kebulan asap motor dari para pebalap MotoGP.
ADVERTISEMENT
Masalah Dana Pembangunan
Gambaran CoW nantinya (foto: situs resmi Circuit of Wales)
Apa yang menjadi kendala utama dari pembangunan Circuit of Wales ini? Uang benar-benar menjadi sumber utama persoalannya. Melalui situs resminya, diestimasikan pembangunan akan memakan biaya 425 juta Poundsterling (sumber lain 425 juta Poundsterling). Itu uang Poundsterling kalau dikonversi ke rupiah menjadi senilai lebih dari 7 Triliun Rupiah!
Nah, siapa yang mau membiayai itu semua adalah pertanyaan selanjutnya. Pada 27 Juli 2016, sekretaris kabinet, Ken Skates mewakili pemerintah Wales di hadapan majelis dan dalam pernyataan tertulisnya berkata, "Pada Juli 2016, saya telah mengatakan ke perusahaan bahwa saya akan memperkirakan setidaknya 50% dari proyek tersebut (CoW) akan didanai (oleh pemerintah Wales) dan 50% dari risiko finansial proyek tersebut akan ditanggung oleh sektor swasta, serta untuk proyek secara keseluruhan memberikan nilai uang untuk Pemerintahan Wales dan dana publik ".
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini muncul, salah satunya, akibat dari penawaran awal Heads of the Valleys Development Corporation (HoVDC), selaku pihak yang nantinya akan mengoperasikan CoW, yang mengajukan tawaran kepada pemerintah Wales untuk menanggung 100% resiko finansial. Para menteri menolak dan meminta HoVDC membuat penawaran yang lebih masuk akal. Tawaran sebesar 75% juga masih ditolak.
Sementara itu, dari pihak swasta yang hendak menginvestasikan dananya untuk sirkuit ada seorang bankir bernama Kleinwort Benson dan perusahaan asuransi besar, Aviva, yang merupakan pendukung (backer) finansial utama.
BBC UK memberikan gambaran mengenai proposal yang diajukan tersebut. Jadi, pihak CoW, dalam hal ini HoVDC akan menanggung segala resiko finansial selama fase pembangunan sirkuit. Ketika sirkuit telah selesai dan diresmikan tahun 2019, Pemerintah Wales akan menanggung setengah dari biayanya.
ADVERTISEMENT
Sebagai gantinya, Pemerintah Wales akan dibayar sebesar 99 juta poundsterling selama 33 tahun, atau setara dengan 3 juta poundsterling per tahunnya. Namun, karena posisi pemerintah adalah sebagai penjamin, maka jika nantinya sirkuit ini gagal setelah diresmikan, Pemerintah Wales harus membayar kepada Aviva sebesar 210 juta Poundsterling itu, meski dapat dicicil. Nampaknya semua ini membuat Pemerintah Wales menjadi kurang tertarik.
Pada bulan Juni 2017, pengajuan proposal yang didanai wajib pajak sebesar 210 juta poundsterling kembali ditolak oleh Pemerintah Wales. Padahal, jumlah tersebut berada di kisaran 50% dari total biaya yang diperlukan. Ken Skates mengatakan bahwa penolakan itu berdasarkan pertimbangan terhadap risiko finansial yang terlalu besar, dimana hutang penuh sebesar 373 juta Poundsterling dari seluruh proyek akan diklasifikasikan terhadap modal belanja Pemerintah Wales.
ADVERTISEMENT
Proyek CoW kemudian disebut dapat memakan anggaran untuk proyek lainnya, yang setara dengan membangun 10 sekolah baru atau 5.000 rumah baru layak huni. Akan tetapi, jajaran menteri mengumumkan bahwa pemerintah bersedia mendanai sebesar 100 juta Pounsterling untuk pembangunan taman teknologi otomotif.
Isu Lapangan Kerja
Proyek CoW diklaim dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat, apalagi juga benar-benar sudah diresmikan nanti. Setidaknya ada 6000 lapangan kerja penuh (full time jobs), 750.000 pengunjung setiap tahunnya, sumbangsih 45 juta Poundsterling terhadap ekonomi Wales, dan berbagai keuntungan lainnya bagi warga dan negara karena Ebbw Vale otomatis akan menjadi salah satu kunjungan pariwisata Wales.
Akan tetapi, Ken Skates menyangsikan ekspektasi tersebut dengan menyebutnya sebagai angka yang "dilebih-lebihkan". Pemerintah Wales memprediksikan hanya akan ada sekitar 100 pekerjaan langsung, dengan 500 pekerjaan tidak langsung lainnya, dan 500 pekerjaan konstruksi selama fase pembangunan. Taman teknologi yang juga merupakan bagian dari rencana juga disebut memerlukan tambahan dana publik yang signifikan, meski nantinya dapat memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Pernyataan tersebut membuat geram CoW dan melalui situs resminya mengeluarkan rincian yang berkaitan dengan lapangan kerja, sebagai berikut:
Sekilas tentang Ebbw Vale
Ebbw Vale Enterprise Zone (foto: Business Wales)
Kawasan yang juga kerap disebut sebagai Ebbw Vale Enterprise Zone ini adalah pusatnya kegiatan manufaktur negara Wales baik produsen internasional, maupun lokal. Daerah ini juga berkontribusi pada tingkat produktivitas warga Wales yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah Britania Raya lainnya. Lokasinya yang strategis di Wales tenggara menyediakan akses mudah para pelanggan dan rantai pasokan antara kawasan ini dengan pusat manufaktur lainnya di Inggris, termasuk West Midlands.
ADVERTISEMENT
Berakhirnya Rencana Penyelenggaraan MotoGP?
Eugene Laverty terjatuh di sirkuit Silverstone (Foto: Impact Images)
Entah siapa yang benar dan siapa yang salah tapi di awal bulan Agustus 2017, Dorna memutuskan untuk mengakhiri kerjasama dengan CoW akibat dari ketidakjelasan pembangunan sirkuit tersebut. Dorna akan lebih fokus memantau kondisi Silverstone dan Donington Park untuk penyelenggaraan MotoGP di Britania Raya.
Silverstone yang digadang-gadang akan melepas agenda balap F1 dari kalender tahunan mereka antusias menyambut hal ini. Bahkan, sejak bulan Januari 2017, Derek Warwick selaku presiden BRDC (perusahaan pemilik sirkuit Silverstone) berharap CoW tidak akan pernah jadi.
Pihak CoW memahami keputusan Dorna tersebut. Mereka menyadari kondisi yang tengah menyelimuti CoW. Alotnya negosiasi dengan pemerintah diakui sebagai penyebab utama.
ADVERTISEMENT
"... membuat frustrasi untuk berpikir bahwa sebuah acara dengan kekuatan dan skala sebesar MotoGP Inggris tidak akan berlangsung di negara tersebut dalam waktu dekat," ungkap pihak CoW.
"Tujuan tim adalah untuk menumbuhkan olahraga di Inggris dan memberikan Wales kejuaraan dunia di tahun-tahun mendatang," tambahnya.
Ya, nampaknya masih menunggu waktu untuk menantikan ajang balap MotoGP berlangsung di Wales. Semoga, masalah finansial ini dapat menjadi pelajaran bagi Indonesia, dan tidak akan menghambat penyelenggaraan MotoGP yang rencanannya akan dihelat di Lombok dan Palembang.
Memang, mega proyek seperti ini harus dipikirkan secara matang dan diawasi secara ketat.