Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Filosofi Bondan Prakoso & Fade2Black: Pahit-Manis Adulthood
27 Maret 2021 21:16 WIB
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tan Malaka pernah berujar, "Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda". Beruntunglah mereka yang dapat mempertahankan idealisme mulia hingga akhir hayat. Sementara bagi yang tidak, "Ya sudahlah".
ADVERTISEMENT
Mau apa lagi? Ketika perutmu dibombardir tajamnya pisau kelaparan, ketika pundakmu ditiban beratnya kargo cicilan, ketika matamu disilaukan indahnya keglamoran; kamu terpaksa harus masuk ke dalam gelapnya kepalsuan.
Yah, namanya juga hidup. Hidup adalah pilihan. Pilihan yang diambil punya risiko. Risiko adalah bagian dari skenario. Skenario-Nya tak selalu seperti yang kita mau.
Namun, hei, segalanya tidak akan selalu buruk. Yang perlu kita lakukan adalah berdamai dengan diri sendiri. Beginilah dunia orang dewasa. Adulthood.
Bondan Prakoso & Fade2Black (Tito "Titz" Budidwinanto, Danial Rajab "Lezzano" Fahreza, Ardaninggar "Santoz" Nazir) adalah contoh musisi yang saya kagumi. Musik mereka asyik, konsep mereka unik, lirik-lirik lagu mereka menggelitik.
Bagi kalian yang belum memasuki dunia kerja, mungkin bisa tidak suka atau malah tidak mengerti lirik-lirik lagu mereka. Boleh jadi, itu karena idealisme kalian masih tinggi. Bagus, sih. Namun, jika ditelaah, ada makna yang perlu kalian paham.
ADVERTISEMENT
Tidak banyak yang membedah lirik-lirik Bondan Prakoso & Fade2Black. Mereka sendiri, hemat saya, tak pernah membeberkan makna sebenarnya dari lirik-lirik ajib tersebut.
Pada stori ini, saya mau coba-coba membedah lirik-lirik lagu Bondan Prakoso & Fade2Black. Sebab bagi saya, aksara dan kata per kata yang mereka jahit bisa menjadi pelajaran dan penyadaran.
1) Hidup Berawal dari Mimpi
Ya, jangan pernah ragu dengan mimpi yang kalian punya. Walau mungkin impian itu aneh dan enggak ada keren-kerennya di mata orang lain, kalian hajar saja. Mimpi orang beda-beda, bos. Jangan pupus karena gengsi.
ADVERTISEMENT
Bermimpi itu boleh setinggi langit. Kalaupun jatuh, ya, nanti kalian jatuhnya tetap di bintang-bintang. Cukup familiar, ya, dengan kata-kata ini?
Merasa bosan hidup begitu-begitu saja, memiliki tekad memperbaiki taraf ekonomi, mengangkat derajat keluarga, ini adalah pemicu terangkainya mimpi-mimpi yang tinggi. Mulia.
Balas cela dengan karya. Tutup sensasi dengan prestasi. Diamkan kontroversi, biarlah prestasi yang berbicara sendiri. Popularitas hanyalah bonus dari kerja keras.
Kurang lebih begitu, ya? Oh, satu lagi, percaya bahwa usaha keras tidak akan mengkhianati hasil. Sebuah prinsip yang memang harus dimiliki anak-anak kecil dan remaja.
ADVERTISEMENT
2) Xpresikan
Ya, begitulah. Kalau punya mimpi, usahakan dong. Jangan cuma ngayal doang. Pakailah itu kaki, tangan, otak untuk mulai berkarya.
Orang bilang jelek? Ya, memang. Karya pertama akan selalu jelek. Namun, ya, persetanlah. Kalau kebanyakan dengar ejekan orang, mimpimu tak akan pernah kesampaian.
Yang penting yakin. Tekad harus bulat untuk menggapai mimpimu.
ADVERTISEMENT
Terkadang, kamu enggak perlu memperhatikan tren apa yang sedang naik. Jadi diri sendiri saja. Sebab, di situlah nikmatnya berkarya. Kamu suka sesuatu, tekuni.
Jangan merasa, "Ah gua tuh enggak jago sebenarnya". Kalau berpikir begitu, kalian bakal menyesal nantinya.
3) Tetap Semangat
Jalan menuju Roma tak selalu mulus. Ada gujlakan, mobilmu mungkin mogok di tengah jalan, hati-hati juga ada pembegalan.
Namun, ya, tetap jalan terus. Peta, senjata, dan perbekalan adalah barang-barang krusial di sepanjang perjalanan.
ADVERTISEMENT
Jangan setop di tengah jalan. Barangkali, di Roma, banyak yang sudah menunggumu. Bisa jadi enggak asyik, sih, kalau kamu enggak ada di sana.
4) Bumi Kelangit
Kalau bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah? Tidak bisa diterima logika? Tentu saja. Selamat datang di dunia orang dewasa.
Ragam macam entitas memiliki aturannya sendiri. Jadi, harus ikut yang mana?
Satu tambah satu ternyata tiga, tetapi ada yang bilang lima, enam, 10, bahkan mungkin 100. Semua punya pendapat dan opini yang bisa diterima. Namun, fakta satu tambah satu sama dengan dua yang kamu kemukakan ditolak.
ADVERTISEMENT
Nah, lho. Kenapa bisa begitu?
Maaf, deh, mungkin lidahmu kurang basah dan panjang, punggungmu terlalu tegak, matamu terlalu tajam saat menatap, seluruh tubuhmu kurang luwes.
Kamu adalah hamster yang berlari pada roda statis. Kamu bergerak, tetapi sebenarnya tak ke mana-mana. Sisi baiknya, kamu akan tetap dikasih makan, lho. Jadi, tetaplah berlari. Kalau berhenti, nanti malah enggak dikasih asupan biji bunga matahari.
Jika terjebak di sana, mimpimu tidak akan tercapai. Sebab, tenagamu terkuras untuk hal lain. Masih keukeuh kejar mimpi? Silakan keluar dari roda statis, semoga beruntung di alam yang lebih liar.
ADVERTISEMENT
5) Ya Sudahlah
Begadang tahan kantuk sampai punggung pegal biar hasilnya maksimal. Namun, nasibnya malah sial.
Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, senangnya malah kapan tak ada kepastian.
Sudah habis-habisan untuk mencapai suatu tujuan. Akhirnya, malah kayak habis menjadi korban pembantaian.
Telah menggantungkan mimpi setinggi langit dengan harapan kalaupun harus jatuh, ya, itu di bintang-bintang. Namun, kok, malah tersungkur di Bantar Gebang?
Usaha keras tidak akan mengkhianati hasil? Lho, kok, malah hasil yang mengkhianati usaha?
Ya sudahlah.
ADVERTISEMENT
Dunia enggak selalu kayak maunya kita. Ingat, 10 tambah 10 tak selalu sama dengan 20. Huft... Hidup itu kayak gacha di gim daring ponsel pintarmu. Kamu jor-joran duit belum tentu dapat item yang kamu mau.
Hidup itu enggak seperti menanam pohon. Kamu tanam biji mangga, bisa jadi yang nongol mengkudu. Dari 100 biji apel yang ditanam, bisa jadi semuanya berbuah pare. Pahit.
Ya sudahlah.
Pada akhirnya, hidupmu tak sepenuhnya berisi derita. Kamu mungkin akhirnya gagal mencapai Roma dan Roma mungkin baik-baik saja tanpamu di sana.
Namun, Cibarusah tidak akan melulu membuatmu resah. Tangerang pun tidak akan selalu gersang.
ADVERTISEMENT
Ya sudahlah.
"All Izz Well". Memangnya, kalau sudah mencapai Roma, semuanya sudah pasti aman? Boleh jadi, kamu juga akan terusir dari sana ketika sudah nyaman.
Bahkan, seorang pecundang pun berhak mendapatkan cinta. Jadi, ya sudahlah.
6) Tak Sempurna
Nasi sudah menjadi bubur. Walau begitu, jangan buru-buru menggali liang kubur.
ADVERTISEMENT
Kan yang penting sudah melakukan yang terbaik. Manusia tidak ditugaskan untuk berhasil, yang penting mencoba saja semaksimal mungkin.
Dunia bukan milik pemenang saja. Seorang pecundang juga berhak mendapatkan cinta. Boleh jadi, kerja kerasmu yang berbuah nihil itu melahirkan pengagum rahasia.
Di sisi lain, kegagalan juga mungkin bisa membuat kita memafhumi ketidaksempurnaan. Pencapaian yang berharga adalah lahirnya sikap toleran. Dari situ, hidup bisa terus berjalan, mengurangi sesal di ujung kematian.
ADVERTISEMENT