Konten dari Pengguna

Mengenal Segitiga Epidemiologi, Penularan hingga Pencegahan Penyakit Malaria

Vella Rohmayani
Pengajar di Prodi S.Tr TLM FIK UMSurabaya, pengurus MTCC UM Surabaya, anggota Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur dan sebagai anggota PUSAD (Studi Anti Korupsi dan Demokrasi) di UMSurabaya
30 Agustus 2023 19:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vella Rohmayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Nyamuk Anopheles penyebar malaria. Foto: James Gathany, USCDC via Pixnio
zoom-in-whitePerbesar
Nyamuk Anopheles penyebar malaria. Foto: James Gathany, USCDC via Pixnio
ADVERTISEMENT
Malaria merupakan penyakit endemis atau hiperendemis pada daerah tropis maupun subtropis. Di Indonesia berdasarkan data tren kasus positif malaria dan jumlah penderita malaria (Annual Parasite Incidence/API), ternyata kabupaten/kota endemis tinggi malaria masih terkonsentrasi di kawasan timur Indonesia.
ADVERTISEMENT
Penyakit malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium merupakan salah satu genus dari parasit sporozoa yang penting untuk dipelajari, karena dapat menimbulkan penyakit malaria. Penyakit malaria mempunyai dampak besar bagi kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian dan sering kali menjadi KLB (Kejadian Luar Biasa).

Segitiga epidemiologi malaria

Menurut epidemiologi penularan malaria secara alamiah terjadi akibat adanya interaksi antara 3 faktor yaitu penyebab (agent), penjamu (host), dan lingkungan (enveromental).
Faktor Agent, penyakit malaria merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium. Plasmodium termasuk golongan protozoa family plasmodiidae, dan order Coccidiidae. Terdapat 5 spesies Plasmodium penyebab malaria yang sering menginfeksi manusia, yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale, Plasmodium knowlesi.
ADVERTISEMENT
Faktor Host (Manusia), secara umum dapat dikatakan bahwa setiap orang memiliki risiko untuk terkena penyakit malaria. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerentanan seseorang untuk terjangkit penyakit malaria, Pertama ras atau suku bangsa Plasmodium ovale dapat menginfeksi individu yang negatif untuk golongan darah duffy (salah satu penggolongan darah selain ABO dan Rh) sedangkan Plasmodium vivax tidak. Golongan darah duffy banyak ditemukan pada penduduk Sub-Sahara Afrika. Kekurangan enzim tertentu.
Kedua, kurangnya enzim G6PD (Glucosa 6-Phosphat Dehydrogenase) memberikan perlindungan terhadap infeksi P. falcifarum yang berat. Defisiensi enzim ini merupakan penyakit genetik dengan manifestasi utama pada perempuan.
Ketiga, kekebalan tubuh, ada dua macam kekebalan yaitu kekebalan Alami (Natural Immunity) atau kekebalan yang timbul tanpa memerlukan infeksi terlebih dahulu. Sedangkan kekebalan didapat (Acqired Immunity) yaitu kekebalan aktif (Active Immunity) atau kekebalan akibat dari infeksi sebelumnya maupun akibat dari vaksinasi, serta kekebalan pasif (Pasif Immunity) atau kekebalan yang didapat melalui pemindahan antibodi atau zat-zat yang berfungsi aktif dari ibu kepada janin atau melalui pemberian serum dari seseorang yang terkena penyakit.
ADVERTISEMENT
Keempat, factor umur karena anak-anak cenderung lebih rentan terhadap penyakit malaria dibandingkan dengan orang dewasa. Anak-anak usia kurang dari 5 tahun adalah kelompok terbanyak yang memiliki risiko terhadap malaria.
Kelima, jenis kelamin karena berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan hamil merupakan golongan yang paling rentan terkena penyakit malaria.
Keenam, jenis pekerjaan karena orang yang mempunyai pekerjaan dengan tingkat mobilitas tinggi akan memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit malaria.
Ketujuh, perilaku hidup seperti kebiasaan menggunakan kelambu, menggunakan obat anti nyamuk, serta kebiasaan memelihara ternak
Kedelapan, status gizi karena penderita malaria yang mengalami gizi buruk akan mempengaruhi kerja farmakokinetik obat anti malaria, serta menurunkan absorpsi obat. Anak yang bergizi baik dapat mengatasi malaria berat dengan lebih cepat dibandingkan anak bergizi buruk.
ADVERTISEMENT
Faktor Lingkungan dapat mempengaruhi keberadaan penyakit malaria, yaitu lingkungan Fisik meliputi suhu, curah hujan, jarak antar rumah, kelembaban, kecepatan angin, sinar matahari, arus air dan ketinggian. Sedangkan lingkungan kimia yang meliputi salinitas, derajat keasamaan (pH), oksigen terlarut (DO).
Kemudian lingkungan biologi merupakan salah satu determinan yang memberikan wahana bagi nyamuk untuk berkembang, yaitu tumbuhan dan hewan. Tumbuhan air yang dapat mempengaruhi perkembangan nyamuk Anopheles misalnya lumut dan ganggang, serta tumbuhan darat, misal tumbuhan besar yang membentuk suatu kawasan perkebunan atau hutan akan menghalangi sinar matahari masuk.
Sehingga menyebabkan pecahayaan rendah, suhu rendah dan tingkat kelembaban yang tinggi. Kondisi tersebut sangat disenangi oleh nyamuk untuk beristirahat setelah menghisap darah hospes sambil menunggu proses pematangan telurnya. Sedangkan keberadaan hewan air yang berperan sebagai predator larva nyamuk adalah ikan, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT

Penularan dan pencegahan Malaria

Parasit Plasmodium dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui perantara nyamuk Anopheles atau disebut sebagai vektor malaria. Anopheles merupakan genus terpenting dalam sub famili Anopheline, karena merupakan satu-satunya vektor penular penyakit malaria. Dalam tubuh manusia Plasmodium berkembangbiak dihati, kemudian menginfeksi sel-sel darah merah. Namun tidak semua spesies Anopheles menjadi vektor penyakit malaria, karena dipengaruhi oleh fase perkembang parasit Plasmodium dalam tubuh nyamuk.
Penularan atau infeksi dari Plamodium dapat terjadi memalui 2 cara, yaitu Penularan secara alamiah (natural infection), melalui gigitan atau tusukan nyamuk Anopheles betina yang mengandung stadium sporozoit. Dan penularan non alamiah, secara kongenital melalui plasenta ibu hamil yang mengandung plasmodium yang ditularkan kepada janin dalam kandungan, dan penularan secara mekanik terjadi melalui transfusi darah atau jarum suntik.
ADVERTISEMENT
Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan cara-cara (1) Isolasi penderita agar tidak digigit vektor, (2) Mengobati penderita, (3) Penyadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, (4) Menghindari atau mengurangi kontak/gigitan nyamuk Anopheles, (5) Penggunaan kemoprofilaksis bagi orang yang memasuki daerah endemis malaria, (6) Pengendalian vektor dengan melakukan pengendalian populasi nyamuk (pengasapan dengan insektisida) dan pengendalian larva nyamuk (Fisik, kimia dan biologi).