Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Wabup Lumajang Cek Pengusaha Kayu Antisipasi Resesi Global
3 November 2022 13:16 WIB
Tulisan dari Ke Lumajang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kelumajang - Guna meningkatkan Resiliensi dalam menghadapi ancaman resesi global, Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur melakukan monitoring ke sejumlah perusahaan industri kayu.
ADVERTISEMENT
" Ada tiga industri kayu besar yang sudah kita datangi, dan nanti berlanjut ke perusahaan-perusahaan lain terkait dengan resesi global," kata Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah) saat dimintai keterangan usai melakukan monitoring, Rabu (2/11).
Wabup juga mengatakan, bahwa kondisi resesi global yang melanda dunia berimbas atau berpengaruh terhadap permintaan pasar dari luar negeri. Otomatis kinerja ekspor perusahaan industri kayu ke beberapa negara juga akan ikut terganggu.
Ternyata tak hanya itu, imbas resesi kemungkinan juga dianggap bisa berdampak terhadap tenaga kerja yang berada di perusahaan industri kapasitas ekspor.
" Kami tentu akan terus pantau terkait dengan tenaga kerja keamanan agar tidak ada PHK (Pemutusan Hubungan Kerja, red), kemudian keberkelanjutan dari proses produksi, yang mana itu menjadi sebuah jaminan dari ketenagakerjaan di perusahaan masing-masing," terangnya dirilis diskominfo Lumajang.
ADVERTISEMENT
Dirinya mengimbau, agar para pengusaha perusahaan industri di Kabupaten Lumajang bisa terus semangat dan sustainable (berkelanjutan) ditengah ancaman resesi global.
" Tentu menghadapi ujian resesi global dengan ekonomi yang ketidakpastian ini, saya harap para pengusaha tetap semangat dan sustainable berkelanjutan, produksinya bisa terus berlanjut," harapnya.
Didampingi ASPILU adapun perusahaan industri kayu yang telah dituju, beberapa diantaranya yakni PT. Semeru Makmur Kayu Nusa Klakah, PT. Gema Lestari Indonesia serta PT. Mustika Tama Group. (Komin/red)