Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
PDB Nyatanya Tidak Memiliki Pengaruh Yang Signifikan Pada Pengangguran
27 Maret 2023 9:50 WIB
Tulisan dari kelompok1perkin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dilihat dari beberapa indikator. Salah satunya pertumbuhan ekonomi dan pengangguran. Dapat dilihat bahwa hubungan tingkat PDB (Produk Domestik Bruto) dan Pengangguran tidak menjamin bahwa hubungan tersebut selalu negatif. Wilayah yang tingkat PDB (Produk Domestik Bruto) yang tinggi belum tentu memiliki pengangguran yang rendah. Berdasarkan data PDB (Produk Domestik Broto) Indonesia 2022 mencapai 19.558,4 triliun dilansir dari Bank Indonesia bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat tahun 2022 didukung oleh hampir seluruh komponen PDB (Produk Domestik Bruto) dari sisi pengeluaran. Konsumsi rumah tangga meningkat 4,48%, ekspor tetap tumbuh tinggi sebesar 14,93%, namun pertumbuhan investasi secara keseluruhan tertahan pada 3,33%, sedangkan konsumsi pemerintah terkontraksi 4,77%., karena dipengaruhi oleh penurunan belanja barang akibat Covid-19 dan pemulihan ekonomi yang terus membaik. Sedangkan angka pengangguran pada tahun 2022 sebanyak 8,42 juta orang yang mana ini masih cukup tinggi dan belum kembali pada posisi sebelum pandemi. Beberapa opini masyarakat tidak menjamin bahwa makin cepat laju pertumbuhan ekonomi, makin cepat pula penurunan angka pengangguran.
ADVERTISEMENT
PDB (Produk Domestik Bruto) yang stabil dapat mencerminkan bagaimana kinerja suatu perekonomian di Indonesia di berbagai sektor yang ada. Tingkat PDB(Produk Domestik Bruto) yang tinggi mencerminkan bahwa komoditas ekspor kita lebih tinggi dibandingkan impor, yang memuat aktivitas perdagangan semakin aktif, kemudian penyerapan tenaga kerja dapat terjadi. Begitu pula dari sisi konsumsi masyarakat yang juga akan meningkat karena daya beli semakin tinggi sehingga masyarakat semakin konsumtif. Maka ketika konsumsi tinggi permintaan akan barang akan tinggi pula, sedangkan penyerapan pada tenaga kerja tentu akan meningkat. Pemerintah juga dapat berkontribusi dalam kemampuan belanja pemerintah yang tentu menjadi kekuatan dalam menciptakan lapangan kerja. Ketika dilihat secara teori korelasi antara PDB (Produk Domestik Bruto) dan Tenaga Kerja harusnya memiliki hubungan yang positif. Yang artinya semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin tinggi pula penyerapan tenaga kerja.
Dilansir dari Badan Pusat Statistik, tingkat PDB (Produk Domestik Bruto) indonesia tahun 2022 mencapai atau tumbuh sebesar 5,31% sedangkan angka pengangguran terbuka di Indonesia tahun 2022 mecapai 5,86%. Ini berarti bahwa dengan tingkat PDB (Produk Domestik Bruto) indonesia yang stabil ternyata tidak sebanding dengan tingkat pengangguran yang justru tinggi pada tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang kami lihat bahwa tingkat PDB (Produk Domestik Bruto) indonesia sendiri tidak terpengaruh secara langsung terhadap pengangguran. Ada banyak faktor yang menentukan tingkat pengangguran, bisa saja karena kondisi politik dan stabilitas yang tidak kondusif dalam permasalahan tenaga kerja. Seperti tahun 2020 lalu, terjadi PHK besar-besaran terhadap karyawan yang diakibatkan pandemi Covid-19 sehingga membuat keadaan ekonomi di Indonesia menjadi kurang kondusif.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat PDB (Produk Domestik Bruto) tidak selalu berhubungan negatif yang menjelaskan bahwa ketika tingkat PDB tinggi maka pengangguran juga akan turun. Seperti dalam kasus nyata pada tahun 2022 dapat dilihat bahwa tingkat PDB (Produk Domestik Bruto) yang stabil tidak membuat tingkat pengangguran rendah, justru malah tinggi, dan pada kasus ini PDB (Produk Domestik Bruto) memiliki hubungan yang positif dengan tingkat pengangguran.
ADVERTISEMENT