Konten dari Pengguna

FOMO dalam Era Digital: Tantangan dan Solusi untuk Kesejahteraan Mental

Kemas Resta
Part of Korea Investment And Sekuritas Indonesia
31 Oktober 2024 18:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kemas Resta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Fomo, sumber (Freepik)
zoom-in-whitePerbesar
Fomo, sumber (Freepik)
ADVERTISEMENT
Dalam konteks finansial, FOMO sering kali terlihat saat seseorang tergoda untuk mengikuti tren investasi yang sedang booming. Melihat orang lain meraih keuntungan besar dari investasi tertentu dapat memicu keinginan untuk ikut berinvestasi tanpa mempertimbangkan risikonya. Ini dapat menghasilkan keputusan investasi yang kurang bijaksana.
ADVERTISEMENT
Mengapa FOMO Bisa Muncul?
Perasaan FOMO bisa muncul karena beberapa alasan, antara lain:
1. Media Sosial
Platform seperti Instagram dan TikTok sering menampilkan kehidupan idealis orang lain. Ketika kita melihat teman atau influencer berlibur, membeli barang mahal, atau merayakan pencapaian, kita bisa merasa tertekan untuk melakukan hal serupa agar tidak dianggap ketinggalan.
2. Tekanan Sosial
Lingkungan sosial kita juga dapat memicu FOMO. Baik di kampus maupun tempat kerja, ada ekspektasi untuk mengikuti tren atau gaya hidup tertentu. Jika kita tidak terlibat, kita bisa merasa terasing atau diabaikan.
3. Ketidakpuasan Diri
Perasaan kurang percaya diri atau ketidakpuasan terhadap hidup kita bisa membuat kita berusaha mencari pengakuan dari luar. Mengikuti tren populer bisa terasa seperti cara untuk meningkatkan citra diri, meski itu bertentangan dengan nilai dan minat pribadi.
ADVERTISEMENT
Dampak FOMO dalam Kehidupan
FOMO dapat memiliki dampak positif dan negatif.
Dampak Positif
Salah satu contoh positif adalah gerakan FIRE (Financial Independence, Retire Early), di mana FOMO dapat memotivasi kita untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan. Melihat orang lain mencapai kebebasan finansial bisa mendorong kita untuk belajar tentang pengelolaan keuangan, berhemat, dan berinvestasi.
Dampak Negatif
Sebaliknya, FOMO sering kali membuat kita terjebak dalam pengeluaran yang tidak terkendali. Misalnya, terpaksa membeli barang-barang mahal hanya untuk mengikuti tren, meskipun kita tidak mampu secara finansial. Ini bisa mengakibatkan penumpukan utang dan kurangnya tabungan untuk masa depan.
Mengatasi FOMO
Berikut beberapa cara untuk mengelola FOMO agar tidak merusak kondisi finansialmu:
1. Tentukan Prioritas Keuangan
ADVERTISEMENT
Buat anggaran dan fokus pada apa yang benar-benar penting. Alih-alih mengikuti tren, alokasikan dana untuk kebutuhan esensial dan investasi jangka panjang. Kamu bisa berinvestasi melalui aplikasi yang telah berizin OJK contohnya di aplikasi KOINS.
2. Kurangi Penggunaan Media Sosial
Batasi waktu di media sosial untuk mengurangi tekanan. Jika biasanya kamu menghabiskan 6 jam sehari, coba turunkan secara bertahap.
3. Cari Aktivitas Alternatif
Temukan hobi atau aktivitas yang menyenangkan tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Menghabiskan waktu dengan orang-orang terkasih atau berolahraga bisa jadi pilihan.
4. Praktikkan Mindfulness dan Kesadaran Diri
Latih diri untuk mengenali kapan FOMO memengaruhi keputusanmu. Pertimbangkan apakah keinginan untuk mengikuti tren benar-benar sejalan dengan tujuan hidupmu.
Menghadapi FOMO memang tidak mudah, tetapi dengan kesadaran diri dan perencanaan yang baik, kita bisa membuat keputusan finansial yang lebih bijak. Ingat, fokuslah pada apa yang benar-benar penting bagi dirimu dan jangan biarkan tekanan dari luar memengaruhi jalan hidupmu. Dengan langkah-langkah ini, kamu dapat membangun masa depan finansial yang lebih baik tanpa terjebak dalam jebakan FOMO.
ADVERTISEMENT