Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Partai saling Klaim Infrastruktur diatas Penderitaan Masyarakat, Mahasiswa: Lucu
24 September 2022 21:27 WIB
Tulisan dari BEM Undip tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Agus Harimurti Yudhoyono atau yang akrab disapa AHY, putra dari mantan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan kritik pedas di Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) Demokrat kemarin, Kamis (15/9/2022) hingga Jumat (16/9/2022). AHY mengkritik kinerja Jokowi pada sektor ekonomi, kemiskinan hutang juga infrastruktur, yang dibandingkan dengan era SBY lalu. SBY pun juga ikut turun gunung karena merasa ada yang ganjal, mencurigai adanya kecurangan pada Pemilu 2024 yang bisa tidak jujur dan tidak adil.
ADVERTISEMENT
CNN Indonesia mengundang Politisi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu dan Wakil Sekretaris Jendral Demokrat, Jansen Sitindaon untuk berdiskusi terkait kritik yang disampaikan AHY kemarin. Tak hanya itu, Tenaga Ahli Utama KSP, Ade Irfan Pulungan dan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno juga hadir untuk berdiskusi. BEM Undip sebagai pemilih generasi milenial, juga hadir untuk menanggapi.
Menurut Wasekjen Demokrat, pembangunan sudah banyak direncanakan, dialokasikan anggarannya dan sudah dibangun sekitar 70-80% di era SBY. Dan tinggal gunting pita saja pada era Jokowi. Sedangkan menurut Tenaga Ahli Utama KSP, dikarenakan Pemilu 2024 sudah dekat, Demokrat seakan ingin dilihat, ingin mendapat simpati dan empati. Menurutnya, infrastruktur itu bersifat berkesinambungan jadi seharusnya tidak meng-klaim ataupun membanding-bandingkan.
ADVERTISEMENT
Adian sebagai Politisi PDI pun setuju pendapat Irfan, sudah banyak kesinambungan dari pemerintah-pemerintah sebelumnya yang dilanjut hingga pemerintahan sekarang. Menurutnya infrastruktur itu adalah tanggung jawab sebagai pemerintah, adalah pekerjaan untuk rakyat.
Perdebatan Panjang tak selesai hingga membuat Ichwan Nugraha Budjang, Ketua BEM Undip merasa bahwa perdebatan itu bersifat lucu.
“Pada poin utama yang ingin saya sampaikan, jujur dari tadi saya bersama rekan-rekan sama yang lainnya, saya sedikit tertawa gitu dan lucu sebenarnya. Kenapa saya sampaikan demikian? Karena saya tidak habis pikir pembahasan seperti ini saling mengklaim satu sama lain Anda Anda sekalian Bung-Bung besar sekalian di sini saling berdebat satu sama lain tapi di atas kesengsaraan rakyat,” jelasnya kemarin di Live Politic Show Rabu (21/09) kemarin.
Ichwan Budjang mempertanyakan kenapa pemerintah tidak mendengarkan suara rakyat tentang demo kenaikan harga BBM, RKUHP yang tidak di revisi-revisi juga, malah memperdebatkan hal yang sebenarnya tidak penting. Menurut Ichwan, infrastruktur pada era Jokowi dan SBY sama-sama tidak ada yang sempurna, banyak infrastruktur yang tidak selesai.
ADVERTISEMENT
“Rakyat sudah muak. Pejabat, pemerintah, lebih baik memperbaiki komunikasi dengan publik. Tidak perlu meng-klaim, sedangkan demo kenaikan harga BBM saja tidak didengar,” tambah Naufal Ramadhan, Menko Pergerakan dan Relasi Publik BEM Undip. Dengan statement tersebut, Adian mengungkapkan, ia bisa memfasilitasi untuk bertemu Presiden, mendengar aspirasi dari mahasiswa.
Dengan begitu, Pemilu 2024 mulai menggeser topik RKUHP dan kenaikan BBM yang tidak kunjung usai. Infrastruktur diperebutkan diatas penderitaan masyarakat yang berkepanjangan. Padahal masyarakat saja tidak peduli ini hasil dari pembangunan siapa, siapa yang memulai dan siapa yang menggunting pita. Yang di butuhkan adalah aspirasi mahasiswa, suara masyarakat yang didengar. Percuma jika infrastruktur terbilang banyak tetapi komunikasi saja tidak didengar.