Konten Media Partner

Lebih Tinggi dari Ditetapkan, Pertalite di Lingga Dijual hingga Rp 13 Ribu

10 September 2022 14:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertamini di Dabo Singkep. Foto: Aziz Kautsar/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Pertamini di Dabo Singkep. Foto: Aziz Kautsar/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Harga BBM bersubsidi jenis pertalite resmi naik sejak diumumkan pekan lalu menjadi Rp 10.000 per liter.
ADVERTISEMENT
Meski sudah ditetapkan harga tersebut, namun hampir semua pengecer dan pertamini atau pom mini di Kabupaten Lingga menjual pertalite di atas ketetapan tersebut. Yakni mulai Rp 11.000 hingga Rp 13.000 per liternya.
"Iya kita menjual pertalite di POM Mini ini dengan harga Rp11.500, tapi itu bukan kehendak kita sendiri, tapi memang sudah kesepakatan bersama," ujar salah satu pemilik kios di Dabo Singkep, Yuyu, saat ditemui, Sabtu (10/9).
Sayangnya ia tak banyak berkomentar dan tidak membeberkan alasan kenapa harga jual tersebut lebih tinggi dari yang ditetapkan pemerintah.
Tak hanya di Pulau Singkep, harga pertalite eceran di ibukota Kabupaten Lingga, Daik Lingga bahkan dibandrol dengan harga Rp 13.300 per liternya.
"Kalau disini kan pakai botol, untuk satu botol kemasan aqua berukuran 1.5 Liter harganya Rp 20.000. Berarti per 1 Liter pertalite Rp 13.300," ungkap salah satu pedagang.
ADVERTISEMENT
Tingginya harga jual pertalite ini diakui membuat warga sedikit lebih berat. Pasalnya, bbm memang sudah menjadi kebutuhan mobilitas sehari-hari.
"Di POM Mini harganya Rp 11.500 sedangkan di kios-kios biasa harganya Rp 12.000," kata Zaki, warga Dabo.
"Kita kurang tau juga sebabnya kenapa lebih mahal dari lain. Susah bang BBM naik semua berdampak ini," imbuhnya.
Hingga berita ini diunggah kepripedia masih mencoba mengkonfirmasi ke Pemerintah Kabupaten Lingga terkait hal tersebut, khususnya tentang batas atas dan batas bawah harga BBM subsidi ditingkat pengecer