Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Elektrifikasi Landasan Cita Anak Negeri
13 September 2021 11:18 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Khairillah Fathinnuzul Heryawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak sebelum dilantiknya bapak Presiden kita Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2014 bersama Jusuf Kalla, sudah ada 9 poin agenda prioritas dalam Nawacita mereka demi mencapai kesejahteraan rakyat Indonesia. Poin nomor 2 dalam agenda prioritas tersebut menyebutkan bahwa ke depannya beliau beserta jajarannya akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Dalam agenda tersebut juga jelas disebutkan pemerataan pembangunan antar wilayah terutama desa kawasan timur Indonesia dan kawasan perbatasan akan terus dilaksanakan. Pada periode saat ini (2019-sekarang) Jokowi dan Ma’ruf Amin juga memiliki agenda prioritas yang bersinggungan dengan Nawacita, yaitu pembangunan infrastruktur akan dilanjutkan, yang menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi, mempermudah akses, dan mendongkrak lapangan kerja baru. Meratanya infrastruktur akan turut mempercepat nilai tambah perekonomian rakyat Indonesia. Dengan demikian, terciptalah salah satu dari sekian target yaitu dapat menuntaskan target seluruh rakyatnya dari sabang sampai Merauke teraliri oleh listrik dan rasio elektrifikasi 100 % pada tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan apa yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI pada bulan Mei 2021, hingga kuartal I 2021, rasio elektrifikasi mencapai 99,28 persen dan rasio jumlah desa berlistrik mencapai 99,59 persen. Rinciannya, terdapat 542.124 rumah tangga yang belum merasakan aliran listrik. Sementara jumlah desa yang belum teraliri listrik mencapai 346 desa. Dalam mencapai target 100% ter elektrifikasi pemerintah bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mengupayakan pembangunan PLTS untuk menjangkau daerah terpencil yang ada di pelosok Indonesia. Dengan begitu, daerah pelosok akan dapat merasakan listrik dengan pembangunan pembangkit yang efektif dan efisien dari segi ekonomi serta teknologi.
Menelisik kembali pada tahun 2016-2019 pemerintah Indonesia pernah memiliki program yang turut berpartisipasi dalam peningkatan elektrifikasi sebesar 14,54%. Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTHSE) merupakan program yang memberikan akses penerangan kepada masyarakat yang berada di wilayah 3T (Terpencil, Tertinggal, dan Terluar), khususnya masyarakat yang berada di desa yang masih gelap gulita, yang tak pernah memperoleh akses energi listrik. Program yang dilaksanakan pada tahun 2017-2019 ini diharapkan menjadi salah satu solusi penerangan dan energi listrik, yang difokuskan bagi perdesaan yang terisolasi dan sulit dijangkau PLN.
ADVERTISEMENT
Komponen yang terdapat di LTSHE di antaranya adalah baterai lithium, lampu LED ± 3 watt (setara lampu pijar 25 watt), dan modul surya 30Wp. LTSHE memiliki beberapa keunggulan yaitu mudah dipasang (plug n play), lampu menggunakan LED sehingga lebih terang, lampu bisa digunakan untuk senter, pengaturan cahaya lampu LED secara otomatis, dan daya tahan lama serta bisa untuk charger HP. Program tersebut merupakan contoh kecil dalam upaya elektrifikasi 100% di Indonesia, harapannya ke depan bukan hanya sebatas LTSHE dengan kapasitas yang tidak begitu besar dalam menerangi pelosok negeri. Dalam upaya peningkatan kapasitas tentu ada berbagai pengembangan yang harus dilakukan seperti penambahan jumlah dan peningkatan teknologi dari segi komponen PLTS
ADVERTISEMENT
Adapun langkah lainnya yaitu pada 22 Juni 2021 telah diresmikan ACCESS (Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality) pada proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) off-grid dengan total kapasitas terpasang 1,2 MW di 23 lokasi tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Tengah. ACCESSS merupakan sebuah program kerja sama antara pemerintah Indonesia KESDM, KOICA (Korea International Cooperation Agency), dan UNDP (United Nation Development Programme) dalam menyukseskan akses listrik ke tempat yang belum mendapatkan listrik dan yang masih berlistrik swadaya kurang memadai (EBTKE 2021)
Sistem yang diusung dalam proses menjalani program tersebut adalah PLTS Off Grid atau Sistem yang juga disebut dengan Stand Alone PV (Photovoltaic) ini sangat cocok untuk daerah yang sulit dijangkau oleh jaringan PLN, karena sifatnya yang mandiri dan mengandalkan baterai. Komponen yang dibutuhkan dalam pembangunan PLTS tersebut adalah panel surya, Solar Charge Control (SCC) panel, baterai, dan Inverter.
ADVERTISEMENT
Peran dari masing-masing komponen tersebut berbeda dengan satu dengan yang lain, tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu menghasilkan energi listrik yang dapat diberdayakan oleh masyarakat. Panel Surya bertugas untuk menangkap sinar matahari ketika siang hari, listrik DC (Direct Current) yang dihasilkan oleh panel surya akan disimpan ke dalam baterai melalui SCC setelah itu listrik disimpan di dalam baterai. Hal tersebutlah yang nanti akan digunakan untuk kebutuhan beban. Apabila bebannya DC maka hanya disambungkan secara langsung ke baterai, jika bebannya memerlukan arus AC (Alternating Current) maka dibutuhkan inverter yang bertugas untuk konversi arus DC ke arus AC.
Berdasarkan paparan di atas dapat dilihat untuk membuat PLTS Off Grid hanya membutuhkan beberapa komponen. Namun, seringkali hambatan dalam pembangunannya diakibatkan oleh tingginya biaya baterai dan inverter yang ada pada di sistem off grid. Bila kita cari tahu lebih lanjut bahan baku untuk pembuatan baterai seperti nikel untuk baterai Nickel – Cadmium adalah jenis baterai yang popular untuk proyek PV skala komersial. Bahan baku tersebut sangat melimpah di negeri kita. Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia untuk besaran jumlah sumber daya nikel. Indonesia disebut memiliki sumber daya nikel sebesar 23,7% dari total sumber daya nikel dunia. Dari itu, dapat kita simpul bahwa Indonesia bisa saja menjadi pemain besar pada produksi pembuatan baterai sehingga tingginya harga baterai bukan sebuah permasalahan.
ADVERTISEMENT
Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang dicanangkan oleh pemerintah merupakan langkah kecil dalam mencapai kesejahteraan bangsa. Dengan adanya aliran listrik yang terpasang, anak bangsa bukan hanya dapat penerangan dari gelapnya malam, mereka juga dapat pencerahan dalam menggapai cita dan angan. Ini Indonesia raya bukan Indonesia “Jawa” sehingga pembangunan harus merata menyeluruh dan dapat dirasakan oleh seluruh anak bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
EBTKE, H. (2020, January 14). LTSHE Tingkatkan Produktivitas Warga Sillu Kupang. Retrieved from esdm.go.id: https://ebtke.esdm.go.id/post/2020/01/14/2444/ltshe.tingkatkan.produktivitas.warga.sillu.kupang?lang=en
EBTKE, H. (2021, May 28). Kementerian ESDM Akan Tuntaskan 100% Rasio Elektrifikasi di 2022. Retrieved from esdm.go.id: https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/kementerian-esdm-akan-tuntaskan-100-rasio-elektrifikasi-di-2022-
EBTKE, H. (2021, June 22). Pengumuman Tender EPC untuk Pembangunan PLTS Off-Grid pada 23 Desa di Indonesia. Retrieved from esdm.go.id: Pengumuman Tender EPC untuk Pembangunan PLTS Off-Grid pada 23 Desa di Indonesia
ADVERTISEMENT
Kominfo. (2015, 08 18). Jadikan Indonesia Mandiri, Berkepribadian, dan Berdaulat. Retrieved from Kominfo.go.id: https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/5629/NAWACITA%3A+9+Program+Perubahan+Untuk+Indonesia/0/infografis
Merdeka. (2019, November 19). PLN Optimalkan EBT Kejar Rasio Elektrifikasi 100 Persen di 2020. Retrieved from merdeka.com: https://www.merdeka.com/uang/pln-optimalkan-ebt-kejar-rasio-elektrifikasi-100-persen-di-2020.html?page=2
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2017. (n.d.).
Sunergi. (n.d.). Sistem Off-Grid. Retrieved from Sunergi.co.id: https://www.sunergi.co.id/id/sistem-off-grid/
Umah, A. (2021, May 06). RI Punya Harta Karun Tambang Terbesar di Dunia, Ini Faktanya. Retrieved from cnbcindonesia.com: https://www.cnbcindonesia.com/news/20210506192530-4-243907/ri-punya-harta-karun-tambang-terbesar-di-dunia-ini-faktanya
Wedhaswary, I. D. (2014, 05 21). Nawa Cita", 9 Agenda Prioritas Jokowi-JK. Retrieved from Kompas.com: https://nasional.kompas.com/read/2014/05/21/0754454/.Nawa.Cita.9.Agenda.Prioritas.Jokowi-JK