Konten dari Pengguna

Rekapitulasi Tahunan: Perasaan Hampa di Tengah Dunia yang Terus Berlomba

Khalida Rizki Soraya
Mahasiswa aktif S1 Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta.
14 Desember 2024 12:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khalida Rizki Soraya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Sumber: https://pixabay.com/photos/calendar-date-time-month-week-660670/)
zoom-in-whitePerbesar
(Sumber: https://pixabay.com/photos/calendar-date-time-month-week-660670/)
ADVERTISEMENT
Tanpa terasa, tahun baru sudah di depan mata. Rasa-rasanya, ratusan hari ke belakang berlalu begitu saja dalam sekejap mata. Di dunia kini yang senantiasa berputar dengan begitu cepatnya tanpa mengenal kata lelah, yang membuat kita semua seolah-olah didorong oleh kuasa tak kasat mata untuk terus melangkah maju, maju, dan maju. Tak ada waktu untuk berdiam diri. Tak ada waktu untuk beristirahat. Tak ada waktu untuk "bernapas". Kendati demikian, saat kita memandang kalender dan menghitung mundur, tak jarang muncul perasaan hampa yang menggelayuti hati. Rasanya, seolah-olah selama satu tahun ke belakang, kita sama sekali tak punya pencapaian berarti.
ADVERTISEMENT
Belum lagi, perasaan ini juga sering kali diperparah dengan berbagai postingan di media sosial yang kita konsumsi setiap harinya, yang senantiasa menampilkan sorotan kehidupan orang lain yang seolah sempurna—mereka yang sukses meraih impian, yang hidupnya penuh kebahagiaan, yang tampaknya telah menemukan segala hal yang kita cari. Sedangkan, di saat yang sama, kita merasa seperti tertinggal, seolah sedang berlari dalam perlombaan tanpa garis finish, di mana setiap langkah terasa sia-sia dan tak ada kemajuan berarti.
Media sosial, yang awalnya mungkin hanya menjadi wadah untuk berbagi kisah, kesenangan, dan kenangan, tanpa sadar telah menjadi ladang "adu nasib" yang tak terlihat ujungnya. Dalam setiap guliran jari kita di dalamnya, kita terlalu disibukkan dengan melihat "panggung terbaik" orang lain, sampai melupakan bahwa pada dasarnya mereka hanya menampilkan apa yang ingin mereka tunjukkan. Dan kita sering kali lupa bahwa di balik layar tersebut, ada kisah-kisah yang terpendam—seperti perjuangan, kegagalan, dan keraguan yang sering kali terabaikan—yang tidak mereka tampilkan sebagai "wajah" di media sosial mereka
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, hal-hal tersebut membuat kita mulai membandingkan hidup kita dengan cerita orang lain yang tampak lebih sukses, lebih bahagia, dan lebih sempurna. Dan dalam perbandingan itu, kita kerap terperangkap dalam rasa kekurangan dan kehampaan yang sulit dijelaskan. Padahal, jika dilihat lebih dekat, kehidupan setiap orang memanglah unik, tidak ada satupun perjalanan yang serupa. Dan hanya karena kita belum sampai di titik yang sama dengan orang lain, hal tersebut tidak bisa dijadikan tolok ukur bahwa kita tertinggal atau gagal. Karena, pada dasarnya semua orang memiliki garis dan jalur hidup mereka masing-masing. Dan saat ini, kita mungkin sedang berjalan di jalur yang berbeda, dengan tempo yang berbeda pula, dan itu semua normal. Sebab, saya, Anda, dan kita semua, tidak sedang berlomba dengan siapapun atau dengan apapun.
ADVERTISEMENT
Tentang Jalan yang Berbeda dan Waktu yang Berbeda
Dalam roda kehidupan yang terus berputar ini, meskipun kita seolah-olah sama-sama dipaksa untuk selalu melangkah maju. Namun, sejatinya, setiap orang tetaplah memiliki jalan hidupnya masing-masing, dengan rute yang tak pernah sama, dan tujuan akhir yang berbeda pula. Ada orang yang melangkah mulus tanpa halangan, sementara segelintir yang lain mungkin harus berjuang melewati tanjakan terjal dan tikungan tajam. Namun, perlu diingat bahwa semesta akan senantiasa membantu siapapun yang bersungguh-sungguh, sehingga setiap orang, pada akhirnya, akan mencapai tujuannya dengan cara dan waktunya masing-masing. Tak ada yang lebih cepat atau lebih lambat secara mutlak, karena setiap orang bergerak dengan ritme dan kecepatan yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Mungkin saat ini, tahun ini, kita merasa hampa karena seolah tak memiliki pencapaian yang berarti, merasa belum berhasil mendapatkan apa yang diharapkan, atau merasa tertinggal dari orang lain. Maka, di saat-saat seperti ini, penting bagi kita untuk mengingat bahwa jika proses maupun langkah demi langkah yang kita ambil memakan waktu lebih lama, hal itu bukanlah akhir dari segala-galanya. Dan kita juga perlu menyadari sepenuhnya bahwa pencapaian bukanlah tentang seberapa cepat kita sampai, tetapi tentang seberapa jauh kita melangkah.
Di tengah dunia yang terus berlomba-lomba untuk meraih segala-galanya, saya berharap kita semua bisa memberikan ruang jeda bagi diri kita sendiri untuk tumbuh, berproses, dan belajar dari setiap langkah yang telah kita lalui selama ini. Karena, setiap langkah yang kita ambil—baik besar maupun kecil—pada dasarnya adalah bagian berharga dari proses tumbuh dan berkembang, dan proses ini adalah bagian dari perjalanan hidup yang sangat berharga, bahkan jika itu tidak selalu terlihat seperti pencapaian besar.
ADVERTISEMENT