Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
57% Kasus Baby Blues di Indonesia Tertinggi di Asia: KKN UNDIP Beri Psikoedukasi
17 Agustus 2024 15:31 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Khansa Kamila Ananda Pramesti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Limpung, Kecamatan Limpung, Batang (03/08/2024) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan angka ibu yang mengalami gejala baby blues di Indonesia mencapai 57% dan menjadikan indonesia sebagai negara dengan kasus baby blues tertinggi di Asia.
ADVERTISEMENT
Baby blues merupakan gangguan suasana hati sementara pada ibu setelah melahirkan dan berlangsung selama 2 minggu. Apabila baby blues dibiarkan semakin parah, maka ibu akan mengalami depresi postpartum blues (depresi pascapersalinan).
Sebagai upaya preventif meminimalkan kasus baby blues pada ibu pascamelahirkan, KKN Tim II UNDIP 2023/2024 berikan program berupa psikoedukasi pencegahan baby blues yang dilakukan oleh Khansa Kamila Ananda Pramesti dari jurusan Psikologi. Psikoedukasi diberikan karena beberapa warga belum mengetahui lebih mendalam mengenai baby blues dan dampaknya bagi ibu dan buah hati.
Psikoedukasi terkait pencegahan baby blues dilaksanakan pada hari Sabtu, 03 Agustus 2024 di Dusun Gepor, Desa Limpung, Kecamatan Limpung, Batang. Media yang digunakan untuk psikoedukasi berupa lembar balik. Kegiatan ini dihadiri oleh ibu kepala dusun, Ibu RT, ibu-ibu kader, dan PKK Dusun Gepor dengan antusias.
ADVERTISEMENT
Dalam program ini, khansa mengajak para warga khususnya orang terdekat dari ibu hamil untuk memperhatikan dan peduli akan kesehatan mental ibu pascamelahirkan. Kesehatan mental ibu sangat penting untuk perkembangan fisik, sosial, maupun kognitif buah hatinya. Psikoedukasi yang diberikan mencakup definisi dari baby blues, gejala yang muncul, penyebab terjadinya, dampak yang ditimbulkan, dan bagaimana cara mencegah baby blues itu sendiri.
Pemberian program psikoedukasi pencegahan baby blues ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga di Desa Limpung mengenai pentingnya memperhatikan kesehatan mental ibu pascamelahirkan yang terkadang tanpa disadari terabaikan.
Setelah pelaksanaan program pemberian psikoedukasi mencegah baby blues pada ibu hamil, khansa menyerahkan media lembar balik kepada ibu RT Dusun Gepor dengan tujuan kedepannya media ini dapat disampaikan kembali kepada masyarakat yang lebih luas khususnya para ibu hamil di Dusun Gepor maupun Desa Limpung. Hal ini dilakukan sebagai upaya preventif terhadap tingginya kasus baby blues di Indonesia.
ADVERTISEMENT