Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Despacito dan Kejayaan Musik Latin
4 September 2017 16:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Kharizma Ahmada tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, Dunia dihebohkan dengan lagu Despacito dari Luis Fonsi dan Daddy Yankee. Lagu dari dua penyanyi asal Puerto Riko yang menggambarkan “kenikmatan bercinta” serta mengambil setting di negara asal penyanyi tersebutenaklukkan dunia dengan menjadi lagu dengan jumlah penonton terbanyak di Youtube dengan lebih dari tiga milyar penonton. Despacito berhasil menggeser lagu ‘See You Again’ dari Wiz Khalifa, yang belum lama bertengger di peringkat satu.
Namun, bukan hanya itu saja pencapaian dari lagu Despacito. Versi remix dari Despacito, yang direkam bersama penyanyi asal kanada, Justin Bieber, berhasil menjadi lagu yang bertahan lama di peringkat satu Billboard selama 17 minggu dan menyamai rekor lagu ‘One Sweet Day’ dari Mariah Carey dan Boyz II Men. Prestasi tersebut dicapai setelah sebelumnya Despacito berhasil mengalahkan ‘Macarena’ dari Los Del Rio sebagai lagu berbahasa Spanyol terlama yang menduduki peringkat satu Billboard Hot 100.
ADVERTISEMENT
Selain prestasi tersebut, Lagu Despacito juga mencetak prestasi lain sebagai lagu yang paling banyak didengarkan di situs streaming sepanjang masa mengalahkan ‘Sorry’ dari Justin Bieber. Di luar tangga lagu Billboard, lagu Despacito baik versi orisinil maupun remix juga berhasil menduduki peringkat satu chart musik di berbagai negara di belahan dunia, termasuk Indonesia. Di luar itu, keberhasilan Despacito sendiri juga diyakini turut membantu mendongkrak perekonomian Puerto Riko, yang beberapa bulan sebelumnya menyatakan diri bangkrut karena gagal membayar hutang mereka sebesar 70 Milyar Dollar AS.
Keberhasilan Despacito dalam menaklukkan dunia dengan lirik lagu yang 100 persen ditulis dalam bahasa Spanyol sendiri, bukan hanya meningkatkan popularitas Luis Fonsi semata, namun juga memberikan optimisme bagi musik Latin untuk mengimbangi musik-musik dari negara Anglophone dalam menguasai pasar musik global. Untuk bisa berbicara banyak di pangsa global sendiri, musik Latin sendiri sebenarnya sudah memiliki modal untuk itu.
ADVERTISEMENT
Saat ini, 1/3 dari 100 besar Video Musik yang paling banyak ditonton di Youtube adalah video klip musik Latin, dimana 14 lagu bahkan memiliki jumlah penonton di atas 1 milyar. Selain itu, terdapat delapan musik berbahasa Spanyol dalam 50 besar chart global Spotify pada awal Agustus 2017. Modal tersebut kian menguat dengan dinobatkannya Daddy Yankee yang menggeser Ed Sheeran sebagai artis dengan jumlah lagu terbanyak yang didengarkan di Spotify.
Menurut Rocio Guerra, Kepala Divisi Spotify Amerika Latin kepada Billboard.com, keberhasilan yang dicapai musik Latin tersebut dibantu dengan sistem streaming yang memungkinkan musik dari berbagai belahan dunia bisa diterima dan didengarkan oleh publik.
Platform seperti Spotify juga turut mendorong diberikannya akses yang sama bagi lagu-lagu di berbagai dunia untuk didengarkan secara bersamaan kapanpun dimanapun. Banyaknya pendengar musik Latin, yang beralih ke situs streaming, setelah sebelumnya lebih banyak menikmati musik secara ilegal, turut membuat banyaknya musik Latin yang masuk dalam chart global Spotify. Hal ini kemudian memungkinkan lagu-lagu tersebut didengarkan oleh pendengar di luar Amerika Latin dan akhirnya menciptakan pasar musik baru bagi musik Latin.
ADVERTISEMENT
Saat ini, selain Despacito juga terdapat musik Latin lain yang juga mendominasi chart musik global. Lagu ‘Mi Gente’ yang merupakan kolaborasi penyanyi Reggaeton Kolombia, J Balvin dan penyanyi Prancis, Willy William sempat bertengger di peringkat satu chart musik Global Spotify selain itu lagu Mi Gente juga berhasil masuk ke lima besar chart musik di berbagai negara dan menduduki peringkat satu di negara-negara seperti Belanda, Portugal dan Madagaskar, yang bahasa utamanya bukan Spanyol.
Selain Mi Gente, lagu ‘Reggaeton Lento’ dari CNCO yang baru saja di remix bersama girlband Inggris, Little Mix juga berpotensi untuk menaklukkan dunia. Lagu tersebut kini juga berhasil masuk ke chart musik berbagai negara dengan prestasi tertinggi saat ini menduduki peringkat lima di chart musik Inggris Raya. CNCO sendiri adalah boyband Latin yang personilnya terdiri dari berbagai negara seperti Ekuador, Meksiko dan Puerto Riko serta dimanajeri oleh Ricky Martin. Versi asli dari Reggaeton Lento yang berbahasa Spanyol sendiri sudah ditonton lebih dari 1 milyar orang di Youtube dan merupakan videoklip dari Boyband pertama yang meembus 1 milyar penonton di Youtube.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan lagu-lagu Latin yang mendominasi chart Global sendiri didominasi oleh musik Reggaeton. Musik yang berasal dari Puerto Riko dan Panama dan pertama kali diciptakan di akhir 90-an ini adalah jenis musik yang mencampurkan unsur rap, hip-hop dengan elemen-elemen musik dari Karibia dan Amerika Latin, terutama Jamaika. Walaupun di awal lahirnya, jenis musik ini banyak ditolak label-label musik Latin besar. Namun, didorongnya musik ini oleh generasi muda Hispanik di AS membuat musik ini akhirnya bisa diterima oleh publik. Kesuksesan lagu ‘Gasolina’ dari Daddy Yankee di tahun 2005 membuat musik Reggaeton dikenal luas oleh publik internasional.
Kesuksesan dari Daddy Yankee tersebut kemudian dilanjutkan oleh musisi Reggaeton lainnya, diantaranya adalah Wisin y Yandel yang salah satu lagunya, ‘Abusadora’ pernah masuk dalam nominasi Best Pop Video di MTV Video Music Awards tahun 2009. Kemudian juga ada Don Omar yang lagunya sering dimasukkan dalam album soundtrack saga film ‘Fast and Furious’. Terakhir juga muncul J Balvin yang juga semakin dikenal dengan kesuksesan ‘Mi Gente’.
ADVERTISEMENT
Luis Fonsi sendiri bisa menikmati kesuksesannya saat ini, karena berani keluar dari zona nyaman-nya sebagai penyanyi Balada dan membuat lagu Despacito bersama Daddy Yankee dengan memasukkan unsur Reggaeton. Sebelum ini, Luis Fonsi yang sudah hampir berkarier selama 20 tahun di dunia musik memang lebih banyak dikenal sebagai penyanyi Pop Balada, dengan lagu-lagu hit seperti ‘No Me Doy Por Vencido’ dan ‘Tu Amor’. Kesuksesan Despacito sendiri membuat Luis Fonsi mendapatkan tingkatan kesuksesan baru yang belum pernah dirasakannya ketika membuat musik Pop Balada.
Bagaimana dengan Indonesia?
Indonesia sendiri juga termasuk negara yang terimbas demam Despacito. Lagu Despacito versi remix sendiri juga cukup sering diputar di radio-radio dalam negeri dan sempat menduduki peringkat satu chart musik Indonesia di situs Musicweekly.asia. Walaupun lirik dari despacito yang terkesan vulgar juga sempat menimbulkan kontroversi, namun banyaknya versi cover dan parody dari lagu Despacito sendiri adalah bukti bahwa lagu ini juga berhasil diterima dan sukses menaklukkan pasar musik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana dengan musik Latin lainnya? Well, sejauh ini popularitas musik Latin di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan musik-musik dari negara-negara Anglophone dan K-Pop. Kendati demikian, beberapa lagu-lagu Latin baik dalam bahasa Spanyol maupun Portugis sempat populer dan diputar di berbagai radio musik Tanah Air. Lagu-lagu seperti ‘Asereje’ dari Las Ketchup, ‘Gasolina’ dari Daddy Yankee atau ‘No Me Ames’ dari Jennifer Lopez dan Marc Anthony adalah beberapa lagu berbahasa Spanyol yang sempat populer di Indonesia.
Adapun lagu ‘Ai Se Eu Tu Pego’ dari Michael Telo adalah lagu berbahasa Portugis yang sempat populer di Indonesia. Selain itu, album ‘Vuelve’ dari Ricky Martin yang 99 persen isinya berbahasa Spanyol adalah salah satu album yang banyak dibeli oleh masyarakat Indonesia di tahun 1998/1999. Penghargaan musik Latin Grammy Awards pun sempat ditayangkan di salah satu TV Swasta nasional pada akhir 90-an hingga awal 2000-an. Namun, situasi tersebut tidak otomatis membuat musik Latin menjadi musik yang daapt diterima publik pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, faktor popularitas streaming yang juga terjadi di Indonesia diyakini akan membuat banyak publik Indonesia mendengarkan musik-musik Latin selain Despacito. Banyaknya lagu-lagu Latin yang bertenggar di 50 besar Chart Global Spotify juga membantu publik Indonesia untuk mendengarkan lagu-lagu Latin tersebut. hal tersebut terbukti dengan beberapa lagu Latin seperti ‘Mi Gente’ atau ‘Una Lady Como Tu’ dari Manuel Turrizzo yang masuk dalam 50 besar chart Global Spotify, sempat masuk dalam 50 besar chart viral Spotify Indonesia. Jumlah pendengar musik Latin di Indonesia sendiri diyakini meningkat sebanyak 940 persen pada tahun lalu, dimana faktor Streaming diyakini sebagai salah satu hal yang mendorong hal tersebut.
Maka, Melihat situasi tersebut, maka tidak heran kalau saat ini musik Latin sedang menikmati masa kejayaannya. Namun apakah kejayaan tersebut akan berlangsung lama atau hanya sesaat, maka hanya waktu yang dapat menjawabnya.
ADVERTISEMENT