Konten dari Pengguna

Gen Z, Awas! Jejak Digitalmu Bisa Jadi Bumerang

Stress Management Indonesia
Neuroscience, Holistic, and Humanistic solution centre with the healthy start from home based programme.
5 Desember 2024 10:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Stress Management Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Generasi Z (Gen Z), lahir di era internet, tumbuh di tengah derasnya arus digital. Media sosial, aplikasi chatting, hingga platform video streaming menjadi bagian sehari-hari yang tak terpisahkan. Namun, di balik manfaat besar dunia digital, ada satu aspek penting yang sering luput dari perhatian yaitu jejak digital.
Dekripsi seorang Gen Z bermain media social (Dokumentasi Stress Management Indonesia | Foto Tim Stress Management Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Dekripsi seorang Gen Z bermain media social (Dokumentasi Stress Management Indonesia | Foto Tim Stress Management Indonesia)
Jejak digital adalah semua informasi yang ditinggalkan seseorang saat menggunakan internet, mulai dari unggahan foto, komentar, hingga aktivitas pencarian. Untuk Gen Z, memahami dan mengelola jejak digital ini sangat penting, terutama karena dampaknya tak hanya jangka pendek tapi juga bisa mempengaruhi masa depan mereka, baik secara personal maupun profesional.
ADVERTISEMENT
Media sosial sering digambarkan sebagai pedang bermata dua. Di satu sisi, ia menjadi ruang untuk berekspresi dan berbagi, tetapi di sisi lain, membawa dampak serius pada kesehatan mental remaja. Studi dari Milton Anguyo dan timnya menyoroti bahwa media sosial bisa menjadi arena cyberbullying, perasaan tidak cukup baik (FOMO), dan kecanduan, yang semuanya berdampak negatif pada kesejahteraan mental.
Lebih jauh, penelitian Caroline E. Sagrera menemukan bahwa paparan standar kecantikan tidak realistis di media sosial membuat banyak remaja merasa tidak puas dengan tubuh mereka. Hal ini berdampak pada munculnya gangguan kecemasan dan depresi.
Jejak digital yang ditinggalkan remaja sering kali menjadi cerminan dari kondisi mental mereka. Komentar negatif, unggahan emosional, atau aktivitas yang mencerminkan tekanan sosial bisa berbalik menjadi bumerang. Bahkan, cyberstigma—stigma yang muncul di platform digital—memperparah kondisi ini. Remaja yang terpapar stigma digital rentan terhadap gangguan emosional, isolasi sosial, bahkan risiko perilaku melukai diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Jejak digital bukan sekadar data yang terlupakan. Dalam dunia kerja, unggahan impulsif bisa mempengaruhi penilaian perusahaan. Dalam hubungan personal, komentar negatif atau jejak cyberbullying dapat menciptakan masalah kepercayaan.
Studi oleh Sara Mota Borges Bottino menemukan bahwa cyberbullying berdampak signifikan pada remaja, mulai dari rasa cemas hingga depresi berat. Tidak heran jika edukasi tentang penggunaan media sosial yang aman semakin relevan. Kampanye di beberapa negara, seperti Obertament di Spanyol, berhasil menciptakan percakapan positif tentang kesehatan mental dan mendorong lingkungan digital yang lebih sehat.
Bagaimana Gen Z Bisa Bijak Mengelola Jejak Digital?
Pikir Sebelum Klik
Setiap komentar, unggahan, atau like akan menjadi bagian dari jejak digitalmu. Pastikan konten yang kamu bagikan tidak merugikan orang lain atau dirimu di masa depan.
ADVERTISEMENT
Privasi adalah Kunci
Manfaatkan pengaturan privasi di platform media sosial. Tidak semua hal perlu dilihat oleh publik. Batasi akses hanya untuk orang-orang yang kamu percaya.
Kurangi Oversharing
Tidak semua aspek kehidupan perlu dibagikan ke media sosial. Jaga informasi pribadi seperti alamat rumah, sekolah, atau rutinitas harian agar tidak disalahgunakan.
Hindari Diskusi Negatif Online
Hindari terlibat dalam perdebatan atau menyebarkan komentar negatif di dunia maya. Ingat, jejak itu akan tetap ada dan bisa ditemukan kapan saja.
Ikut Kampanye Positif
Gunakan media sosial untuk hal-hal baik, seperti mengikuti kampanye kesehatan mental atau berbagi cerita inspiratif. Dengan begitu, jejak digitalmu akan lebih bermanfaat.
Gen Z punya potensi besar untuk menciptakan perubahan positif melalui dunia digital. Namun, mereka juga harus sadar bahwa setiap tindakan di internet meninggalkan jejak yang sulit dihapus. Dengan bijak mengelola jejak digital, Gen Z tidak hanya melindungi diri mereka sendiri tetapi juga menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat untuk semua orang.
ADVERTISEMENT
Sekarang giliran kamu! Yuk, mulai periksa kembali jejak digital kamu. Apa yang bisa kamu ubah untuk menciptakan kesan positif? Jangan lupa bagikan artikel ini agar semakin banyak Gen Z yang peduli dengan jejak digital mereka!
Penulis Artikel : Lili