Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Si Paling Overachiever di Tempat Kerja: Apakah Selalu Berarti Positif?
23 Desember 2024 13:10 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Stress Management Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam dunia kerja yang serba cepat, ambisi sering kali menjadi atribut yang dipuji. Namun, bagaimana jika ambisi yang tidak terkendali justru membawa dampak negatif? Fenomena overachiever di tempat kerja semakin marak, terutama di era yang mengedepankan produktivitas dan kompetisi. Tapi, apakah menjadi overachiever selalu berarti positif?
ADVERTISEMENT
Siapa Itu Overachiever?
Overachiever adalah individu yang menetapkan standar tinggi untuk dirinya sendiri, sering kali melampaui ekspektasi yang diberikan. Mereka dikenal sebagai pekerja keras, penuh determinasi, dan tidak ragu mengorbankan waktu serta energi demi mencapai target yang diinginkan. Dalam banyak kasus, mereka dianggap sebagai aset berharga oleh perusahaan.
Namun, sisi gelap dari pola pikir ini kerap terabaikan. Overachiever sering kali bekerja hingga larut malam, merasa cemas jika hasil kerja mereka tidak sempurna, dan bahkan kesulitan membagi waktu untuk kehidupan pribadi.
Ketika Ambisi Berbalik Menjadi Beban
Meski sekilas terlihat menginspirasi, ambisi yang berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik. Penelitian yang dipublikasikan oleh PLOS ONE menunjukkan bahwa tingkat stres yang tinggi pada overachiever berpotensi memicu atau menjadi mediator seseorang burnout, cemas, bahkan depresi.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini sering kali diperparah oleh budaya kerja yang mengidolakan hustle culture. Pujian atas lembur, kerja ekstra, dan target yang dicapai dalam waktu singkat dapat mendorong individu untuk terus mengejar pencapaian baru tanpa jeda.
Tanda-Tanda kamu Seorang Overachiever
Tidak yakin apakah kamu termasuk overachiever? Berikut beberapa tanda yang perlu diperhatikan:
1. Perfeksionisme yang Berlebihan
Kamu merasa harus melakukan segalanya dengan sempurna, bahkan untuk tugas-tugas kecil.
2. Sulit Beristirahat
Waktu istirahat membuat kamu merasa bersalah karena tidak bekerja.
3. Kehidupan Pribadi yang Terlupakan
Prioritas kamu selalu pekerjaan, hingga mengabaikan keluarga, teman, atau bahkan kesehatan sendiri.
4. Kecemasan Akan Kegagalan
Kamu takut bahwa hasil yang kurang memuaskan akan mencerminkan kegagalan pribadi.
Cara Mengelola Ambisi dengan Sehat
ADVERTISEMENT
Ambisi bukanlah hal buruk. Namun, penting untuk mengelolanya agar tetap seimbang. Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:
1. Tetapkan Batasan
Belajar mengatakan “tidak” pada tugas yang tidak mendesak atau berada di luar kapasitas kamu.
2. Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil
Hargai usaha yang kamu lakukan, bukan hanya pencapaian akhir.
3. Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri
Jadwalkan waktu untuk istirahat, hobi, atau aktivitas yang kamu nikmati.
4. Cari Dukungan
Diskusikan tantangan kamu dengan kolega, atasan, atau bahkan konselor profesional.
Menjadi seorang overachiever bukanlah hal yang sepenuhnya buruk, tetapi jika dibiarkan tanpa kontrol, dampaknya dapat merusak. Ambisi seharusnya menjadi bahan bakar untuk pertumbuhan, bukan beban yang membuat kita kehilangan makna dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Apakah kamu seorang overachiever? Jika ya, sudahkah kamu mengelola ambisimu dengan sehat? Jangan ragu untuk mulai mengutamakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, karena kebahagiaan tidak hanya terletak pada pencapaian, tetapi juga pada bagaimana kamu menikmati perjalanan menuju pencapaian tersebut.
Penulis Artikel : Lili