Konten dari Pengguna

Suku Bunga Acuan 6%: Langkah Bijak BI di Tengah Ketidakpastian Global

Kristin Dwi Anggraeni
Seorang Mahasiswa Ekonomi Pembangunan di Universitas Negeri Malang
23 Desember 2024 11:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kristin Dwi Anggraeni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi suku bunga Indonesia (sumber: freepik.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suku bunga Indonesia (sumber: freepik.com)
ADVERTISEMENT
Pada bulan Desember 2024, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6%. Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur yang berlangsung pada tanggal 17-18 Desember 2024. Kebijakan ini merupakan bagian dari strategi BI untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah tantangan global yang semakin kompleks. Dalam beberapa bulan terakhir, Indonesia menghadapi berbagai tantangan, termasuk inflasi tinggi, ketidakpastian ekonomi global, dan kondisi pasar keuangan yang berfluktuasi.
ADVERTISEMENT
Inflasi di Indonesia mengalami tekanan akibat kenaikan harga komoditas global dan gangguan rantai pasokan. BI menargetkan inflasi pada kisaran 2,5% ± 1% untuk tahun 2024, dan keputusan ini bertujuan untuk memastikan inflasi tetap terkendali. Selain itu, pertumbuhan ekonomi global yang melambat, disertai dengan ketegangan geopolitik dan perubahan kebijakan moneter di negara-negara besar seperti Amerika Serikat, memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Dalam konteks ini, BI perlu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah agar tidak terpengaruh oleh fluktuasi eksternal yang dapat mengganggu perekonomian domestik.
Dengan mempertahankan suku bunga acuan di level 6%, BI berharap dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi sambil tetap menjaga stabilitas makroekonomi. Kebijakan ini juga mencakup suku bunga deposit facility yang tetap di 5,25% dan suku bunga lending facility di 6,75%. Dengan kebijakan ini, BI berupaya memberikan sinyal positif kepada pasar bahwa perekonomian Indonesia tetap stabil meskipun menghadapi berbagai tantangan.
ADVERTISEMENT
Kebijakan suku bunga acuan ini memiliki beberapa tujuan utama. Pertama, menjaga stabilitas inflasi agar tidak melampaui target yang telah ditetapkan. Kenaikan suku bunga dapat membantu menurunkan permintaan agregat dan mengurangi tekanan inflasi. Kedua, kebijakan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Intervensi di pasar valuta asing mungkin diperlukan untuk mencegah fluktuasi yang tajam dan menjaga kepercayaan investor.
Ketiga, meskipun suku bunga tinggi dapat menekan pertumbuhan kredit, BI berusaha menemukan keseimbangan antara pengendalian inflasi dan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan menjaga suku bunga acuan di level 6%, BI berharap dapat memberikan kepastian kepada pelaku pasar dan investor dalam merencanakan investasi jangka panjang. Namun, perlu dicatat bahwa suku bunga yang tinggi juga dapat mempengaruhi daya beli masyarakat karena biaya pinjaman menjadi lebih mahal.
ADVERTISEMENT
Kebijakan suku bunga acuan ini memiliki dampak luas terhadap berbagai sektor ekonomi. Di sektor perbankan, bank-bank akan menyesuaikan suku bunga pinjaman dan simpanan mereka sesuai dengan kebijakan BI. Hal ini dapat mempengaruhi permintaan kredit dari sektor usaha dan konsumen. Di sisi lain, tingkat suku bunga yang stabil memberikan kepastian bagi investor dalam merencanakan investasi jangka panjang, meskipun jika suku bunga terlalu tinggi, hal ini bisa menghambat investasi baru.
Meskipun keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6% terlihat tepat dalam konteks saat ini, tantangan ke depan tetap ada. Ketidakpastian global terkait dengan perkembangan ekonomi internasional bisa mempengaruhi keputusan kebijakan moneter BI di masa mendatang. Selain itu, risiko inflasi akibat kenaikan harga komoditas dan gangguan rantai pasokan masih menjadi perhatian utama bagi BI dalam merumuskan kebijakan ke depan.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, melalui keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6%, Bank Indonesia menunjukkan komitmennya untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional dalam menghadapi tantangan global yang kompleks. Kebijakan ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi sambil tetap mengendalikan inflasi dan menjaga nilai tukar rupiah agar tetap stabil. Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan ekonomi domestik dan global untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi kesejahteraan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.