AHY Akui Pembangunan Giant Sea Wall Terkendala Anggaran

8 Januari 2025 17:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan keterangan pers di Kantor Kemenko IPK, Jakarta Pusat pada Rabu (8/1/2025). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan keterangan pers di Kantor Kemenko IPK, Jakarta Pusat pada Rabu (8/1/2025). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
ADVERTISEMENT
Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap keterbatasan anggaran masih menjadi tantangan pembangunan Giant Sea Wall (GSW).
ADVERTISEMENT
“Kita dihadapkan pada tantangan alam survival bagi masyarakat kita, terutama di pesisir pantai. Tetapi juga kita selalu menghadapi prioritas yang lainnya, ada keterbatasan anggaran di sana-sini,” jelas AHY di Kantor Kemenko IPK, Jakarta Pusat pada Rabu (8/1).
AHY mengatakan, pembangunan GSW nantinya tidak hanya berfokus pada pendanaan pemerintah. Ia membuka kemungkinan untuk kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) dalam dan luar negeri.
“Ini akan terus kami pikirkan dan tentunya menunggu arahan-arahan dari Bapak Presiden. Pemerintah tidak bisa sendirian, kita melibatkan atau ingin memperkuat skema kerja sama pemerintah dan badan usaha. Investasi harus kita hadirkan baik dari dalam maupun luar negeri,” lanjutnya.
Sebelum membangun GSW, AHY juga akan fokus pada penyelesaian tanggul pantai, memastikan pasokan air Jakarta dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur dan Karian agar tidak ada penyedotan air tanah, sampai normalisasi sungai. Hal ini agar nantinya ketika GSW dibangun, masalah lain tidak timbul.
ADVERTISEMENT
“Sehingga pada saatnya ketika memang benar-benar sudah harus dibangun tanggul raksasa, open sea dikes itu ini juga sudah dibereskan masalah-masalah lainnya,” jelas AHY.
Pembangunan GSW nantinya juga tidak hanya berfokus di pantai utara Jakarta, melainkan pantai utara pulau Jawa.
“Bukan hanya Jakarta yang menghadapi ancaman banjir rock atau land subsidence tadi, tapi juga di wilayah Semarang, Jawa Tengah, termasuk Demak,” tutur AHY.