Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Akuisisi Mandiri Inhealth Dinilai Berpotensi Perbesar Skala Bisnis IFG Life
3 Juli 2024 18:17 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Aksi korporasi pengambilalihan 80 persen saham PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth) oleh PT Asuransi Jiwa IFG atau IFG Life dinilai berpeluang memperbesar skala bisnis anggota holding BUMN asuransi, penjaminan, dan penjaminan IFG tersebut. Kontribusi perusahaan BUMN terhadap industri asuransi jiwa pun bisa semakin kuat.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya IFG Life mengambilalih 80 persen saham Mandiri Inhealth, yang sebelumnya dimiliki oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan Indonesia Financial Group (IFG). Selanjutnya Mandiri Inhealth akan resmi bergabung dalam ekosistem holding IFG melalui IFG Life sebagai pemegang saham pengendali. Adapun setelah akuisisi, Bank Mandiri mencatatkan porsi kepemilikan 20 persen saham di Mandiri Inhealth.
Pengamat Asuransi dan Dosen Program MM-Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM, Kapler Marpaung menilai, terdapat peluang IFG Life untuk tumbuh lebih besar setelah mengakuisisi Mandiri Inhealth. Selain aset Mandiri Inhealth yang cukup besar, perusahaan itu pun memiliki portofolio proteksi kesehatan yang kuat, sehingga melengkapi cakupan bisnis IFG Life.
“Setelah mengakuisisi Mandiri Inhealth, IFG Life memang tidak langsung menjadi yang terbesar di sektor asuransi jiwa Tanah Air, akan tetapi ke depannya bisa terus lebih besar,” ujar Kapler Marpaung, Rabu (3/7).
ADVERTISEMENT
Mandiri Inhealth, dengan program layanan managed care yang diusungnya, merupakan salah satu dari pemain kuat di industri asuransi kesehatan.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa (AAJI) pada triwulan I/2024, Mandiri Inhealth tercatat sebagai perusahaan asuransi dengan capaian market share di industri asuransi kesehatan kumpulan sebesar 35 persen dan memiliki lebih dari 1,8 juta peserta.
Mandiri Inhealth per 31 Desember 2023 tercatat memiliki total aset senilai Rp 2,82 triliun, atau tumbuh 5,78 persen (year on year/yoy) dari Rp 2,66 triliun pada tahun sebelumnya. Pada periode yang sama, perseroan membukukan pendapatan premi sebesar Rp 3,43 triliun atau naik 15,84 persen (yoy) dari Rp 2,97 triliun.
Perseroan juga tergolong perusahaan yang sangat sehat yang terlihat dari tingkat risk based capital (RBC) Mandiri Inhealth sebesar 733 persen pada 2023, jauh di atas ketentuan minimal OJK yakni 120 persen. Hal itu menunjukkan kondisi keuangan dan bisnis Mandiri Inhealth yang sangat sehat.
ADVERTISEMENT
Kapler melihat bahwa akuisisi perusahaan yang sehat dan baik pertumbuhannya, sejatinya bukan hal yang mudah. Di sana, terdapat peranan Bank Mandiri maupun pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sehingga proses pengambilalihan saham Mandiri Inhealth bisa berjalan baik.