Angkasa Pura Resmi Merger, Jadi Operator Bandara Terbesar ke-5 Dunia

9 September 2024 19:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Erick Thohir menghadiri peresmian merger Angkasa Pura 1 dan 2 menjadi InJourney Airports, Senin (9/9/2024). Foto:  Fariza/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Erick Thohir menghadiri peresmian merger Angkasa Pura 1 dan 2 menjadi InJourney Airports, Senin (9/9/2024). Foto: Fariza/kumparan
ADVERTISEMENT
BUMN pengelola bandara, Angkasa Pura (AP) I dan AP II, resmi melebur alias merger menjadi PT Angkasa Pura Indonesia (API) atau InJourney Airports.
ADVERTISEMENT
Peresmian dilakukan hari ini, Senin (9/9), dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. Adapun proses penggabungan dua entitas pelat merah yang mengelola bandara ini sudah berlangsung sejak tahun lalu.
Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria, mengatakan aksi korporasi ini berlangsung sejak Desember 2023 alias membutuhkan waktu 9 bulan hingga akhirnya diresmikan hari ini.
Sebelum merger, Dony menjelaskan AP I dan AP II masing-masing memiliki kebijakan operasional, sistem IT, sumber daya manusia (SDM) yang berbeda-beda. Dia memastikan seluruh proses penyusunan standar operasional (SOP) baru sudah selesai dan sesuai standar Kementerian Perhubungan.
"Kami sampaikan bahwa tepat di hari ini, kita menjadi operator airport nomor 5 terbesar di dunia," ungkapnya saat Peresmian InJourney Airports, Senin (9/9).
ADVERTISEMENT
Dony menuturkan, InJourney Airports memiliki 160 subsistem yang tergabung yang kemudian dibagi atas 3 kelompok besar, yaitu terminal, airside, dan enterprise system. Perusahaan juga tengah melakukan transformasi dari sisi komersialisasi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Erick Thohir menghadiri peresmian merger Angkasa Pura 1 dan 2 menjadi InJourney Airports, Senin (9/9/2024). Foto: Fariza/kumparan
Pasalnya, lanjut dia, sebelumnya sebagian besar pendapatan InJourney didominasi oleh pendapatan dari sisi aeronautika lebih besar dari nonaeronautika (non-aero). Namun, mulai tahun ini perusahaan berhasil meningkatkan pendapatan non-aero.
"Non-aero revenue kita memberikan kontribusi yang cukup signifikan, kita growth year on year itu sebesar 49 persen, ini satu pencapaian yang cukup baik," tutur Dony.
Sementara itu, Menhub Budi Karya Sumadi menyebutkan InJourney Airports memiliki tugas besar membentuk hub atau pusat penerbangan agar bisa menyaingi Singapura.
"Tugas kita merebut hub itu dengan kesempatan semua. Kita ada Medan, ada Batam dan sebagainya. Jadi kalau itu dibangkitkan menjadi hub, menjadikan kota Medan dan Batam itu lebih baik karena Jakarta tidak mungkin jadi hub," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Budi memastikan bahwa target tersebut bisa tercapai dengan mergernya InJourney Airports yang diharapkan bisa meningkatkan efisiensi pengelolaan kebandarudaraan di Indonesia.
"Proses IT, proses SDM semua bagian-bagian kegiatan itu memang harus menjadi satu. Jadi saya appreciate sekali, ide yang tidak gampang karena banyak biaya-biaya internal, external. Ini menjadi satu hal yang membanggakan," tandasnya.