APRIL Group Tegaskan Komitmen Dukung Indonesia Capai Target FOLU Net Sink 2030

6 Desember 2023 10:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), unit operasional APRIL Group, Sihol Aritonang (paling kiri), di Konferensi Perubahan Iklim COP28 UNFCCC di Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (4/12). Foto: dok. APRIL Group
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), unit operasional APRIL Group, Sihol Aritonang (paling kiri), di Konferensi Perubahan Iklim COP28 UNFCCC di Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (4/12). Foto: dok. APRIL Group
Produsen pulp dan kertas, APRIL Group, menegaskan komitmennya dalam mendukung Indonesia mencapai target FOLU Net Sink 2030 lewat pengelolaan hutan berkelanjutan dan program pelestarian hutan alam. Hal ini diutarakan APRIL Group dalam Konferensi Tingkat Tinggi COP 28 di Dubai.
Adapun FOLU Net Sink 2030 adalah target net sink karbon di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (Forestry and Other Land Use/FOLU). Targetnya yakni tingkat serapan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan sama atau lebih tinggi dari tingkat emisi.
Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), unit operasional APRIL Group, Sihol Aritonang, mengatakan perusahaan terus memperkuat pengelolaan hutan berkelanjutan berdasarkan kebijakan Sustainable Forest Management Policy (SFMP) 2.0 yang dijalankan sejak 2015. Penguatan terus diterapkan dengan diluncurkannya kebijakan satu dekade keberlanjutan, APRIL2030, pada 2020 lalu.
APRIL2030 adalah serangkaian target konkret dan berbasis sains yang bertujuan menjadikan bisnis APRIL lebih berkelanjutan dan sirkular pada tahun 2030. Hal ini juga sejalan dengan Indonesia FOLU Net Sink dan agenda SDG global.
"FOLU Net Sink adalah target yang sangat penting bagi Indonesia dan sektor swasta seperti APRIL berkomitmen untuk secara aktif berkontribusi mencapai tujuan ini," kata Sihol saat menjadi panelis dalam diskusi bertajuk 'Towards 2030 Sustainable Forest Management Commitments' di Konferensi Perubahan Iklim COP28 UNFCCC di Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (4/12).
FOLU Net Sink yang diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini merupakan langkah konkret Indonesia dari sektor kehutanan untuk memenuhi perjanjian Perjanjian Paris (COP25) guna mengurangi emisi karbon dunia dan menjaga kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat Celsius. Sektor kehutanan diperkirakan menyumbang total 40 persen emisi saat ini.
Salah satu langkah yang dilakukan APRIL Group untuk mendukung tercapainya FOLU Net Sink adalah manajemen areal pengelolaan lahan dengan model produksi-proteksi. Dengan model ini, areal hutan tanaman industri (HTI) menjadi benteng dengan mengelilingi areal yang dialokasikan sebagai perlindungan dan restorasi. Sementara itu, areal hutan tanaman untuk produksi menjadi sumber pendanaan bagi areal perlindungan.
APRIL juga memiliki komitmen 1-for-1, yakni mengkonservasi atau merestorasi hutan alam seluas dengan hutan tanaman industri (HTI) yang dikelola APRIL. Sampai hari ini, komitmen ini telah mencapai 80 persen dari target.
Areal restorasi tersebut termasuk kawasan Restorasi Ekosistem Riau (RER) seluas 150.000 hektar yang merupakan bukti dari komitmen APRIL terhadap restorasi hutan alam dan pelestarian keanekaragaman hayati di Provinsi Riau. Terletak di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang, kawasan yang setara dengan dua kali wilayah Singapura ini menjadi salah satu proyek restorasi hutan rawa gambut terbesar yang diinisiasi sektor swasta di Asia Tenggara.
Lewat komitmen APRIL2030, APRIL memperkuat komitmen pendanaan dengan mengalokasikan 1 dolar AS dari setiap ton kayu tanaman yang diproduksi untuk membiayai kegiatan restorasi dan konservasi. Sejak tahun 2020, dana yang yang berhasil dialokasikan telah mencapai 47 juta dolar AS.
"Dana tersebut kami manfaatkan untuk berbagai inisiatif konservasi dan restorasi, seperti program Restorasi Ekosistem Riau (RER)," ujar Sihol.
Sebagai upaya untuk meminimalisasi kebutuhan lahan untuk keperluan penyediaan bahan baku, APRIL berinvestasi pada riset dan teknologi sehingga produktivitas serat kayu tanaman bisa meningkat hingga 50 persen. Caranya melalui perbaikan silvikultur, perbaikan genetik tanaman, dan pengkayaan nutrisi lahan.
"Kami sudah berhasil meningkatkan produksi serat kayu tanaman hingga 13 persen," katanya.
Plt Dirjen Pengelolaan Hutan lestari KLHK, Agus, menegaskan pengelolaan hutan lestari adalah keniscayaan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.
Menurut Agus, salah satu strategi mencapai pengelolaan hutan lestari adalah mendorong rekonfigurasi bisnis kehutanan untuk menerapkan konsep Multi Usaha Kehutanan (MUK) yang tidak hanya fokus pada pemanfaatan kayu.
Dengan MUK, PBPH bisa mengembangkan pemanfaatan kawasan, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, ekowisata, atau jasa lingkungan untuk kemaslahatan yang lebih besar pada hutan.
Menurut Agus, melalui pengelolaan hutan lestari, target untuk mencapai FOLU Net Sink pada tahun 2030 bisa tercapai sebagai mitigasi perubahan iklim.
"Saya optimis, melalui kolaborasi semua pihak, target FOLU Net Sink bisa tercapai," katanya.
Advertorial ini dibuat oleh kumparan Studio