Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Astra Serap Capex Rp 7,6 Tdi Semester 1 2022, Termasuk Akuisisi Saham Hermina
22 September 2022 17:59 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Emiten konglomerasi, PT Astra International Tbk (ASII) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure) atau capex sebesar Rp 7,6 triliun sepanjang semester 1 2022. Serapan ini setara dengan 30 persen dari alokasi capex perusahaan sepanjang tahun 2022 yang berkisar Rp 25 – 26 triliun.
ADVERTISEMENT
“Sebagian besar alokasi capex untuk lini bisnis unit pertambangan di PT United Tractors dan (PT Pamapersada Nusantara) PAMA, misalnya peremajaan alat berat pertambangan dan lain-lain,” ujar Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro dalam konferensi pers Astra, Kamis (22/9).
Selain itu, lanjut Djony, capex juga sudah digelontorkan untuk sektor transportasi dan logistik, investasi di digital, termasuk investasi di PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).
Djony mengatakan, sektor yang menyumbang kontribusi terbesar terhadap total pendapatan adalah sektor bisnis alat berat dan pertambangan sebesar 42 persen. Perusahaan mencatat total pendapatan sebesar Rp 144 triliun.
“Kontribusi terbesar di alat berat dan pertambangan, mengingat harga komoditas sangat baik dan tinggi. Tetapi kalau dari sektor per sektor, semua menunjukkan pertumbuhan sejalan dengan ekspektasi dan perbaikan pertumbuhan eko Indonesia,” katanya.
ADVERTISEMENT
Djony mencermati peningkatan harga komoditas sangat tinggi, sehingga mengerek bisnis alat berat dan pertambangan di anak usahanya, PT United Tractors Tbk (UNTR) cukup menonjol.
Astra grup berhasil kantongi laba bersih senilai Rp 18,17 triliun, naik 105,5 persen dibandingkan semester 1 2021 sebesar Rp 8,8 triliun. Melonjaknya laba bersih disebabkan pendapatan bersih Grup Astra melonjak 33,79 persen, menjadi Rp 144 triliun.
Adapun segmen alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi yang tercatat sebesar Rp 60,44 triliun. Kemudian pendapatan bersih lainnya berasal dari segmen agribisnis sebesar Rp 10,98 triliun, segmen infrastruktur dan logistik sebesar Rp 3,68 triliun, segmen teknologi informasi sebesar Rp 1,23 triliun, dan segmen properti sebesar Rp 543 miliar.