Audit Investigasi Fraud Kimia Farma Apotek Ditargetkan Rampung Agustus

26 Juni 2024 7:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Public expose Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2023 PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF), Selasa (25/6/2024). Foto: Fariza/kumparan Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Public expose Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2023 PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF), Selasa (25/6/2024). Foto: Fariza/kumparan Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) mengatakan hasil audit investigasi dugaan fraud atau pelanggaran laporan keuangan anak usahanya, PT Kimia Farma Apotek (KFA), paling cepat diumumkan Agustus 2024 mendatang.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAEF, Lina Sari, memastikan proses audit investigasi masih berlangsung. Manajemen menyebut kasus tersebut sebagai dugaan integritas penyediaan data di entitas anak.
"Sampai dengan hari ini masih on progress, kemungkinan paling cepat hasilnya bisa kita dapatkan di awal Agustus hasilnya," katanya saat public expose RUPST 2023, Selasa (25/6).
Lina mengatakan, sebelum hasil investigasi itu rampung, perseroan belum bisa menyimpulkan apakah fraud tersebut disebabkan oleh korupsi atau penyebab lainnya.
"Karena ini masih dalam progres tentunya kita belum bisa mengambil kesimpulan atas apa yang sebenarnya terjadi di entitas anak kami," tegasnya.
Sementara itu, Direktur Utama KAEF Djagad Prakasa Dwialam, mengatakan perseroan juga rutin mengevaluasi apotek-apotek yang tidak menguntungkan, berpotensi untuk ditutup.
Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk (KAEF) Djagad Prakasa Dwialam saat public expose RUPST 2023, Selasa (25/6/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
"Perusahaan terus-menerus mengevaluasi unit usaha kita yang menghasilkan profit atau tidak, termasuk apotek kami. Tentunya ada apotek yang profitabilitas tinggi baik karena seleksi obatnya, lokasinya, masyarakat sekitarnya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Djagad menuturkan, apotek yang tidak menguntungkan jumlahnya bervariasi sebab ada juga yang tidak langsung ditutup permanen, namun direlokasi. Adapun saat ini perseroan memiliki sekitar 1.200 apotek, terbanyak di Indonesia.
"Tentunya dengan tujuan untuk menjaga perusahaan secara keseluruhan, tapi kalau kita tutup di satu tempat belum tentu kita tutup lalu selesai, mungkin saja kita relokasi ke tempat lain," pungkasnya.
Sebelumnya, Otoritas Jasa keuangan (OJK) menyebut tengah menelaah laporan keuangan Kimia Farma periode 2019-2023. Terdapat dugaan fraud yang terjadi di anak usaha perusahaan, PT KFA.
Apotek Kimia Farma di Cibinong kehabisan stok parasetamol generik. Foto: Andin Danaryati/kumparan
Melalui surat yang ditujukan kepada Direksi Bursa Efek Indonesia pada 14 Juni 2024, mantan Direktur Utama Kimia Farma, David Utama, menyebutkan telah melakukan audit internal dan menemukan dugaan pelanggaran integritas penyediaan data laporan keuangan yang terjadi di PT KFA periode 2021-2022.
ADVERTISEMENT
“Hal ini berpengaruh pada pos pendapatan, HPP (Harga Pokok Penjualan), dan beban usaha yang kemudian berkontribusi signifikan terhadap kerugian di tahun 2023,” tutur David dalam surat tersebut, dikutip Minggu (16/6).
Selain itu, kata David, kenaikan beban usaha tahun 2023 juga meningkat secara dominan pada KFA, yang tidak terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Kimia Farma bersama dengan Kementerian BUMN dan holding perusahaan pelat merah sektor farmasi, PT Bio Farma (Persero) akan melakukan pembenahan pada tubuh KFA.
"Saat ini manajemen KAEF tengah menelusuri lebih lanjut atas dugaan tersebut melalui audit investigasi yang dilakukan oleh pihak independen. Ke depannya perseroan akan menyampaikan hasil audit investigasi atas dugaan tersebut kepada pemegang saham dan otoritas pasar modal,” imbuh David.
ADVERTISEMENT