Badan Gizi Nasional Bakal Uji Coba Makan Bergizi Gratis di 100 Titik

31 Oktober 2024 16:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siswa menyantap makanan saat mengikuti uji coba makan bergizi gratis di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 04 Cipayung, Jakarta Timur, Senin (26/8/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Siswa menyantap makanan saat mengikuti uji coba makan bergizi gratis di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 04 Cipayung, Jakarta Timur, Senin (26/8/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Gizi Nasional (BGN) akan melakukan uji coba program atau pilot project program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 100 titik di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengatakan uji coba ini dilakukan di 100 titik yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Namun untuk uji coba pada akhir 2024 tersebut, Pulau Jawa tetap menjadi prioritas.
“Di dalam waktu yang tidak lama, kami sudah mendapatkan komitmen dari Dirjen Anggaran (Kementerian Keuangan) untuk melakukan pilot project di 100 titik di seluruh Indonesia. Mulai dari Sabang sampai Merauke, dengan mayoritas tetap di Pulau Jawa,” ungkap Dadan dalam rapat koordinasi bersama Komisi IX DPR RI di Gedung Nusantara I, Kompleks DPR, Jakarta Pusat pada Kamis (31/10).
Dadan mengungkap kalau saat ini BGN telah mendapat komitmen anggaran untuk dana operasional serta dana untuk pilot project dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
ADVERTISEMENT
“Dan kami di 2024, meskipun baru, Alhamdulillah sudah mendapatkan komitmen mendapatkan dana operasional serta dana piloting yang akan diberikan oleh Dirjen Anggaran,” lanjut Dadan.
Petugas menyiapkan makanan bergizi di gedung Satuan Pelayanan Makan Bergizi, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (26/10/2024). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Dadan mengungkapkan ada beberapa metode BGN dalam menyalurkan Makan Bergizi Gratis. Pertama adalah membangun dapur pusat yang terpadu.
“Jadi kami akan melayani seluruh targetnya melalui tiga metode. Yang pertama adalah membangun Central Kitchen,” ungkap Dadan.
Metode selanjutnya adalah menempatkan dapur pusat di sekolah atau pesantren dengan jumlah siswa atau santri minimal 2.000 orang.
Terakhir, metode untuk daerah terpencil dengan menggunakan makanan yang sudah divakum. Untuk daerah terpencil, makanan bisa dikirim sekali dalam seminggu atau sebulan.
“Dan yang ketiga kami akan layani daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau dalam waktu setengah jam, bahkan ada daerah-daerah barangkali nanti yang harus dijangkau dalam satu hari. Nanti akan kami pikirkan menggunakan makanan yang sekarang itu sudah berkembang dengan vakum yang bisa tahan selama satu tahun, sehingga kami bisa kirim sekali pengiriman dalam waktu satu minggu atau satu bulan dengan variasinya menu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT