Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Badan Pangan Nasional Bantah Harga Pangan Bergizi di Indonesia Termahal Se-ASEAN
6 November 2024 21:55 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS Riyono melaporkan berdasarkan data dari Food and Agriculture Organization (FAO), harga pangan bergizi RI tertinggi di Asia Tenggara. Ini diungkapkan dalam rapat bersama Badan Pangan Nasional bersama komisi IV DPR RI, pada Rabu (6/11).
ADVERTISEMENT
Riyono mengatakan, untuk mendapatkan pangan bergizi, masyarakat Indonesia harus mengeluarkan uang sebesar USD 4,47 atau Rp 69.000 per hari.
"Ada 183 juta penduduk kita yang tidak bisa mengakses pangan bergizi Pak Kepala Badan. Kita kalah dengan Thailand USD 4,3, Filipina USD 4,1, Vietnam USD 4, Malaysia USD 3,5," kata Riyono dalam rapat tersebut.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi tidak sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Riyono. Dia membantah harga pangan bergizi RI tertinggi di Asia Tenggara.
"Kalo harga pangan kita dibilang paling tinggi sebenernya tidak juga Pak. Saya kemarin cek sendiri di Singapura, Malaysia, di Korea di beberapa tempat saat kita memang sedang visit," kata Arief.
Dalam paparannya, Arief mengatakan, harga beras premium di ritel Malaysia Rp 14.104/kilo gram-Rp 17.272/kilo gram, harga telur Rp 28.000 sampai Rp 30.600/10 butir, gula Rp 18.900-Rp 20.700/kilo gram, minyak goreng sawit Rp 19.152/liter-Rp 25.344/liter, bawang putih Rp 55.440/kilo gram, bawang merah Rp 46.285/kilo gram, dan cabai merah keriting Rp 93.000/kilo gram.
ADVERTISEMENT
"Harga di rak semua kalau kita konversi lebih tinggi dari kita, saya foto satu-satu untuk menunjukan bahwa harga pangan kita juga sebenarnya tidak terlalu mahal. Telor, minyak goreng, gula, kalo gula mereka memang lebih murah. Gula konsumsi kita gula kristal putih," kata Arief.
"Kecuali daging, nanti kita cerita soal daging, soal efisiensi, soal produksi, jadi sebenarnya daging dan ayam itu kendalanya ada di pakannya," ujar Arief.