Bahlil Minta ExxonMobil Naikkan Produksi Blok Cepu Jadi 150 Ribu BOPD di 2026

30 September 2024 14:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat peresmian smelter milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Senin (23/9). Foto: Dok. YouTube Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat peresmian smelter milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Senin (23/9). Foto: Dok. YouTube Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL) untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 150.000 barel minyak per hari (BOPD) pada tahun 2026.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, produksi minyak Indonesia terus mengalami penurunan, sehingga upaya peningkatan produksi minyak nasional menjadi sangat penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
Dalam kunjungannya hari ini ke Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur, yang dioperasikan EMCL, Bahlil menjelaskan blok tersebut masih menjadi tulang punggung produksi migas nasional.
"Saat ini, tingkat produksi minyak nasional sekitar 577.000 BOPD. Dari jumlah tersebut, Blok Cepu masih memberikan kontribusi sekitar 144.000 BOPD, menjadikannya salah satu yang terbesar secara nasional," ujar Bahlil saat berbincang dengan jajaran manajemen, insinyur, dan operator Blok Cepu di Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (30/9).
Bahlil menekankan pentingnya upaya peningkatan produksi untuk menekan defisit minyak yang saat ini terjadi. Dia pun meminta EMCL menaikkan target produksi dari 125.000 BOPD pada tahun 2026 menjadi 150.000 BOPD.
ADVERTISEMENT
Permintaan Bahlil tersebut jauh di atas target EMCL yang menargetkan produksi 125.000 barel untuk 2026. Dia meyakini bahwa dengan sistem manajemen, etos kerja, dan kreativitas di lapangan, perusahaan bisa melampaui target tersebut.
Sumur B13 Infill Clastic, Lapangan Banyu Urip, Cepu, Kabupaten Bojonegoro yang dikelola oleh PT Exxonmobil Indoensia. Foto: Abdul Latif/kumparan
"ExxonMobil harus bisa mencapai di atas 150.000 barel per hari pada tahun 2026 untuk mengurangi defisit lifting kita," tegas Bahlil.
Bahlil juga menegaskan bahwa pemerintah saat ini, maupun di bawah Presiden terpilih Prabowo Subianto, mendukung penuh peningkatan produksi minyak ini karena berdampak besar bagi penerimaan negara dan cadangan devisa.
"Negara kita membutuhkan dukungan dari perusahaan-perusahaan berpengalaman untuk meningkatkan produksinya. Presiden terpilih, Pak Prabowo, memerintahkan saya untuk menyelesaikan masalah lifting minyak ini, karena peningkatan lifting pasti akan meningkatkan pendapatan negara dan mengurangi impor," katanya.
ADVERTISEMENT
Menanggapi permintaan tersebut, Presiden Direktur EMCL Carole Gall menyatakan pihaknya berkomitmen untuk bekerja keras meningkatkan produksi Blok Cepu.
Salah satu langkah yang sudah dilakukan adalah produksi minyak pertama dari pemboran Banyu Urip infill clastic pada 2024, yang menghasilkan 13.300 BOPD.
"Ini adalah langkah penting dalam upaya kami untuk terus meningkatkan produksi dari Blok Cepu. Kami benar-benar membuat sejarah dengan Banyu Urip infill clastic drilling," ujar Carole.
Lapangan Banyu Urip yang dioperasikan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Jumat (1/3/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Carole menekankan, Keberhasilan EMCL dalam menghasilkan minyak perdana dari pemboran sumur infill clastic ini menjadi program strategis bagi ExxonMobil, mitra, dan Indonesia.
"Program ini sangat penting bagi ExxonMobil, para mitra, dan Indonesia. Program ini akan berkontribusi untuk mencapai target produksi nasional dan memperkuat ketahanan energi Indonesia," tutup Carole.
ADVERTISEMENT