Bahlil Pamer Selesaikan Rp 558,7 T: Investasi Mangkrak era Tom Lembong

24 Januari 2024 14:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menemui ASEAN Business Advisory Council (BAC) Malaysia di sela rangkaian KTT ASEAN ke-43. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menemui ASEAN Business Advisory Council (BAC) Malaysia di sela rangkaian KTT ASEAN ke-43. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan pihaknya telah menyelesaikan Rp 558,7 triliun investasi mangkrak yang ditinggalkan Kepala BKPM sebelumnya, Thomas Lembong.
ADVERTISEMENT
"Saya masuk BKPM Oktober 2019, saya diwariskan pemimpin terdahulu saya investasi mangkrak Rp 708 triliun. Rp 708 triliun saya diwariskan investasi mangkrak. Dan Alhamdulillah dalam kurun waktu tak lebih dari 3 tahun investasi mangkrak tersebut mampu kami eksekusi sebesar Rp 558,7 triliun atau 78,9 persen," kata Bahlil saat konpers di kantornya, Rabu (24/1).
Bahlil mengatakan sisa investasi mangkrak yang tak mampu dia rampungkan itu lebih dikarenakan oleh situasi pandemi COVID-19 yang berimbas pada kondisi internal perusahaan investor.
Bahlil mencontohkan tiga proyek investasi mangkrak yang dia selesaikan. Pertama adalah proyek Lotte Chemical di Cilegon. Proyek dengan investasi Rp 60 triliun itu setelah ditangani Bahlil progresnya sekarang sudah mencapai 80 persen.
Bahlil membandingkan tangan dinginnya menyelesaikan investasi mangkrak dibanding saat BKPM dipimpin Tom Lembong. Lulusan STIE Port Numbay Jayapura itu juga menyindir kampus tempat Tom Lembong menimba ilmu.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat ditemui di Raffles Hotel, Jakarta, Selasa (28/9/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
"Ini mangkrak 4 tahun 5 tahun. Pemimpin saya terdahulu enggak bisa menyelesaikan ini. Karena memang ilmu lapangan tidak ada sekolahnya di Harvard. Apalagi menyelesaikan masalah pemain-pemain lapangan," kata Bahlil.
ADVERTISEMENT
Bahlil menyebut solusi masalah lapangan itu dengan istilah hantu. "Ini kan dalam bahasa saya seperti hantu. Yang bisa menyelesaikan masalah hantu ini hanya orang yang pernah jadi hantu, atau pernah berkawan sama hantu," kata Bahlil.
Proyek kedua yang Bahlil contohkan adalah proyek milik perusahaan energi asal UEA, Masdar yang membangun PTLS terbesar se-ASEAN di Cirata.
"Itu juga mangkrak 5 tahun. Itu juga terselesaikan. Sekarang Pak Presiden kemarin menunjukkan itu adalah implementasi proyek mangkrak, Alhamdulillah terselesaikan," kata Bahlil.
Kepala BKPM Thomas Lembong Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Yang ketiga adalah proyek pabrik semen di Kalimantan Timur yang setelah BKPM dipegang Bahlil, saat ini sudah mulai produksi.
"Itu contoh tiga, saya enggak perlu kasih contoh banyak-banyak nanti waktu saya habis. Sekali lagi, itu saya diwarisi pemimpin terdahulu saya, untuk saya selesaikan," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Meskipun diwarisi proyek investasi mangkrak, dia mengatakan tidak perlu sampai marah kepada Tom Lembong.
"Tapi tidak boleh kita marah karena sistem kepemimpinan di Republik ini berkelanjutan dan perbaikan. Jadi saya melanjutkan untuk yang terbaik," pungkas Bahlil.