Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bahlil Tepis Carbon Capture Pertanyaan Jebakan Gibran: Nilai Ekonominya Besar
28 Desember 2023 16:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Investasi sekaligus Ketua Dewan Pembina Relawan Pilar 08 Pendukung Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran, Bahlil Lahadalia , menepis tudingan Gibran Rakabuming Raka menggunakan question trap atau pertanyaan jebakan dalam debat cawapres. Tudingan itu buntut pertanyaan Gibran tentang carbon capture and storage (CCS) atau penangkapan dan penyimpanan karbon ke cawapres Mahfud MD.
ADVERTISEMENT
Bahlil mengatakan, Gibran adalah sosok anak muda yang pintar. Dia mengerti tentang investasi bisnis kekinian, khususnya masalah energi hijau.
"Enggak (bukan pertanyaan jebakan). Mas Gibran itu pintar bos. Mas Gibran itu sangat paham betul tentang investasi bisnis kekinian," kata Bahlil dalam program Info A1 kumparan, Kamis (28/12).
Menurut bahlil, salah satu isu terkini tentang energi hijau adalah tentang CCS. Bahlil membeberkan, istilah ini justru diajarkan Gibran kepadanya.
"Instrumennya adalah storage carbon capture, karena dia harus menangkap CO2 untuk dimasukkan. Nah ini Mas Gibran yang ajarin kita bos," ungkap Bahlil.
Menurutnya, melalui regulasi yang tepat Indonesia bisa memaksimalkan penerimaan negara dari instrumen CCS. Mengingat, Indonesia memiliki tempat penyimpanan CO2 terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT
"Jadi ini bukan persoalan menjebak atau tidak menjebak," tegasnya.
Sebenarnya Apa Itu CCS?
Berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM No 2 Tahun 2023, CCS adalah kegiatan yang mencakup penangkapan emisi karbon dan/atau pengangkutan emisi karbon tertangkap, dan penyimpanan ke zona target injeksi dengan aman dan permanen sesuai dengan kaidah keteknikan yang baik.
Sebenarnya selain CCS, ada juga istilah lain yang selalu dilekatkan dengan penangkapan karbon ini yaitu Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).
Deputi Bidang Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, menuturkan pemerintah telah mengumumkan kemajuan strategis dalam penerapan teknologi CCS untuk pembangunan berkelanjutan.
"Indonesia, dengan kapasitas penyimpanan CO2 potensial yang mencapai 400 hingga 600 gigaton di-depleted reservoir dan saline aquifer, berdiri di garis depan era industri hijau," ungkapnya melalui keterangan resmi, Sabtu (23/12).
ADVERTISEMENT
Potensi ini, kata dia, memungkinkan penyimpanan emisi CO2 nasional selama 322 hingga 482 tahun, dengan perkiraan puncak emisi 1.2 gigaton CO2 ekuivalen pada tahun 2030.