Bakal Jadi Pengganti Pertalite, Ini Kandungan Pertamax Green 92

31 Agustus 2023 11:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu awak mobil tangki tangki (AMT) Pertamina sedang melakukan pengisian BBM Pertamax untuk didistribusikan ke SPBU setempat menjelang menjelang malam pergantian tahun baru 2019 Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu awak mobil tangki tangki (AMT) Pertamina sedang melakukan pengisian BBM Pertamax untuk didistribusikan ke SPBU setempat menjelang menjelang malam pergantian tahun baru 2019 Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) mengusulkan agar BBM Pertalite dihapus mulai 2024. Usulan ini masuk dalam tahap dua Program Langit Biru yang akan menggantikan BBM RON 90 (Pertalite) ke BBM RON 92 (Pertamax).
ADVERTISEMENT
Jika usulan ini disetujui Presiden Jokowi, kandungan BBM RON 92 akan ditingkatkan dari dengan tambahan bioetanol 7 persen E7. Jadi namanya BBM Pertamax Green 92.
"Oleh karena itu tahun 2024 mohon dukungannya juga kami akan mengeluarkan lagi yang kita sebut Pertamax Green 92. Sebetulnya ini Pertalite kita campur dengan etanol, naik oktannya dari 90 ke 92," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (30/8).
Secara rinci, tiga produk yang akan dipasarkan Pertamina adalah Pertamax Green 92 dengan mencampur RON 90 dengan 7 persen etanol yang disebut E7, kedua Pertamax Green 95 mencampur Pertamax dengan 8 persen etanol jadi E8, dan Pertamax Turbo.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada dua green gasoline, green energy, low carbon yang akan menjadi produk dari Pertamina," katanya.

Pertamina Usul Pertamax Green 92 Disubsidi

Dalam kesempatan itu, Nicke juga mengusulkan agar Pertamax Green 92 disubsidi. Alasannya, harga produk ini akan diatur karena masuk dalam barang subsidi dalam Jenis BBM Penugasan Khusus (JBKP) seperti Pertalite saat ini. Sedangkan sekarang Pertamax masih merupakan Jenis BBM Umum (JBU) yang harganya diatur Pertamina sesuai harga minyak mentah dunia.
"Tentu saja ketika ini menjadi program pemerintah, Pertamax Green 92 harganya pun tentu ini adalah regulated. Tidak mungkin yang namanya JBKP harganya diserahkan ke pasar karena ada mekanisme subsidi atau kompensasi di dalamnya," ujar Nicke dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (30/8).
ADVERTISEMENT
Menurut Nicke, usulan ini sejalan dengan keinginan pemerintah yang ingin Indonesia bebas emisi karbon (Net Zero Emission/NZE) pada 2026. Hal ini terlihat dari kandungan Pertamax Green 92 yaitu campuran Pertalite (RON 90) dengan 7 persen etanol yang disebut E7. Tapi dia ingin harganya disubsidi agar terjangkau bagi masyarakat.
Per 1 Agustus 2023, harga Pertamax di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi dijual Rp 12.400 per liter. Sedangkan Pertalite Rp 10.000 per liter.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyampaikan paparannya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/8). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
"Kami mengusulkan ini adalah karena itu lebih baik gitu ya, kalau misalnya dengan harga yang sama tetapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik dengan octan number (RON) lebih baik sehingga itu untuk mesin juga lebih baik sekaligus emisinya juga menurun, why not?"
ADVERTISEMENT
Tapi Nicke menegaskan usulan ini berasal dari kajian internal Pertamina. Keputusan akhir tetap ada di pemerintah.