Bank Dunia Peringatkan Dampak Konflik Timur Tengah ke Ekonomi RI

10 Oktober 2024 14:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Bank Dunia. Foto: REUTERS/Johannes P. Christo
zoom-in-whitePerbesar
Logo Bank Dunia. Foto: REUTERS/Johannes P. Christo
ADVERTISEMENT
Bank Dunia atau World Bank mengungkapkan sejumlah tantangan yang dapat mempengaruhi kebijakan makroekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik, termasuk Indonesia di saat pelonggaran kebijakan moneter global.
ADVERTISEMENT
Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, menyebutkan yang pertama yaitu ketegangan geopolitik yang ada di Timur Tengah.
Menurutnya, ketegangan yang terjadi di Timur Tengah ini berdampak pada perekonomian. Misalnya, transportasi perdagangan di wilayah tersebut menjadi terganggu.
"Kapal-kapal ke wilayah tersebut, alih-alih datang dengan cepat ke Terusan Suez, kini menempuh rute panjang berliku di sekitar Tanjung Harapan, yang berarti biaya pengiriman saat ini 40 persen lebih tinggi daripada sebelum pandemi," kata Aaditya Mattoo dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (10/10).
Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan meningkatkan harga bahan pokok seperti minyak dan juga mengganggu permintaan global untuk ekspor wilayah tersebut.
Selanjutnya, perlambatan ekonomi di China juga menjadi sorotan. Sebab, kondisi ini akan berdampak pada jumlah ekspor dari negara tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kekhawatiran ekonomi yang harus kita pertimbangkan adalah bahwa kawasan ini akan semakin tidak diuntungkan dari pertumbuhan ekonomi Tiongkok karena pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat," ujar Aaditya Mattoo.
Terakhir, kebijakan global membatasi perdagangan. Dengan adanya tarif eksplisit, pembatasan ekspor, dan beberapa peraturan industri baru.
"Kebijakan yang sering kali disertai persyaratan yang membuat produsen memilih input domestik daripada input asing agar memenuhi syarat untuk mendapatkan subsidi," kata Aaditya Mattoo.