Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Bank Dunia Sebut Thailand-Vietnam Mulai Gunakan Robot, Gantikan Peran Teller
10 Oktober 2024 11:47 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Bank Dunia atau World Bank melaporkan saat ini robot industri atau artificial intelligence (AI) telah menguasai sejumlah lapangan pekerjaan di kawasan Asia Timur dan Pasifik.
ADVERTISEMENT
Kepala Ekonom World Bank untuk Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, mengatakan teknologi tersebut telah memasuki industri perbankan. Bahkan teknologi tersebut telah menggantikan peran dari teller.
"Dorongan besar datang dari kecerdasan buatan, yang tiba-tiba memungkinkan sejumlah besar tugas yang memerlukan pemikiran yang lebih canggih, keterampilan kognitif yang lebih canggih untuk dilakukan oleh kecerdasan buatan," kata Mattoo dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (10/10).
Mattoo mengungkapkan, beberapa negara yang telah mengadopsi robot industrial tersebut yaitu Thailand, Malaysia, Tiongkok, dan Vietnam.
Sementara itu, beberapa negara lainnya seperti Indonesia dan Filipina, masih relatif kurang tersentuh oleh kedatangan robot.
"Mereka melihat pertumbuhan signifikan dalam adopsi robot industri, meskipun tingkat penetrasi masih relatif rendah dibandingkan dengan, katakanlah, negara-negara berpenghasilan tinggi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Mattoo menjelaskan, robot industri ini tidak hanya digunakan untuk membuat mobil atau komputer dan elektronik, tetapi juga di sektor lain seperti karet dan plastik.
Menurutnya, kehadiran dari robot industri khususnya di kawasan Asia Timur dan Pasifik sudah menciptakan sebanyak 2 juta lapangan pekerjaan dengan keterampilan tinggi dalam kurun waktu empat tahun terakhir.
Pada saat yang sama, teknologi tersebut telah menggantikan sekitar 1,5 juta pekerjaan yang membutuhkan keterampilan rendah dari orang-orang yang melakukan pekerjaan rutin yang lebih mekanis.
"Secara keseluruhan positif, tetapi dampaknya berbeda-beda dan tantangannya adalah untuk memungkinkan pekerja kita menegosiasikan transisi ini. Kecerdasan buatan masih merupakan teknologi yang baru lahir," ujarnya.