Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bank Indonesia Catat Kredit Perbankan Tumbuh 11,28 Persen di Februari 2024
20 Maret 2024 14:55 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI) mencatat kredit perbankan terus meningkat. Pada Februari 2024, kredit tumbuh tinggi sebesar 11,28 persen secara tahunan atau year on year (yoy), terutama pada sektor Pertanian, Pertambangan, Konstruksi, Perdagangan, Jasa Sosial, dan Jasa Dunia Usaha.
ADVERTISEMENT
“Dari sisi penawaran, tingginya pertumbuhan kredit ditopang terjaganya appetite perbankan yang didukung dengan permodalan dan ketersediaan likuiditas,” kata Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Rabu (20/3).
Perry mengungkapkan ketersediaan likuiditas perbankan tercermin pada tingginya rasio AL/DPK sebesar 27,41 persen yang didukung oleh KLM Bank Indonesia. Untuk mencapai target pertumbuhan kredit 2024 di tengah pertumbuhan DPK Februari 2024 sebesar 5,66 persen (yoy), perbankan melanjutkan strategi realokasi aset dan optimalisasi pricing pendanaan.
Tak hanya itu, perbankan juga mengoptimalisasi sumber pendanaan lain, seperti pinjaman, penerbitan surat utang jangka panjang, dan right issue saham.
Sementara dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja rumah tangga dan korporasi yang diperkirakan terus meningkat pasca Pemilu. Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi masing-masing sebesar 11,82 persen (yoy); 12,04 persen (yoy); dan 9,70 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Pembiayaan syariah melanjutkan pertumbuhan tinggi sebesar 15,89 persen (yoy) pada Februari 2024, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 8,85 persen (yoy).
“Ke depan, pertumbuhan kredit 2024 diprakirakan meningkat dan berada pada kisaran 10-12 persen,” ungkapnya.
Bank Indonesia akan terus memperkuat efektivitas implementasi kebijakan makroprudensial yang akomodatif, dan meningkatkan sinergi dengan Pemerintah, otoritas keuangan, Kementerian/Lembaga, perbankan, serta pelaku dunia usaha.
“Untuk memperkuat penyaluran kredit, Bank Indonesia dalam waktu dekat akan memperkuat implementasi KLM dengan mengoptimalkan insentif likuiditas yang tersedia serta memperluas cakupan sektor prioritas yang berkontribusi besar pada pembiayaan pertumbuhan ekonomi nasional,” tandasnya.